Second.

6 2 0
                                    

Bel istirahat adalah salah satu yang sangat ditunggu oleh siswa/i di berbagai sekolah. Itupun hal yang ditunggu dari murid murid disekolah ini. Tetapi mungkin tidak dengan Rianna. Perempuan itu hanya diam, memandangi luar jendela, dan memainkan pulpennya. Kalian tau? Dia sedang patah hati. Haha

"Hei, Ri?" seorang laki laki membuyarkan lamunan nya

"Eh? Kenapa, Vin?" ujar Rianna sambil membernarkan posisi duduknya agar bisa melihat sahabatnya tersebut

"Ga kekantin?" tanya Kelvin, ya memang biasanya Rianna selalu kekantin, bersama Kelvin. Hanya untuk melihat Reynan, yaa makan pun sedikit

"Gue ga mood vin. Emm, lo sendiri kenapa ga ke kantin? Biasanya juga lu makan di kantin" ucap Rianna sembari terkekeh sedikit

"Ri, lo sayang banget sama Reynan?" tanya Kelvin,

"Hahaha" Rianna tertawa lumayan kencang "Lo ini gimana sih Vin? Bukannya lo tau kalo gue tuh sayang sama dia? Pake nanya segala"

"Ah–Iyaa, ya udah tunggu sebentar ya. Gue ke kantin dulu–"

"Gue ikut ih! Laper gue Vin" Ucap Rianna dengan nada memelas

'Sungguh menggemaskan' batin Kelvin

Mereka kekantin bersama. Dan lagi lagi Rianna kesal karena ia melihat Reynan bersama Reva, tidak Rianna tidak membenci wanita itu. Ia hanya sedikit kesal, kenapa harus bertemu dengannya, dan kenapa harus melihatnya bersama Reynan Lagi.

Rianna berdecih sebal, lalu menggandeng tangan Kelvin sambil melewati tempat dimana Reynan dan Reva sedang bercanda-canda

Rianna lalu duduk dimeja kosong yang lumayan jauh dari tempat ia merasa kesal tadi

"Ri, mau pesan apa? Biar gue pesanin" ucap Kelvin seraya tersenyum. Percayalah, senyumnya itu sangat indah, sangat bagus untuk menutupi kesedihan. Ya memang itulah Kelvin, selalu bisa tersenyum walaupun sakit hati melihat Rianna

"Samain aja kayak lo. Gue lagi ga mood bang–" ucap Rianna terpotong karena Reynan mendatangi tempat mereka yang tentu saja mengganggu Kelvin

"Ri, nanti ada waktu gak?" tanya Reynan seraya tersenyum

"Ada, mau ngapain?" tanya Rianna

"Em– jalan yuk? Itu kalau lo mau sih.. Kalau nggak, ya gak usah" ucap Reynan sambil menatap wajah Rianna, tentu saja membuat Rianna malu

"B-bisa kok, jam berapa?" tanya Rianna

"Abis pulang sekolah aja. Kita langsung, bisa?"

"Bisa kok," ucap Rianna seraya tersenyum simpul

"Okay!"

Rianna hanya tersenyum, lalu menengok ke arah Kelvin

"Vin!!" pekik Rianna senang

"Gue udah tau. Makan aja dulu, Ri" ucap Kelvin seraya tersenyum. Bisa di lihat dari kejauhan, ada dua anak yang sedang memperhatikan mereka berdua. Ya, siapa lagi kalau Indy dengan Jovan

"Van.. Kasihan Kelvin–" ucap Indy yang hampir menangis

"Jangan nangis lo. Kita liat aja, seberapa kuat Kelvin nutupin ini semua. Jujur, gue ga tega ngeliat Kelvin terus terusan kayak gini. Tapi mau gimana lagi? Ini kemau-an dia, dia yang bilang kan? Kalo dia mau selalu ada di samping Rianna. Ya ini resiko Ndy.."

"Tapi, Van–"

"Udah ayo, samperin mereka aja" ucap Jovan memotong ucapan Indy

Indy hanya mengangguk, lalu menghapiri Rianna dan Kelvin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang