Hari Buruk

4K 26 0
                                    

Sihan Lee

Aku lahir dengan keluarga yang tidak baik keluarga yang tidak menginginkan kehadiranku.

Hari ini, sihan harus berangkat kuliah ia harus menanmpilkan wajah bahwa dirinya tidak ada apa - apa.

"Uhh.. udaranya segar sekali." Sihan melihat ke atas langit yang begitu cerah dan indah.

Seseorang datang dari belakang menyapa sihan.

"Sihan "

Sihan menoleh melihat temannya mengahampirinya.

"Ada apa?"

"Tidak ada apa - apa, hanya ingin berjalan memuju kelas bersamamu." Ujar temannya

Sihan mengangguk baru saja sedikit bisa melupakan masalah di rumah ia mendapatkan masalah lagi. Ia melihat kekasihnya bersama perempuan lain.

Temannya yang bingung melihat sihan dengan diam.

"Sihan lihat apa?" Temannya ikut menatap yang di tatap oleh sihan

Ia pun terkejut.

Kekasihnya menghampiri sihan dan perempuan yang sedang bersama dirinya.

"Aku hanya ingin memperkenalkan dirinya bersamamu." Katanya dengan wajah tidak bersalah

"Mulai sekarang kita berpacaran." Ujar perempuan itu

"Dan kita putus." Sihan yang mendengar itu pun terkejut.

Sihan menahan emosinya dan temannya yang mencoba untuk menahan sihan supaya tidak membuat masalah.

Akhirnya sihan pergi meninggalkan mereka untuk menjauhi tempat itu dengan tangisan dan rasa sakit di hatinya.

Sihan mencoba berlari sekencang mungkin dan mencari tempat untuk menenangi dirinya. Ia menemukan tempat sangat sepi tidak ada orang - orang di tempat itu. Ia menangis, berteriak sekencang mungkin apa salah dirinya apa salahnya.

"Apa salahku semua yang berada disisiku menyakiti diriku." Batinnya berkata

Beberapa menit kemudian sihan mulai tenang hatinya. Ia mencoba untuk pergi meninggalkan tempat ini tetapi, ia tersandung dengan tangga pijakan dan ia kehilangan keseimbangan tubuhnya. Sihan pun terjatuh ke sungai

Sihan mencoba untuk menyelamatkan diri percuma saja ia meminta tolong tempat ini sepi tidak ada menolong dirinya.

"Apa ini berakhir?"

"Apa hidupku akan berakhir?"

"Apa ayah ibu akan khawatir denganku?"

Batinya terus berkata

Dan Sihan meneteskan air mata untuk keburukan hidup dirinya.


*****

Hari yang memancarkan ruangan di sisi kamar. Membuka mata dengan cahaya matahari menerpa sisi wajahnya.

"Apa aku tidak mati?" batin sihan

Seseorang yang berada di sampingku melihat diriku dengan tatapan terkejut.

"Yang mulia sudah bangun." Ujar orang itu

"Aaa?"

"Aku akan memanggil yang mulia nyonya dan tuan kalau nona sudah bangun." Tiba - tiba ia pergi meninggalkan ruangan ini.

Sihan menatap orang itu dengan aneh ia pun melihat cermin yang berada di samping dirinya. Ia membelakan mata, ia melihat dirinya berbeda dengan tubuh dan wajah yang sangat berbeda ini bukan tubuhnya.

Cerminan JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang