Menikah Dengan Pangeran yang Terbuang
.
Bab. 4 Sadis
.
Dave sudah berada di ruang makan Paviliun timur. Sebelum mendekat, ia membungkukan tubuhnya sebagai tanda hormat pada yang di tuakan, yakni Vivian. Dan memang, itu adalah kebiasaan di keluarga Adritama.Memang, di keluarga tersebut masih menganut beberapa aturan dan kebiasaan. Layaknya keluarga kerajaan.
Vivian hanya melirik sekilas, lalu membuang nafasnya kasar. Jelas sekali dia sangat tidak menyukai kedatangan Dave.
"Hay Dave ... cepat kemari! Kami sudah menunggumu." kata Rangga senang.
Tak hanya Rangga, tapi Lisa juga memberikan senyuman terbaiknya. Jadi jelas, diantara mereka hanya Vivian lah yang tidak menyukai kedatangan Rangga.
Renata lalu mulai meletakkan beberapa makanan di hadapan Dave. Dan acara makan itu pun di mulai. Sungguh sangat sepi. Diantara mereka, tak ada satupun yang berniat mengawali pembicaraan.
Rangga lagi-lagi melirik ke arah Renata yang sedang berdiri di pinggir ruangan. Dalam hati, ia tentu sangat merindukan gadis itu. Teringin seperti dulu, dimana mereka sarapan bersama, dan becanda satu sama lain.
Ah ... jika mengingat hal itu, Rangga jadi sedih sendiri.
Tiba-tiba Lisa berdehem, ia memberi kode pada Renata agar mendekatinya. Sepertinya itu sengaja ia lakukan, karena Lisa tahu jika sedari tadi Rangga terus memperhatikan pembantu pribadinya itu.
"Cepat ambil vitamin di kamarku!" bisik Lisa pada Renata.
Gadis itu menurut ia lalu membungkukkan tubuhnya untuk pamit, setelahnya Renata pun pergi menuju lantai dua.
Sebenarnya Lisa tidak memiliki vitamin, itu hanya akal-akalannya saja agar Renata menghilang dari ruang makan. Lisa tentu tidak mau jika suaminya terus-menerus melirik pembantunya.
"Kapan kamu kembali ke Amerika?" tanya Vivian dingin pada Dave.
Pria itu sedikit tersinggung. Tentu saja ... karena seolah-olah dia sedang di usir, secara halus.
"Saya ...." Baru saja Dave akan menjawabnya, tiba-tiba terpotong oleh Rangga.
"Dave akan tetap tinggal di Indonesia, Mah!" ucap Rangga cepat.
"Mama tidak bicara padamu, Rangga! Sejak kapan kamu menjadi tidak sopan seperti itu!"
"Rumah ini juga rumahnya. Jadi untuk apa Dave kembali ke sana!"
"Rangga!"
"Kenapa? Jika mama tidak percaya, mama bisa menanyakannya pada Paman Sam!"
"Paman Sam! Beraninya kamu, Rangga! Sejak kapan kamu menjadi pembangkang seperti ini?"
"Sejak Mama mengingkari janji Mama sendiri! Bukankah setelah pernikahan itu, mama akan melepaskan Bi Mirna?? Nyatanya apa? Mama tidak melepas Bi Mirna!"
Vivian mulai kehilangan selera makannya. Sembari menahan emosinya, Ia pun mengelap bibirnya penuh keanggunan, sebagai tanda bahwa ia menyudahi sarapannya.
"Masalah itu kita bicarakan nanti! Mama akan berangkat ke kantor sekarang!"
Setelah kepergian Vivian, Rangga ikut menghentikan makannya. Ia juga sudah kehilangan selera. Namun, baru saja ia ingin bangkit dari tempat duduknya, lengan Rangga langsung di pegang Lisa.
"Mas, kamu mau kemana? Kamu sudah janji akan bicara denganku!"
"Nanti malam saja! Aku sedang tidak berselera."
"Mas ...."
"Cukup, Lisa! Aku tidak mau memulainya! Kamu tidak lihat? Aku sedang berada pada kondisi yang tidak ingin di ganggu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Pangeran yang Terbuang
RomantikPersaingan antara cinta, harkat dan martabat. Kisah cinta segitiga yang penuh konflik. Warning! Jika kamu sudah membacanya, kamu tidak akan bisa berhenti mengikutinya hingga akhir!