02 🌊

229 24 7
                                    

# Kimmon POV

Dan disinilah aku sekarang dengan makhluk mungil dan lucu, di pinggir pantai. Tidak terlalu jauh dari tempat tadi aku terjatuh, sekitar 10menit untuk sampai disini menggunakan sepeda.

Copter memang lucu dengan tingkahnya saat ini. Melompat kesana kemari, melepas sepatu kemudian bermain pasir dikakinya, mendekat ke pinggir pantai dan ketika ombak mengejarnya dia berlari dengan tawa khasnya. Dasar bocah.

Sangat berbeda dengan tadi pagi ketika di upacara pemakaman Mai-Sensei. Aku tidak yakin dengan ini, tapi melihat wajah datarnya aku seperti merasa ada yang aneh. Dia terlihat seperti khawatir dan ketakutan??

" Kau berbeda dengan lelaki kebanyakan " kataku berjalan dibelakangnya.

" Aku berbeda? " ulangnya.

" Kau pandai disemua mata pelajaran, atlit bola volly, kau juga pandai dibidang musik, terutama suaramu, memiliki kulit seputih susu, kurasa kau juga cukup manis- " belum selesai aku berbicara, dia memotongku

" A-appa maksudmu aku manis ? Aku ini tampan! "
aku melihatnya melalui ekor mataku, pipinya bersemu memerah. Apa dia malu aku mengatakan bahwa dia manis? Tapi, memang begitu kenyataannya. Daripada menyebutnya tampan, dia lebih terlihat manis dan juga imut.

" Aku berfikir, apa kau akan menjadi idol? " tanyaku sambil duduk di pasir.

" Ha? Pfffft Hahahaha " shit, suara tawanya seperti alunan lagu di telingaku. Dia mendekat kemudian duduk disebelahku.

" Aku serius. Kau terlihat lebih klasik. Kau seperti ini " kataku sambil mengangkat tanganku keatas, memberi isyarat bahwa dia berada di atas, sedang aku jauh dibawahnya.

Dia hanya diam menatap lurus kedepan. Entah apa yang difikirkan kepala mungilnya. Kemudian tiba-tiba dia berdiri dan berjalan menjauh.

" Kau mau kemana? " tanyaku dan mulai berjalan kearahnya.

" Pulang. " jawabnya santai.

" Apa? Bukankah kau berboncengan denganku kemari? "

" Rumah kita berada dijalan yang berlawanan. "

" Lalu kenapa kau memintaku memboncengmu dan ikut kemari? " Aku benar-benar tidak mengerti isi kepala mungilnya.

Dia berhenti dan berbalik menatapku " Bodoh. Lalu bagaimana lagi aku bisa berbicara denganmu? " lagi. Senyumannya membuatku membeku. Rasanya seperti ada yang menggelitik di dalam perut. Dan apa maksudnya itu?

--

Hari hampir gelap, jadi aku memutuskan untuk mengantarkannya pulang. Meski rumahnya berlainan arah dari arah rumahku.

Sepanjang perjalanan, dia hanya diam. Ini cukup aneh. Meski hari ini untuk pertama kalinya kami membicarakan banyak hal.

Saat aku sedang asik dengan isi kepalaku sendiri, tiba-tiba dia berteriak
" Berhenti! Berhenti sebentar "

" Ada apa? "

Copter turun kemudian berlari kesalah satu toko disana. Aku memarkirkan sepeda dan mendekatinya.
Dia mengamati sebuah Walkman di etalase toko tersebut. Sepertinya dia menginginkannya.

" 32.000 Yen, huh? Mahal! " katanya sambil mengerucutkan bibirnya. Menggemaskan.

" Kau menginginkannya? " tanyaku.

" Tidak. Hanya penasaran saja " jawabnya tersenyum.

" Mari pulang. " ajaknya.

" Um. Baiklah "

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

" Aku pulang~ "

Akhirnya, aku sampai dirumah cukup malam. Itu karena jarak rumah Copter dan rumahku cukup jauh.

" Selamat datang, Kim " sapa ibuku sambil menonton tv acara  kesukaannya.

" Kau pulang terlambat, berkencan huh? " ejek adikku, Tee, yang tiba-tiba keluar dari kamarnya. Ah, ngomong-ngomong dia hanya berbeda satu tahun dibawahku. Dia sangat cerewet dan berisik seperti perempuan.

" Berisik, jelek. " balasku lalu melangkah ke kamar.

" Hei! Siapa yang kau bilang jelek huh? " dia berteriak kencang, sial bahkan aku tidak tuli, kenapa dia berteriak seperti itu.

Aku merebahkan tubuhku di kasur. Memandangi langit-langit kamar. Mengingat betapa menyenangkannya hari ini dengan Copter. Mengingat senyumnya, tawanya, sisi kebocahannya, matanya, dan... bibirnya...

' shit ' pipiku terasa panas hanya dengan membayangkan lembut bibirnya. Sial, aku seperti seorang perawan yang jatuh cinta.

" Lebih baik aku mandi sekarang "




🌟📥🙏💕

⸙ 「𝓗𝓲𝓶𝓪𝔀𝓪𝓻𝓲 𑁍」 𝁵 ⭑ 𝑲𝒊𝒎𝒎𝒐𝒏 𝒙 𝑪𝒐𝒑𝒕𝒆𝒓 ⭒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang