PART 3

4 0 1
                                    

CAHAYA KECIL YANG BETERBANGAN

   "Hm...,jam berapa sih ini" ujar Gisya terbangun dari tidur nya,perlahan gadis itu mengerjap kan kedua mata nya,lalu tersenyum mendapati kedua orang yang dicintai nya tertidur pulas saling berpelukan,mama papa romantis banget sih,ujar Gisya dalam hati
   "Baru jam 02 15 nih,tapi kok mata aku nggak mau tidur ya?" ujar Gisya mulai bosan,
    "Hm... Aduh,pengen BAK lagi" ujar Gisya kesal,karna segan membangun kan kedua orang yang di sayang nya,Gisya terpaksa pergi sendiri ke toilet,walaupun ketakutan tapi dia tetap memilih untuk tidak membangun kan mama,papa nya
Gisya berjalan perlahan menuju toilet umum yang letak nya agak jauh dari tempat nya berkemah bersama mama,papa nya,Gisya mengedarkan pandangan nya takut,namun saat itulah mata indah nya melihat sesuatu yang sangat indah di malam itu,bukan rembulan maupun bintang,kali ini terasa luar biasa oleh nya
    "Apa itu?," ujar Gisya kagum beserta bingung melihat sekelompok cahaya kecil beterbangan di depan nya
      "Indah sekali" ungkapnya dalam kesepian malam itu,ketakutan yang dirasa nya pun mulai sirna,tangannya terangkat ingin menggapai cahaya kecil itu,ya Gisya,gadis manja itu tidak tau apa yang sedang di liat nya penuh kagum itu,binatang indah yang ditatap kagum oleh gadis bermata indah itu adalah sekelompok KUNANG KUNANG yang terbang indah menampak kan cahaya nya dengan sengaja membuat gadis cantik bernama Gisya itu tertarik,sesaat Gisya melupakan niat awal nya keluar dari tenda untuk pergi ke tolilet,namun tak lama setelah itu Gisya mulai merasakan hajat nya,dengan terburu buru Gisya berlari menuju toilet,meninggal kan sekelompok kunang kunang itu yang kini merasa kecewa

  Sementara itu di tenda

  "Huaaaa,aduh pengen pipis lagi" ujar papa Gisya terbangun dari tidur nya tangan nya sibuk mengucek kedua mata nya,saat pandangan nya sudah mulai normal laki laki itu mengedarkan pandangan nya,didapati oleh nya istri nya sedang tertidur pulas,namun matanya membesar ketika melihat anak gadis nya tidak terlihat lagi di dalam tenda itu,dia mulai panik,dan dengan terpaksa membangun kan istri nya
  "Sayang,ayo bangun,sayang ayolah" ujar nya panik
   "Apa sih pa?" ujar mama duduk dari tidur nya
   "Ma,Gisya gak ada ma,apa dia bilang ke mama mau pergi kemana?!" ujar papa panik
     "Gisya?,mana dia pa?,pa mana Gisya pa?" ujar mama tidak kalah panik
     "Mama beneran gak tau Gisya kemana?" ujar papa bertambah panik
      "Mama gak tau pa,pa Gisya pa,dia harus baik baik aja,Gisya kemana pa,kita harus nyari dia sampai ketemu pa" ujar mama menangis
      " Udah kamu jangan nangis,kita pasti bakal nemuin Gisya" ujar papa memeluk mama seraya mengusap puncak kepalanya menenangkan
       "Ayo pa,ini salah kita pa,karna mengabaikan Gisya,Ckk kita ini orang tua macam apa pa?" ujar mama tidak terkendali
       "Jangan salahin diri kita dulu ma,sekarang kita harus cari Gisya" ujar papa seraya keluar dari tenda bersama mama
        
GISYA POV

  "Uh lega" ungapku keluar dari toilet,sejenak aku mencari cari kemana perginya cahya kecil tadi,aku mengedarkan pandangan,ingin rasanya aku kembali melihat pemandangan indah tadi,aku mulai melangahkan kaki ku,perlahan sesuatu menyentuh wajah ku lembut,kusentuh wajah ku,dan mendapati seekor binatang yang hinggap di wajah ku,aku melihat nya penuh rasa takut,ingin rasa nya aku berteriak karna aku tidak pernah menyentuh hewan apa pun selama ini,namun niat ku untuk berteriak sirna begitu saja saat aku melihat hewan itu perlahan menunjukkan cahaya dari perut nya,aku tersenyum menyadari ternyata cahaya kecil itu hewan
  "Indah nya,hey? kamu dari mana?,kasian,kamu pasti terpisah dari teman teman kamu ya?" ujar ku memandanginya di telapak tangan ku,aku tertawa menyadari kekonyolan ku,saat aku melihat hewan indah itu,perlahan dia terbang dari tangan ku,lalu terbang entah ke mana,aku pun berjalan mengikuti keindahan cahaya nya di malam yang kelam itu,kaki ku menyusuri kemana hewan itu pergi,mataku tak henti hentinya memandang hewan itu penuh takjup,aku terus berjalan tidak menyadari kemana kakiku melangkah,aku semakin bungung atas apa yang ada di depan ku,bingung serta kagum yang aku rasa bercampur menjadi satu,membuat mulutku terbuka lebar,takjup,mendapati semua yang ada di depan mata ku,indah,aku terduduk mataku tak henti menatap keindahan itu,kaki ku tidak kuat menahan tubuh ku,aku terduduk,lalu menangis,terharu melihat keindahan didepan ku,cahaya kecil itu sekarang menjadi besar karna beribu hewan tadi bersatu membuat cahaya itu semakin indah di tengah kegelapan
  Mentari mulai muncul di balik pepohonan yang tegak dengan gagah nya,cahaya itu membawa warna yang membuat ku terkagum,Jingga dan Biru,indah sekali,membuatku ingin terbang memegangi awan di atas sana,ingin melihat ke dua warna itu bersatu walau hanya sesaat,aku tidak sadar ternyata sudah pagi,bagaimana ini,perasaan cemas mulai menyempiti pikiran ku,papa sama mama pasti cemas mengetahui aku nggk ada di tenda,aduh gimana aku bisa mengabaikan hal sepenting itu sih,kenapa aku tidak langsung kembali ke tenda setelah ke toilet,
  "Apa yang harus aku lakuin!??" tanya ku pada diriku sendiri
  "Dan apa yang harus aku katakan sama papa,mama,mereka pasti cemas nyariin aku" ucapku sangat cemas
  "Huh,itu urusan nanti,yang penting aku harus pulang ke tenda dulu" ujarku berdiri dari duduk ku
    "Tapi aku lewat mana?,aku nggk tau jalan di sini lagi,ma,pa,Gisya takut,maafin Gisya ma,pa,jemput Gisya di sini" ujarku ketakutan,aku coba untuk mengingat dimana jalan yang aku lewati tadi malam,namun hasil nya nihil,aku sama sekali tidak mengingat nya,apa yang harus aku lakukan di tengah hutan ini?,ujar ku dalam hati,aku kembali terduduk,menangis,namun aku tidak berhenti berusaha,aku tetap mencari jalan keluar dari hutan ini,aku ingin secepat nya bertemu orang tua ku,aku nggak boleh cengeng,aku nggak boleh gampang nyerah,semangat ku mulai timbul setelah berusaha meyakin kan diriku sendiri,aku berdiri,mengedarkan pandangan ku hanya pohon pohon besar yang aku dapati,aku terus berjalan,mengingat diamana jalan untuk ku kembali ke tenda...

Kemuning JeramiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang