Beomgyu gelisah, sejak tiga puluh menit yang lalu ia hanya mengaduk makanannya tak berselera. Di depannya terlihat Yeonjun yang hilir mudik mempersiapkan segala sesuatu untuk keberangkatannya. Pria tampan itu tidak mengucapkan sepatah katapun hingga saat ini.
Dan diamnya Yeonjun semakin membuat wajah Beomgyu tertekuk hingga akhirnya anak itu mendorong piringnya menjauh. Moodnya memburuk.Beomgyu menghela nafas sebelum memutuskan untuk kembali ke kamarnya tanpa menoleh ke arah Yeonjun. Tapi meski hati berkata enggan, tubuhnya tetap berbicara melalui gestur yang bertolak belakang. Yang ada, Beomgyu malah memperlambat langkahnya bermaksud menarik perhatian Yeonjun -kalau pun benar pria itu akan menyadari kode darinya-.
Namun ketika kedua kaki Beomgyu sampai di depan kamarnya pun, Yeonjun tetap tak mengindahkan keberadaannya. Menyerah, Beomgyu memilih untuk segera masuk kekamar tak lupa membanting pintu dengan keras.Beomgyu mendudukan dirinya di tepian ranjang sambil melihat langit-langit kamarnya bermaksud menghalau kristal bening disudut matanya yang siap meluncur kapan saja. Ia menggeleng beberapa kali dan berakhir menghapus jejak di pipinya dengan kasar. Sungguh sial, air matanya tetap meleleh meski ia tak menginginkan.
Pria manis itu menggigit bibirnya pelan sembari merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan lemah. Dia tak dapat berpikir dengan baik saat bayangan bahwa Yeonjun akan segera pergi terus berputar di otaknya.
Harus Beomgyu akui ia merasa tertekan akan hal ini, walaupun ia terlihat biasa saja di hadapan Yeonjun namun percayalah setiap kali dirinya menatap wajah tampan itu, seketika hatinya mendadak sedih dan sekejab setelahnya, ia akan berusaha mati-matian untuk menahan air matanya yang siap luruh. Ya, Beomgyu memang lemah jika menyangkut pria terkasihnya itu.Bukannya cengeng, namun siapa yang tidak akan sedih jika kau akan di tinggalkan oleh orang terkasihmu?
Selama 7 tahun terakhir Beomgyu telah terbiasa bersama Yeonjun, apapun kegiatan dalam keseharian Beomgyu pasti akan melibatkan pria itu di dalamnya, katakanlah Beomgyu sudah sangat bergantung kepada Yeonjun, dan sekarang mereka akan berpisah dengan cara seperti ini? Semudah ini? Tentu saja ada rasa tidak rela di benak Beomgyu2 minggu terakhir Beomgyu memang terlihat lebih pendiam dari biasanya, kadang ia terlambat bangun dan meninggalkan makanannya tanpa menghabiskan terlebih dahulu. Tapi yang semakin membuat Beomgyu jengkel adalah sikap Yeonjun sendiri.
Pria tampan itu telihat biasa saja seolah tidak ada beban diwajahnya, ia bahkan tidak menanyakan apapun atas sikap dingin Beomgyu beberapa minggu belakangan.Bukannya apa, Beomgyu hapal betul sikap 'selalu ingin tahu' Yeonjun, selama ini ia peka, pria itu akan langsung tahu dan bertanya jika Beomgyu terlihat berbeda sedikit saja. Dan hal itulah yang Beomgyu harapkan saat ini, yaitu sedikit keperdulian dari Yeonjun yang mungkin bisa memperbaiki perasaanya...mungkin?
Terkadang Beomgyu sempat terpikir apakah Yeonjun sudah tidak perduli terhadapnya? Apakah ia ada salah sehingga pria itu lebih terlihat sedang menghindar darinya?
Namun semua rentetan pertanyaan yang terdampar kacau di otaknya tidak pernah mendapat jawaban, semuanya nihil. Beomgyu tidak mendapatkan satupun jawaban untuk hal itu, Yeonjun berbeda, dan dia inginkan adanya penjelasan.
Beomgyu mengeratkan selimutnya saat bunyi dari pintunya yang berderit terdengar pelan seiring dengan langkah kaki yang mendekat, ia buru-buru menghapus air matanya dan menutup seluruh wajahnya dengan selimut.
Klik
Lampu utama kamarnya kembali di nyalakan berlanjut dengan gerakan samar di tepian ranjangnya.
"Beomie"
Beomgyu semakin mengeratkan selimutnya.
"Aku tahu kau belum tidur"
Dengan lembut Yeonjun menarik selimut yang menutupi wajah manis Beomgyu dengan pelan, hatinya mencelos begitu saja saat dilihatnya sepasang mata yang selalu berbinar itu kini meredup dengan jejak air mata dimana-mana, Bahkan mata itu telah memerah sepenuhnya.
Berapa lama anak ini menagis?
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love (Yeonjun X Beomgyu)
RomanceAku melihatmu dengan sebuah senyum tulus yang sampai kapan pun tidak akan kau ketahui maknanya. Aku mengagumi setiap tingkah mu, senyum mu dan suara halus mu. Harus ku akui aku menyukai setiap hal kecil apapun dari diri mu, namun aku tidak tahu seja...