Selamat Pagi, Tuan ...

5 1 2
                                    

Selamat pagi, Tuan ...

Sudikah kau kabarkan kepadaku, tentang helai rambutnya yang kau elus semalam?
Ketika rinduku adalah semesta hujan yang mungkin tak lagi ia pahami.
Saat rinduku, hanya gapai kosong yang menyusuri kedua bahunya, lantas terempas
Jatuh di kilap lantai kamar tidurmu!
Selamat pagi, Tuan ...
Perbolehkan aku menangis dalam prosaku, perihal cinta dan segala semesta kegelapannya.
Jauh sebelum aku mengerti, bahwa menelan segala sunyi adalah hal mujarab. Di saat malam datang lagi sebagai kelakar yang berkata kepadaku. Untuk memejamkan mata, untuk memejamkan hati.
Agar segala terlewat tanpa aku harus memuarakan purbanya air mata.
Kau tahu, Tuan? Ia menetes dengan kadar garam paling asin, yang tak mampu disihir oleh misteriusnya pohon-pohon kamboja tua di luar sana.
Senja ini, Tuan ...
Kutukankah untukku?
Jika ia benar, biar kuletakkan segala yang mengambang dan semua yang pasti.
Bahwa hidup, adalah kesepakatan-kesepakatan gelap untuk saling merasai dalam hati.
Selamat pagi, Tuan ...
Kabarkan kepadaku, bagaimana caramu menyentuhnya. Biar setancap luka kutuliskan lagi.
Tak lagi serupa bait,
Hanya kesedihan, di batas sunyiku ketika semua tak mampu mengeja.
Aku, adalah air mata yang kupaksa untuk membeku!

#Perempuan Kopi

Rasa Dalam KPS (Komunitas Perempuan Super)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang