Nama klub menari itu 30 Minutes. Aku baru mengikutinya selama enam bulan tapi rasanya aku sudah melakukan itu selama bertahun-tahun. Tempat latihan kami berada di sebuah gudang yang disulap menjadi aula latihan oleh salah satu pelatih kami. Namanya David, ia juga pencetus terbentuknya klub menari ini. Tidak heran anggota dari klub ini sangat segan kepadanya.
Aku belum pernah tergila-gila kepada sesuatu seperti ini sebelumnya. Maksudku, aku sudah menyukai tari sejak aku berumur delapan tahun, aku berlatih di beberapa tempat, tapi tidak pernah senyaman di sini. Entahlah, beberapa temanku terkadang mengeluh oleh peraturan yang ada di klub ini. Namun menurutku, peraturan itu masih terbilang normal. Atau mungkin karena aku belum pernah melanggarnya.
Ada alasan lain mengapa aku tidak pernah meninggalkan satu hari pun untuk tidak latihan di klub ini. Alasan subjektifku, alasan egoisku. Tapi aku tidak menyesali itu, jujur saja ada semangat lain yang hadir dari dalam tubuhku saat aku mengingat untuk apa dan siapa alasan itu ada.
Aku mengikat kencang tali sepatuku dan mengucir rambutku sebelum memasuki aula, aku selalu hadir lebih cepat dibanding teman-temanku yang lain. Di dalam aula sudah ada beberapa orang, aku tidak mengenali semuanya. Di dekat cermin raksasa yang melapisi hampir seluruh dinding di salah satu sisi aula, aku melihat Gilbert, Lucy dan David. Mereka bertiga adalah penggagas klub tari ini dan mereka masih muda. Gilbert dengan gaya freestyle nya yang fenomenal, Lucy dengan aliran Hip-hopnya yang nyentrik, dan David. Entahlah, aku rasa ia menguasai semua jenis tarian. Aku tidak heran saat ia mampu meragakan pantomim di sela-sela tarian robotik. Atau melakukan can can di sela-sela gerakan tap dance. Sulit jika dibayangkan, tapi ia mampu melakukannnya dengan sangat fantastik.
Di sudut ruangan lain, aku melihat kumpulan laki-laki yang sedang sibuk berkumpul sembari melakukan pemanasan. Dan di sana aku melihat Theo, ia menggunakan kaus polos berwarna hijau toska, celana jogger abu dan sneakers yang serasi dengan topi yang dipakainya. Aku selalu mengangumi cara berpakain Theo. Mungkin karena selera berpakaian kita sama. Atau karena alasan lain. Entahlah, aku tidak perlu menanyakan sesuatu yang sudah aku ketahui.
Aku mengambil satu botol air mineral dan menyimpan tasku di loker. Kulihat jam tanganku, pukul tujuh empat lima malam. Latihan akan dimulai lima belas menit lagi. Aku berkumpul dengan teman temanku lalu menyandarkan punggungku di dinding dan sesekali melakukan peregangan. Kita berbicara beberapa hal, seperti ulasan kembali latihan minggu lalu dan perkiraan koreografi untuk latihan hari ini. Aku lihat Theo sedang sibuk berbicara di sana, beberapa kali aku melihatnya tertawa. Manis sekali.
Buru-buru kualihkan lagi pandanganku, aku melihat jam tanganku lagi. Jam delapan pas. Tidak heran pintu aula tertutup, sudah banyak orang yang berada di dalam aula dan aku mendengar David berkata untuk berkumpul di dekatnya. Salah satu peraturan klub ini adalah datang tepat waktu, temanku pernah sekali melanggar dan ia mendapatkan konsekuensi dengan harus membuat gerakan pemanasan dan peregangan sederhana untuk pertemuan selanjutnya. Menurutku itu tidak terlalu buruk, hanya saja, sedikit memalukan.
“Oke semuanya, perhatian. Hari ini kita bakal buat dance cover lagu All Of Me dari Sam Smith,” ucap David, terdapat jeda di sela-sela perkataannya, “but! with mix up,"setelah itu aku dengar sorakan semangat menggaung dari dalam aula.
Dudukku menegak tanda aku mulai tertarik. Mix up bagi David adalah sebuah tantangan. Mix up bagiku adalah: aku harus latihan lebih keras lagi. Aku tidak mahir dalam menyatukan gaya gerakan suatu tarian. David pernah menantang kami untuk melakukan tantangan seperti ini sebelumnya. Ia Menyatukan Hip hop dengan Moon Walk. Dan diakhir penampilan, aku bagai badut yang lupa dengan leluconnya. Maksudku, apa jadinya badut tanpa lelucon?
