"Renata! Kenapa kamu ada di sini? Kamu tidak seharusnya datang ke pernikahanku!"
Namun gadis itu hanya terdiam, mencoba mengatur perasaannya. Bukannya apa-apa, ia sedang berusaha setengah mati untuk tidak menangis.
"Rena diminta Nyonya ... untuk membantu pernikahan, Tuan," ucap gadis sesopan mungkin.
"Apa?!" Pria itu sungguh terkejut, "Tidak Rena! Ini hanya akan menyakitimu!"
"Mas Rangga ... Emm ... maksud saya, Tuan ... saya, sungguh tidak apa-apa," ucapnya gugup.
Mas? Apa yang ia pikirkan? Lagi-lagi ia masih merasa bahwa Rangga adalah kekasihnya. Bodoh!
Sulit memang, karena ia harus berbesar hati merelakan kekasihnya selama 5 tahun terakhir ini, kepada wanita lain. Dan tak hanya itu, Ia juga harus bersedia membantu resepsi pernikahan mantan kekasihnya itu, sebagai pelayan!
Apalagi yang lebih menyedihkan? Harga diri Renata memang sudah seperti tidak berharga. Kekasihnya menikahi wanita pilihan ibunya, lalu ia harus melayani para tetamu undangan yang hadir di acaranya.
Seperti sakit tak berdarah, goresan luka di hatinya yang belum juga sembuh, kini seperti tersiram perasaan jeruk nipis. Sungguh menyayat hati.
"Mama?! ... Ini tidak bisa dibiarkan, Rena! Aku akan bicara padanya!"
"Tuan ... tolong jangan persulit keadaan ini lagi, tolong biarkan saya. Saya sungguh tidak apa-apa, Tuan ...." kata Renata lagi
Masih tetap berusaha tegar, walau sebenarnya kepayahan.
Dan Rangga semakin terlihat frustasi, dijambaknya rambutnya sendiri, seolah kesal dengan keadaan ini.
Pengecut memang ... karena ia tidak mampu memperjuangkan cintanya pada Renata. Tapi ... ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena Mirna, yang merupakan ibu kandung Renata, telah menjadi sandera bagi Vivian, yang tak lain adalah ibunya sendiri.
Bukan mustahil ... karena Vivian adalah pemilik dari Adritama Corp. Dan soal kekayaan? Tentu tidak perlu diragukan lagi. Karenanya, mudah saja bagi Vivian untuk melakukan tindak kejahatan. Hanya dengan uang, polisi bahkan tidak akan mau ikut campur.
Dan memang inilah yang Vivian rencanakan. Ia tahu kelemahan Renata. Sebuah ancaman Untuk menghabisi Mirna, apabila Renata atau Rangga tidak kunjung memutuskan hubungan keduanya.
Vivian seolah tidak Sudi, jika harus memiliki menantu dari kalangan anak seorang pelayan.
"Permisi, Tuan ... saya harus menaruh gelas-gelas kotor ini ke pencucian," ucap Renata sesopan mungkin.
"Rena ...."
Belum sempat pria itu melanjutkan ucapannya, seorang wanita paruh baya dengan sanggul di kepalanya, beserta kebaya anggun, menghalangi pandangan Rangga. Pria itu seketika terdiam. Dan Renata, memilih segera berlalu.
"Jangan lagi berusaha mengenalnya, Rangga! Gadis rendahan itu tidak pantas bicara, apalagi berhadapan denganmu!"
"Mama ... tak cukupkah aku menjadi korban dari dunia bisnis Mama? Kenapa Mama tetap menyeret Renata? Bukankah aku sudah meminta mama, agar Mama melepaskan Bi Mirna juga Rena?!"
"Cukup, Rangga! Kamu tidak perlu kasihan padanya! Ini salahnya sendiri karena telah berani jatuh cinta, pada majikannya! Bahkan tak hanya itu, setelah acara ini berakhir, Mama akan menempatkannya di paviliun utama! Ia akan bekerja di sana, sebagai pelayan pribadi Lisa!"
"Apa?! Gak ... aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi! Mana bisa Mama bersikap begitu kejam! Jika begini terus, aku akan membatalkan pernikahanku dengan Lisa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Pangeran yang Terbuang
RomancePersaingan antara cinta, harkat dan martabat. Kisah cinta segitiga yang penuh konflik. Warning! Jika kamu sudah membacanya, kamu tidak akan bisa berhenti mengikutinya hingga akhir!