Lagi lagi, aku menghawatirkan sesuatu yang tidak seharusnya aku khawatirkan.
Aku yang sangat takut kamu pergi, hilang, dirampas oleh dia yang aku rasa memang untuk kamu.
Seharusnya aku tidak perlu khawatir, karna dulu ini hal yang aku inginkan. Walaupun sekarang aku sangat benci jika hal ini terjadi.
Ya tapi. Seharusnya aku tidak seperti ini.
Takut kamu dengan yang lain.
Padahal jelas kita memang tidak mungkin bisa menjadi kita yang lebih hanya dari dua orang teman yang salah satunya merasa terjebak, dijebak, sampai tersesat padahal tidak pernah ada yang menjebak.Tidak masalah jika kita tidak bisa menjadi kita yang lebih seperti saat ini.
Tapi aku mohon. Jangan dia yang bisa menjadi kita dengan kamu.
Ok, lagi lagi aku tidak berkaca. Siapa aku?
Apa hak aku untuk menentukan siapa yang pantas dan tidak untuk kamu.
Apa hak aku untuk melarang mau kamu dengan siapa?
Aku tidak meminta pada tuhan untuk jadikan kamu yang terbaik untuk aku. TIDAK. Karna memang bukan.
Aku pun tidak meminta pada tuhan untuk tolong dekatkan aku dengan kamu. TIDAK. Karna itu sama saja dengan aku melawan takdir tuhan.
Tapi. Munafik bukan? jika aku berdoa untuk kebaikan kamu apapun walaupun itu sangat menyakitkan untuk aku.
Aku tidak akan berdoa seperti itu!
Aku hanya meminta untuk jauhkan kamu dari aku. Buat rasa ini hilang. Buat kepedulian yang amat berlebih ini pudar. Buat apapun yang makin mendekatkan aku dengan kamu ini berhenti.
Karna percuma, aku hanya membuang buang waktu dengan orang yang jelas bukan untuk aku.
Yang jelas tidak berharap lebih dengan aku.
Yang jelas sedang menunggu yang lain saat sedang bersama aku.
Yang jelas hanya menganggapku tidak lebih daripada seekor sahabat baik yang selalu ada padahal menyimpan rasa.
Ya mungkin ini saatnya.
Saat dimana aku dan kamu tidak akan menjadi kita sekalipun hanya teman dekat.
Saat dimana semuanya akan menjadi asing kembali.
Sebenarnya, ini kali kesekian aku ingin pergi, asing, menjauh, bahkan hilang.
Tapi, aku yang selalu gagal.
Karna niat ini hanya aku ucap, tidak aku lakukan.
Sekarang, selamat tinggal.
Semoga kali ini niatku bukan hanya sekedar ucap.
- Rasa di bandung, 2017-2019.