“Namun sebelum aku menjelaskan lebih lanjut, aku mau Sheila buat pimpin pemanasan,” ucap David sembari tersenyum
Sorak riuh terdengar di dalam aula. Ya, Sheila telat minggu lalu. Hukuman ini tidak terlalu menyiksa, malah cenderung menyenangkan. David memang cerdas, pemanasan adalah salah satu bagian yang paling membosankan, dengan idenya ini, anggota klub akan selalu mendapakatan gerakan baru dan tawa renyah sebelum latihan inti dimulai. Dan anehnya ide ini selalu disambut baik, karena hampir setiap minggu ada saja anggota klub yang tidak datang tepat waktu. Mungkin David harus mengganti jenis hukumannya untuk membuat kita jera, tetapi David dan anggota klub lainnya tidak setuju karena nyatanya hukuman itu sangat menghibur dan juga menguntungkan.
Pemanasan sudah usai, dan kita semua sudah berbaris rapi. Posisiku tidak terlalu belakang jadi aku bisa jelas meniru gerakan David, Lucy atau Gilbert nanti. Ditambah aku bisa melihat jelas pantulan diriku dari cermin, sehingga aku bisa mengoreksi jika-jika ada gerakanku yang salah. Posisiku saat ini juga dekat dengan Theo. Aneh rasanya, aku selalu lebih bersemangat.
David melangkah ke depan. “Kita bakal berlatih koreografi untuk lagu All of Me dengan sedikit sentuhan gaya contemporary,” anggota klub terlihat tidak terlalu terkejut tetapi ada nada keluh diakhir racau mereka.
Ya, mungkin karena contemporary pernah kita lakukan sebelumnya dan contemporary bisa dibilang salah satu gaya tarian yang sulit dilakukan, tapi harus kuakui contemporary merupakan salah satu gaya tarian yang aku kuasai.
Senyumku menyembul saat tahu David akan menyelipkan sedikit contemporary di koreografinya kali ini. Aku sudah menguasai balet sejak SD, jadi aku tidak terlalu kaget saat pertama kali latihan gaya tarian contemporary. Walaupun balet dengan contemporary tidak memiliki banyak hubungan, tapi aku melihat banyak kemiripan gerakan dari keduanya. Aku ingat saat pertama kali David, Lucy dan Gilbert meminta kita untuk menari contemporary, banyak dari kita yang mengeluh sakit pinggang dan kesemutan setelah usai latihan, karena gerakannya yang melenting-lenting dan memliki tempo yang cukup lambat.
David mengangkat tangannya ke udara lalu mengepal tangannya dengan cepat. Detik itu pula aula menjadi sunyi. “Oke, sekarang aku harap kalian siap dengan gerkan-gerakan ini. Kita mulai secara bertahap.”
Tanpa intruksi David, Gilbert langsung menuju sound system dan mulai mengatur lagu. All of Me memiliki intro yang lambat, dan itu sesuai dengan tempo dari gerakan yang sedang David dan Lucy lakukan. Aku mencoba mengikuti setiap gerakan yang di lakukan David dan Lucy, sejauh ini semuanya aman karena gerakannya cukup sederhana. Ketika memasuki bait pertama, David mulai banyak memainkan tangannya. Gerakan contemporary mulai mendominasi, banyak gerakan yang harus aku tahan seperti batu dan harus aku lepas seperti air. Semua gerakan itu layaknya angin, bening namun kuat dirasakan.
Kira-kira sudah ada empat gabungan gerakan dan itu semua belum sampai pada gerakan Reff. David meminta kita semua untuk mengulang-ulang gerakan yang sudah ia dan Lucy contohkan. Aku melihat Gilbert dan Lucy berkeliling mengoreksi gerakan-gerakan yang kurang tepat. Aku akui sekarang, gerakan-gerakan ini mulai melelahkanku.
“Break!” aku dengar intruksi David untuk istirahat, buru-buru aku ambil air yang aku tinggalkan di dekat dinding tempat aku bersandar tadi.
Aku kembali melihat Theo, ia berlari kecil menuju tempat ia menyimpan botol air mineralnya. Aku merasa senyumku merekah, aku tersenyum sendirian. Aku belum pernah mendengar suaranya dengan jelas. Bagaimana ia berbicara atau tertawa. Aku tidak pernah tahu. Jarakku dengannya selalu berjauhan. Posisiku terdekatku dengannya adalah saat aku ikut berbaris untuk berlatih menari. Dan itu sudah lebih dari cukup. Aku alihkan pandanganku pada dinding aula, aku tidak mau menatap Theo terlalu lama.
Salam dari Author,
Cerita ini lumayan panjang. Mungkin akan dibagi jadi 3 atau 4 bagian. Have fun reading..
Dan jangan lupa support untuk Author.
Love, Y.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA (Kumpulan Cerita Pendek)
RandomKumpulan cerita pendek tentang indahnya merelakan kehilangan. Karena terkadang, tidak segalanya harus terucap. Cerita-cerita ini tidak berkaitan satu sama lain, mereka menciptakan alurnya masing-masing. Vote dan komentar Anda sangat berarti bagi pen...