Hati ku saat itu larut dalam sungai yang arusnya deras sangatlah deras, tersapu hingga tidak ada lagi setetes perasaan dalam hatiku. Aku tidak hidup dalam keramaian dan aku juga tidak hidup dalam kesepian, dan yang ada hanyalah kekosongan.
Yang ku buat hanyalah sebuah kenihilan. Hanya diam menahan dorongan jiwa untuk berontak, namun yang terjadi hanyalah kesalahan.
Ku diam merenung saat ini dan ku pandangi teman-temanku, namun yang kulihat hanyalah kepalsuan. "Sebenarnya apa yang ku cari selama ini?!" teriak geram dorongan jiwa yang tak tertahankan. Semua hanyalah palsu, hidupku adalah palsu, diriku adalah palsu, dan semua yang melingkupi diriku hanyalah kepalsuan.
Mawar merah tidaklah nampak merah lagi dimataku, yang kulihat hanya hitam putih yang monoton.
