Don't be a silent reader
Sesampai nya dirumah, aku disambut oleh harum nya makanan yang berasal dari dapur. Seperti nya mama sedang memasak.
"Kamu udah pulang?" Tanya mama yang masih sibuk berkutat dengan peralatan dapur.
Aku melirik kesekitar. Sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah ini kecuali mama.
Aku menghampiri mama, "Mama sendirian aja? Bibi kemana?"
"Iya, untung kamu udah pulang. Bibi tadi mama suruh keluar" mama tersenyum. "Gimana tadi ujiannya?"
"Hmm... baik-baik aja. Aku bisa semua kok," kataku sambil memberikan senyum yang manis.
Sudah lama mama tidak bertanya tentang sekolah. Mama selalu sibuk dengan urusannya sendiri, jarang dirumah. Hanya Bibi Sum yang sering menanyakan bagaimana hari ku selama di sekolah.
Aku duduk di bangku meja makan. Sesekali aku memperhatikan mama yang sedang memasak makanan, pasti untuk makan malam.
'Tanya ga ya ke mama? Soalnya kan yang deket sama dia itu mama. Tanya ga ya?'
"Ma," aku membuka suara. "Kenapa dek?" Mama masih sibuk dengan masakan nya.
"Mama ada cerita-cerita ke orang lain soal adek yang mau kuliah di Jepang?"
Mama tiba-tiba terdiam.
"Kenapa emang?"
"Hmm.. gak kenapa-kenapa sih ma, aku nanya aja. Siapa tau mama udah bilang ke orang-orang gitu."
Tidak ada balasan dari mama. Tetap, dia sibuk dengan masakannya. Aku memutuskan untuk pergi ke kamar. Sampai dikamar aku langsung bergegas mandi dan ganti baju. Tumpahan jus tadi membuat baju dan badanku sangat lengket.
Setelah selesai mandi, aku duduk di meja rias ku. Aku menatapi pantulan diriku di cermin. Aku mencoba melihat kedua tanganku. Disana sudah banyak sekali bekas sayatan-sayatan yang aku buat sendiri. Sudah ada perubahan. Tapi, tidak banyak mungkin. Sudah ada yang berubah menjadi warna kulit walaupun masih membekas dan ada juga yang masih berwarna coklat.
Sampai kapan aku begini? Kenapa aku tidak bisa berhenti?
Sehari saja tidak melakukan self harming rasanya ada yang kurang. Bahkan seperti kehilangan sesuatu yang aku cintai.
Ya, aku sudah mulai mencintai self harming. Gila? Ya, aku akui. Bagaimana seseorang bisa menyukai perbuatan yang melukai diri mereka sendiri. Tapi bagaimana pun juga, aku tetap suka. Susah untuk melepaskan hal yang sudah kita sukai.
⛩⛩⛩
"Ini apa?" Tanya ku ketika papa memberikan sebuah amplop putih ketika kami selesai makan.
"Buka aja."
Hening.
Tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun ketika aku mengeluarkan isi dari amplop tersebut. Kaget, aku sangat kaget. Tiket penerbangan Jakarta - Tokyo minggu depan sudah ada di tangan ku.
"Pa?" Aku menatap papa. Yang ditatap hanya asik memakan kue yang tadi disiapkan oleh Bibi Sum. "Apa?"
"Ini buat adek? Kok c-cepet banget?"
"Ga seneng ya cepet-cepet ke sana? Papa kira kamu malah bakal seneng banget."
Aku masih menatap papa dengan tatapan yang tak percaya. Apa ini benar?
Tiket ke Jepang?
Secepat ini?
Papa sama mama udah mengizinkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Japan
RomanceSelf-harm adalah ketika seseorang menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi, mengungkapkan, atau bertahan dari keadaan yang sangat sulit. Rheina berusaha keluar dari ruang gelap itu. Namun, daya tarik dari ruangan tersebut sangat tinggi...