Tired

60 11 2
                                    

Choon Hae pov.

Apa yang lebih melelahkan dalam hidup selain berperang dengan waktu dan takdir?,jika seseorang datang dan berkata,semua hanya perlu kau jalani dan kau nikmati,lalu untuk manusia seperti ku aku harus melakukan apa pada hidup ku?, menikmati setiap penderitaan yang aku rasakan?.

Aku berhenti pun akan ada seseorang yang memaksa ku untuk kembali berjalan di atas arang panas,memijak nya tanpa alas.

Perih,itu yang selalu ku rasakan,bahkan ketika aku menutup mata.

Aku berdiri di depan sebuah api yang dengan ganas nya membakar jenazah appa,memandang nya tanpa air mata,berbeda dengan wanita yang paling ku sayangi di dunia ini,Hyuna Kim,ibu ku.

Jika aku boleh jujur aku sangat ingin berlari dan memeluk nya tapi aku rasa dia terlalu membenci ku,iya aku tak pernah merasakan kasih sayang nya.

"Byun Baekhyun"

Tiba tiba saja perkataan oppa ku terima ngiang ngiang,di dalam sana.

Gila memang mengingat usia kami berbeda sangat jauh,tapi jika hanya ini caranya untuk bebas maka akan ku lakukan.

Pria itu Baekhyun maksud ku,tengah berdiri di depan ku tidak benar benar di depan ku agak sedikit jauh,atau memang jauh?,yang jelas aku dapat melihat raut wajah nya.Datar.

Aku tidak tau apa dia sudah tau tentang masalah pernikahan ini atau tidak tapi bisa kulihat ada gurat amarah di sana.

"Sudah lah Bu,kau jangan lagi menangis." Ucap Jong Dae oppa menenangkan.

"Suami ku..Hiks...kenapa dia cepat sekali meninggalkan ku?...Hiks."
Saat aku mendengar keluhan nya ingin sekali aku memeluk nya menenangkan nya,tapi apa bisa?,dahulu saat aku masih kecil ibu tiri ku meninggal,dia menyayangiku melebihi ibu kandung ku sendiri,namun sekarang?,apa bisa aku dapat kan itu dari ibuku?

"Ibu,sudah kau tak perlu menangis lagi ya?,nanti appa tidak tenang di sana,dia tidak akan suka jika istri nya menangis tersedu-sedu di sini."
Ucap ku menenangkan,tapi hanya tatapan benci yang selalu ku dapat dari dua obsidian nya.

"Kau..,semua ini salah mu!" Sakit rasa nya seperti ada yang menancap kan banyak sekali anak panah di jantung ku.

"Jika bukan karena mu!,suami ku tidak akan meninggalkan ku!,kau memang pembawa sial!!,untuk apa kau kembali?!,apa kau mau warisan nya?!,kau memang tak tau diri...Hiks...Hiks..,s..suami..Ku...,Dia menunggu...mu..Hiks...jika..b..bukan karena mu!,di..dia...masih ada di sini!" Kenapa rasanya sangat perih?,apa memang yang dikatakan nya benar?,tapi kenapa?,kenapa keadaan selalu menyalahkan aku?!.

"ibu,ini bukan salahku...Hiks..a..aku juga tak menginginkan ini...Hiks...k..kimohon-"lolos sudah isakan yang kutahan.

Wanita itu terus menatap ku dengan pandangan benci tak ada pandangan penuh kasih di matanya."Hentikan airmata buaya mu!,dasar tak tau malu?,untuk apa kau selama ini tinggal di rumah kakak ipar mu?,lalu setelah ayah mu tiada karena mu!,kau kembali!,aku benar benar menyesal karena melahirkan mu dari ra-"aku tak mau mendengarkan kelanjutan dari mulut ibu aku hanya berlari menuju barisan paling belakang dan menangis sejadi-jadinya.

"Butuh sandaran?"tiba tiba seseorang berdiri di hadapan ku,membuat ku mendongak dan melihat siapa yang ada di depan ku Sekarang.

Jongin,pria itu Kim Jongin.

"Oppa...Hiks..Hiks...,mereka bilang...Hiks...Appa...dia meninggal karena ku..." kulihat dia berjongkok di hadapan ku,menarikku kedalam pelukan nya,Hangat.

"Ssstt,manusia sudah memiliki umur mereka sendiri Hae-ya,bukan salah mu jika tuan Kim tiada,tapi memang karena takdir,bagaimana pun juga kau tak bisa merubah arah ke mana takdir berjalan."aku tau.

DoktorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang