Prolog

11 1 0
                                    

Suasana embun berkabut dipelataran musim penghujan mulai menyelimuti sejuknya aroma perkebunan teh yang begitu menyeruak.

Tak ada yang aneh memang, selain suhu udara yang lebih menusuk daripada kota sekitarnya yang membuat siapa saja takluk dengan balutan kain tebal diseluruh permukaan kulitnya.

"Hasya?" tanya seseorang dengan tas besarnya membuat seorang gadis berambut ikal hitam terpaku menatapnya. Iris mata biru dengan tatapan intensnya membuat sang lawan bicara malah tertawa dan melemparkan senyum ringan untuknya.

"Hasya?" tanyanya sekali lagi. Namun entah pikiran apa yang membuat sang gadis kelu hanya untuk menjawab iya ataupun tidak. Iya hanya membenarkan posisi lensa kameranya agar fokus bidikkannya tepat mengenai objek hajatnya.

"Maaf mba, saya mau antar paket, nama mba Hasya bukan?" tanya sang jasa pengantar paket dengan tangan yang terus melambai-lambaikan kertas ke arahnya.  "Maaf ya mas," ucapnya kini mulai membuka suara dan mengeluarkan sesuatu dari kedua telinganya.

Ternyata sepasang earphone yang sedari tadi terpasang rapi dikedua telinganya yang menampakkan wajah lugu dan polosnya tersenyum bebas. "Ada apa Mas?"

Selembar kertas pun menjadi jawaban atas pertanyaanya, "dari siapa Mas?" tanyanya sambil mencantumkan tanda tangan miliknya sebagai tanda bukti penerimaan.

"Danish Chairisvira Aufar" detik berikutnya kening wajah manis sang gadis itu berkerut. "Kenapa dek? Ga kenal emang?" tanya pengantar barang itu heran.

"Engga Mas dia-" ucapnya mengingat-ingat patahan kata yang hampir terbesit begitu saja dalam pikirannya.

"Dia apa?" Hasna, sang sahabat menegurnya dikala jengahnya.
Hasya hanya meliriknya sekilas lalu menerima sebuah paket besar yang entah apa isinya itu.

"Masih suka KDRT?" tanya Hasna memperkeruh suasana. Membayangkan siapa pengirimnya saja sudah membuat pikiran Hasya berputar keras.

"Ga ada nikah muda, cinta segitiga, bucin apalagi!" tegas Hasya mengambil posisi duduk ditengah keramaian. Hasna hanya mengekor mengingat hari mulai menghangatkan sayang embun lebih dingin menyeramat.

Hasya membuka satu-persatu helai kertas yang menutup paket besarnya itu. "Jadi gimana hubungan kalian?" lanjutnya masih penasaran.

"Ga ada apa-apa," tegas Hasya lebih lanjut. "Putus sebelum jadian?" tanya Hasna semakin penasaran. "Bahkan!" ucapan Hasya sukses membuat Hasna tertawa hingga kedua bulir air matanya siap terjatuh.

"Kebiasaan deh," tegur Hasya.. "Apa yang lucu?"
"Maaf, maaf" ucap Hasna menyeimbangkan tubuhnya agar bisa berdiri tegak kembali setelah perutnya lemas dipakai menertawakan sahabatnya itu.

"Coba bacaa apa isi suratnya!" titah Hasna melihat Hasya sudah memegang sebuah amplop cantik dengan bingkai toonicnya.
Bahkan kepalanya ikut mengintip apa isi suratnya.

"MAKASIH SUDAH MENJADI IBU UNTUK ANAK-ANAKKU" teriak Hasna histeris yang langsung membuat Hasya membantingkan isi paketnyaa.

Hasna masih tertawa dengan tangan yang menggeledah isi paketnya, terdapat sebuah syal tebal nan hangat sangat cocok dengan suasana saat ini.

"Syaa... Sini kadonya ambil dari suami tercintaah" teriak Hasna berlari membawa syal merah itu.
Berhasil memang dia menyamai langkahnya dengan Hasya.

"Ngapain dibawa segala?" sengit Hasya melihat ketidaksukaannya terhadap barang yang dibawa Hasna. Dia bahkan mempercepat langkah kakinya.

Beberapa kali Hasna berlari dan mengejek Hasya karena kado berharganya.. Namun beberapa kali juga Hasya menghiraukan celotehan sahabatnya.

Sampai diperempatan kebun teh dekat pintu rumahnya, ia membalikkan badan dan menggurui wajah blushing sahabatnya yang tak bisa berhenti tertawa itu.

"Na.. "

"Heemm" jawab Hasna tak henti-hentinya tertawa.

"E..mang wajah gu..e udah ka...ya ibu-ibu ya?" tanyanya memikir hebat.


🙌 Penasaran? 🙌
Simak kisah selanjutnyaa dengan follow account author @Risna_2504 karena seluruh part akan di private kecuali prolog..

Selamat menikmati.. Jangan lupa vote and comment with subscribe😂

👐 Sudah berapa kebaikan yang Anda buat hari ini? 👐

Wassalamualaikum

Gadis Intuisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang