Seharusnya di pagi buta ini kedua sejoli yang baru saja menjalani hidup baru masih bergelung manja di kasur empuk itu. Tapi si manis sudah rusuh membangunkan yang sedikit lebih tua--- Hwang Hyunjin.
"Hyunjin matanya di buka!" Jeongin terkikik geli melihat Hyunjin yang masih menutup mata dalam keadaan duduk. Si manis sibuk mengeringkan rambut lebat milik kekasihnya. Eh, ralat!
Setelah kejadian sebulan yang lalu saat ia dan Hyunjin tak sengaja di pertemukan di gang kecil dan cafe itu sebenarnya Jeongin menghindar, ia takut melihat Hyunjin yang tiba-tiba seperti itu. Ia takut hanya di permainkan. Selama itu juga Hyunjin terus muncul di hadapannya entah dari mana ia mendapat alamat apartemen dan tempat kerja nya. Jeongin tidak kuat melihat Hyunjin memohon dan lebih memprioritaskannya daripada dirinya sendiri.
Dan di hari itu, Jeongin menyerah. Ketika hujan melanda negeri sakura itu dengan keras. Tiba-tiba Hyunjin datang ke tempat kerjanya, mencarinya, dan masih mengatakan hal yang sama. 'Aku cinta kamu'
Jeongin masih merasa tidak pantas.
Melihat itu, si manis menangis. Menarik Hyunjin ke pelukannya dan segera meminta izin ke atasan untuk pulang lebih awal dengan alasan mempunyai tamu tiba-tiba. Dan hari itu juga, perjuangan mereka akhirnya membuahkan hasil.
Hyunjin dan Jeongin berhasil melewati masa-masa sulitnya.
Mereka mulai menulis kisah lembaran yang lebih bahagia. Meski hubungan mereka awalnya canggung karena mengingat dari dulu mereka memang tidak pernah berhubungan sedekat sekarang namun karena sifat Hyunjin yang ternyata blak-blakan membuat Jeongin berusaha rileks dan nyaman.
Tidak. Hyunjin tidak menembaknya atau mengklaimnya sebagai pacar. Karena kata Hyunjin hubungan mereka lebih dari pacar. Hyunjin juga mengikatnya dengan sebuah cincin perak yang indah.
Hingga sebulan ini hubungan mereka semakin membaik, Jeongin menjadi lebih tahu tentang Hyunjin. Kecanggungan di keduanya perlahan sudah menghilang, menjadi lebih terbuka satu sama lain.
.
"Jeongin cepat keringkan, tubuhku rasanya sudah membeku" Jeongin menepuk jidatnya hampir saja ia melupakan bahwa pria di bawahnya ini hanya memakai handuk di bagian bawahnya dan bertelanjang dada.
Segera Jeongin mengambil selimut untuk menghangatkan Hyunjin, "Maafkan aku Hyunjin"
Hyunjin terkekeh dan menarik Jeongin ke dalam selimut yang sama.
"Hyunjin! Kau mengulur waktu" Jeongin memukul pelan dada bidang si dominan yang semakin mempererat dekapannya.
"I love you, kau harus tahu itu" ucap Hyunjin sambil menelusuri ceruk leher si manis, tak jarang memberikannya kecupan-kecupan singkat.
"Aku janji akan menikahimu" bisiknya. Posisi mereka sekarang Hyunjin memeluk erat Jeongin, kepalanya ia jatuhkan di pundak sempit Jeongin dan Jeongin yang mengusap pelan punggung telanjang Hyunjin, saling menyalurkan kasih sayang.
"Jangan berjanji seperti itu..."
"Tidak, tidak, kau harus menjadi milikku, Hwang Jeongin"
TAMAT.
HALO! sebenarnya epilog ini udh ku publish dari kemarin, tapi karena kuotaku habis jadi aku nunggu kuota malam ku:") DAN akhirnya book the truth untold & told udah bener-bener tamat gak ada lagi buku yang ke-3 atau yang keberapapun! aku lumayan lega. so...
pendapat kalian dengan buku ku ini? iya tentang keduanya.
TERIMA KASIH, sudah vote, read, and comment, dan udah ngikutin buku ini dari the truth untold guys! vote & 1 komenan kalian sangat berharga:') buku ini tembus 1k hanya dalam 1 minggu 1 hari, votenya juga, aku suka liat komenan kalian, kalau sempat akan ku balas, dan jangan sungkan untuk nge-dm aku, minta follback juga bolehhh.
ayo jadi temanku di dunia oranye ini!
and, sampai jumpa di buku sebelah❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] the truth told.
Short Story[2/2] ❝Di masa lalu... aku adalah lelaki yang sangat-sangat bodoh.❞ sequel the truth untold. bxb, hyunjeong end; april, 1, 2019.