A''

62 10 0
                                    

Kita berjanji, dulu sebelum kenaikan kelas kita membuat janji bahwa semuanya akan baik baik saja. Namun kenyataannya tak sesuai dengan apa yang selalu kita harapkan. Karena kehadiran orang baru, karena kesibukan kita di tahun terakhir SMP membuat semuanya semakin sulit. Kita berjanji untuk selalu bertemu saat jam istirahat, seperti dulu. Namun, karena berbagai alasan, karena kalian tidak datang, karena aku tidak enak menolak ajakan teman sekelas, semuanya tak selalu berjalan mulus. Hingga kita mulai jarang bertemu, bahkan terkadang aku tak pernah bahkan hanya melihat wajah kalian dalam beberapa hari. Ketika kau memiliki waktu luang, aku tidak dan ketika aku memiliki waktu luang, kaulah yang tidak memilikinya. Dulu kita tertawa bersama, mengerjakan tugas bersama, saling menjahili, dan banyak lagi hal yang kita lakukan bersama, tapi sekarang semua berubah, hal hal itu menjadi sangat jarang kita lakukan bersama lagi. Ini bukan salahmu, juga bukan salahku. Ini karena keadaan, karena waktu dan jarak yang membuat semuanya berubah. Aku harap kita akan selalu bersahabat apapun yang terjadi,  walau nanti kita tak lagi bertemu, tak lagi bisa saling bertatap wajah, meski kita tak lagi saling mengenal.

                             LUKA

Dentingan lembutmu harmoni
Mengiringi alunan indah sang melodi
Namun tak membuat terang
Gelap, seram, dan suram
Sesuatu yang bersinar tapi tak terang
Melodi, yang membawa kenangan kembali
Kenangan yang dulu melukis senyuman
Kini hanya menuai air mata
Tempat yang dulu melindungi
Kini hanya mengiris hati
Bahagia yang dulu selalu bersama
Kini hanyalah puing luka
Nama yang akrab disapa
Kini menjadi sangatlah asing
Tali yang dulu sangatlah kuat
Terputus tanpa belas kasihan
Cahaya yang selalu ada
Kini mulai meredup
Janji yang selalu menemani
Kini tak lagi ditepati
Tawa yang dulu menghiasi
Kini pergi tak berbekas
Rasa takut kembali hadir
Kehilangan yang memilukan
Menyisakan kekelaman hati
Di dunia yang tanpa belas kasih
Kepergian, penyesalan dan takdir
Luka,  yang tak bisa berucap
Matahari yang selalu hanya ingin menyinari
Bintang yang hanya ingin menghiasi
Bulan yang seakan hanya mampu mengawasi
Seakan hanya awan yang mengerti semua
Yang menurunkan sang hujan
Untuk menemani sepinya hari
Sang hujan yan membantu mencurahkan semua
Rasa sakit, pedih, luka, amarah dan sendiri
Meski tak membuat semua berubah
Namun setidaknya berusaha
Tetapi dalam hidup ini
Siapakah sang awan itu?
Yang rela mengorbankan sang hujan?
Melepasnya untuk pengobat luka?

Perjalanan Sahabat Di B'ONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang