Rebel Heart - ٤

20 5 0
                                    

الجزء الرابع

- Part 4 -

خطة الهروب الأولى
"Escape Plan #1"

***

ALISHA terbangun dari tidur ayamnya pada pukul lima.

Pada dasarnya, dia memang tak bisa tidur di tempat asing. Jangankan di pesantren yang kasurnya keras begini. Saat menginap di rumah megah kakeknya saja, ia harus menyelip ke kamar mama papanya untuk minta kelon.

Lagipula, siapa sih yang bisa tidur pulas kalau sejak pagi buta mood-nya sudah digilas oleh bunyi bel? Orang-orang itu gak tahu saja, bagaimana perjuangan Alisha untuk memejamkan mata. Kalau tidak didorong oleh efek lelah kebanyakan menangis, mungkin Alisha tak akan bisa tidur sama sekali.

Apalagi, sejak tadi otaknya sama sekali tidak bisa berhenti berputar. Seluruh sel tubuhnya seperti kompak bergerilya untuk menemukan jalan keluar.

Ya, tentu saja. Alisha tak mungkin membiarkan dirinya terjebak di sini lebih lama tanpa berbuat apa-apa.

Tekadnya sudah bulat. Ia akan kabur. Sekarang juga.

Wisang Rangkuti pasti sangat senang mendapat kunjungan mendadak dari cucu tersayangnya.

***

ALISHA menoleh ke kanan kiri, mengendap-endap dan merayap dari satu dinding ke dinding lain. Suara samar orang-orang yang sedang mengaji dari kejauhan membuat Alisha makin yakin kalau seluruh penghuni pesantren masih berada di masjid, menyisakan dirinya seorang berada di asrama.

Stage 1 clear. So far so good.

Alisha kembali melanjutkan langkah. Kali ini bergerak lebih cepat.

Sejujurnya, dia tak hafal jalan ke luar. Satu-satunya yang bisa ia andalakan hanyalah insting tumpulnya.

Tapi gue yakin kok kemaren ngelewatin lapangan rumput ini.

Dan voila! Syukurlah hari ini otaknya cukup koorporatif. Tak sampai 15 menit, Alisha berhasil menemukan koridor dengan tiang-tiang kayu bewarna hijau-kuning. Koridor yang ia yakini sama dengan yang ia lewati kemarin.

Hoho... ternyata ini easy-peasy vanilla squishy permisahhh, batin Alisha pongah.

Menghindari risiko ketahuan, Alisha tidak melewati koridor. Ia memilih untuk mengendap-endap dari balik tanaman, mengikuti ke mana koridor tersebut berujung dari kejauhan. Genius, right?!

Sejauh ini, semuanya masih aman terkendali. Sekarang, Alisha bahkan sudah berhasil menemukan koridor kediaman Ustaz Malik. Seharusnya, pintu ke luar tidak jauh lagi. Alisha ingat kok, kemarin mamanya sempat menanyakan jalan pada 2 orang santriwati songong di sekitar situ.

Masalahnya, sebelum itu mereka datang dari arah mana?

Alisha memukul sisi kepalanya. Berharap ada remah-remah memori yang tersangkut di dalam sana. Namun nihil. Yang ia ingat justru rentetan unek-unek yang ia gumamkan sejak menjejaki pagar masuk pesantren. Kemarin dirinya terlalu larut misuh-misuh sampai lupa memperhatikan keadaan sekitar.

"Sial! Sial! Sial! Kenapa gue tulalit banget siiih? Alisha! Goblok lo kurangin dikit napa!" masih sambil menemukul kepala, Alisha memaki dirinya sendiri.

"Yaudahlah. Gua coba satu-satu aja," putus Alisha akhirnya.

Di depannya sana, koridor membelah menjadi 3 cabang. Dengan jurus tangtingtung, Alisha memutuskan untuk lebih dulu mencoba ke arah lurus.

Rebel HeartWhere stories live. Discover now