HARI INI BERAKHIR

134 1 0
                                    

Bukankah tadi kita sempat berpelukan? saling mengungkapkan rasa hati yang kita lupa, sudah berapa kalimat sama terucap melewati sepasang bibir kita.

Bukankah tadi kau sempat menempelkan bibirmu di seluruh wajahku? Pipi kiri dan kanan, kening, bibir dan lucunya hidungku pun jadi sasaran jahilnya kulitmu dibalut gincu merah muda yang terkadang ku khawatirkan meninggalkan jejak, takut ditertawakan temanku atau disudutkan dengan tuduhan tak berdasar.

Malam ini aku hancur. Selepas mengantarmu pulang dan izin kembali bergaul, dengan kelompok yang entah dapat disebut teman, sahabat atau hanya kehadiran untuk mengisi cerita di hari tua nanti.

Malam ini aku hancur. "Maaf kita putus" notifikasi telepon genggamku berisyarat  Jangan kau buka jika ingin tertawa malam ini . Tidak ku hiraukan khawatirnya benda yang selalu menemaniku, bahkan yang lebih hadir di setiap terbukanya mataku, yang lebih ku perhatikan dibanding kondisimu yang mungkin saja belum makan sejak siang tadi.

Malam ini aku hancur. Aku tak peduli alasan apa yang mendasari jarimu untuk mengetik kalimat menyakitkan itu. Aku hanya bisa meyakinkan, "No, Aku sayang kamu!"

Mungkin didasari kecewa. Kau jelaskan alasan yang bahkan aku tidak ingin tau. "Kali ini aku gagal meyakinkan ayahku". Kuliahmu dipindahkan ke kota lain. tanpa bertanya, aku tau mengapa.

Mungkin didasari kecewa. Keputusan atau cara terakhir yang bertujuan untuk memisahkan kita, yang sering membangkang hanya karena cinta. Masih aku ingat berapa banyak "badaiyang Ayahmu kirimkan untuk menghentikan jalannya kisah kita.

Mungkin didasari kecewa. tidak aku pungkiri, seringnya air matamu mengalir karenaku, menggoreskan luka yang tak hanya dirimu merasakan perihnya kesalahanku, tatkala dia (Ayahmu) berusaha melukis senyum di antara kerutan wajah sedihmu.

Tapi bukankah kita, tidak pernah menyerah akan tingginya pohon itu, yang tak pernah diterpa angin atau bahkan tidak terpikirkan oleh badai untuk menggoyahkannya.

Tapi bukankah kita, tak pernah ingkar akan janji dan angan-angan yang selalu saja terpanjat, sejak di malam pertama kita bersandar di antara bintang, sampai malam ini kau ucapkan lagi kalimat pisah yang paling aku benci.

Hari ini berakhir (lagi). Kita lalui banyak perpisahan dan kata akhir yang selalu kembali bertemu, entah karena rindu atau tak sengaja teringat tentangmu, saat melihat minuman favoritmu. Hingga memaksaku berhenti sebelum mencapai garis finish bertuliskan (lupa).

Hari ini berakhir. Aku tak tau lagi apa kamu sudah menyerah atau hanya berpegang pada takdir dan kasih sayang Tuhan yang sering dirimu atau aku kecewakan. Entah karena hubungan kita yang dilarang Agama, ataupun yang kadang lupa segala sesuatu adalah kehendak-Nya.

Hari ini berakhir, melalui manisnya kalimatmu "I always love you and never forget you", yang malah terasa pahit di ujung lidahku, seperti kopi hitam yang menemani aku menuliskan kisah ini, malam ini.

Hari ini berakhir. Harapan ini masih ada, sejalan dengan rasa yang melekat, meski namamu jarang lagi terlintas. Malam ini aku ikhlaskan perginya dirimu, dengan anggapan kamu akan pulang kedalam pelukanku yang sempat hangatnya kita rasakan tadi.

"Assalamualaikum" kau akhiri percakapan kita, diikuti hilangnya foto profil whatsappmu dan pesanku yang tak kunjung terkirim. Menandakan kau siap lupakan aku, melangkah tanpaku, mengikuti kemauan dan kehendak Ayahmu.

Terimakasih, Aku Cinta Kamu Dinda.

Ternate, 27 Maret 2019. Tepat pukul 1 dini hari, tulisan ini aku akhiri, bersama kisah terindah sepanjang hidupku.

Hari Ini BerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang