Chapter Six

1.5K 207 0
                                    

Happy Reading~

Srakk.. srakk..

Baekhyun sibuk memilih barang dilemari yang berisikan semua koleksi mainannya.

Ia berencana untuk memberikan Kyungsoo sebuah mainan agar ia tidak merasa bersalah lagi kepada pria manis itu.

Seperti biasanya..

Lalu mata sipitnya terpaku pada sebuah mobil-mobilan berukuran sedang berwarna merah dan hitam. Tangannya meraih mainan itu kemudian ia lihat dengan teliti mainan mobil tersebut.

Mainan itu adalah hadiah dari neneknya saat ia berumur 7 tahun, mengingat neneknya memang sudah agak pikun jadi tak masalah jika mainan ini ia berikan kepada Kyungsoo.

'Lagipula Kyungie tidak akan menolak mainan semahal ini kan?'

Setelah mantap dengan keputusannya, Baekhyun meletakkan kembali mainan itu dan berjalan kearah ranjangnya yang mewah.

'Mari kita beraksi esok hari'.

.......

09.00 AM KST

Setelah menghabiskan dua potong sandwich, Baekhyun dan Kyungsoo berjalan kearah taman mansion.

Pagi ini pria kecil bermarga Byun itu tidak tahu ingin melakukan apa, maka dari itu ia mengajak Kyungsoo untuk pergi ketaman mansion rumahnya.

Mereka berdua duduk dikursi panjang yang ada ditaman, dihadapan mereka bunga matahari tumbuh dengan baik. Ayahnya memang suka merawat bunga itu karena kata paman Kim bunga matahari merupakan bunga yang disukai mendiang ibunya.

"Baekkie, kau terlihat lelah. Apa yang kau pikirkan?"

Kyungsoo bertanya kepada Baekhyun saat ia melihat kearah pria sipit itu, ia melihat gurat lelah diwajah pria yang menjadi tuannya itu.

"Entalah Kyungie, aku hanya memikirkan eomma".

Baekhyun menyandarkan tubuhnya dikursi dan menutup rapat kedua matanya.

"Eomma? Kenapa dengan eomma, Baekkie?"

"Semalam aku memimpikan eomma, kau tahu artinya Kyungie?"

"Emm, menurutku mungkin eomma merindukan Baekkie. Apa Baekkie sering mendoakan eomma?"

"Maksudmu aku melupakan eomma begitu?"

"Bu-bukan seperti itu, maksud Kyungie ap-"

"Sudahlah!"

"Ne?"

"Diamlah Do Kyungsoo!!"

Kyungsoo terdiam menunduk, ia sempat terkejut saat Baekhyun berteriak kearahnya. Baekhyun sendiri mengatur nafasnya yang sedikit berantakan setelah ia berteriak kearah pelayannya.

.......

"Jadi sejauh ini bagaimana perkembangannya?".

Kangin menatap serius kearah Jiwook, sekertaris pribadinya yang telah bekerja dengannya selama 5 tahun.

"Sejauh ini perkembangan tuan muda Byun baik-baik saja".

"Hahhh aku merasa anak itu tertutup dengan lingkungannya".

"Tapi tuan muda Byun selalu rank dikelasnya tuan".

"Ya.... itu bagus, tetapi anak itu terlalu pendiam bahkan cenderung seperti anak perempuan. Anak itu selalu mengurung diri dikamarnya dan hanya bermain dengan Kyungsoo dan juga anak itu hanya suka membuat puisi, membaca dongeng, menyanyikan lagu anak-anak perempuan. Aku tidak ingin anak itu menjadi lemah".

MISTAKE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang