Chapter 4

101 8 13
                                    


PERSAMAAN
Part. 2

Diperjalanan, mereka terus terdiam karena canggung untuk bicara karena tak pernah sedekat ini sebelumnya. Tapi mereka memiliki pertanyaan masing-masing yang membuat mereka tak tenang.

Luminous menghela nafas dan mulai pembicaraan agar tak sepi.
"Ma, maaf, Kak Zain." kata Luminous canggung.

Zain pun terkejut dan menatap Luminous bingung.
"Maaf untuk apa, Tuan Putri?"

"Maaf karena Kak Zain jadi ikut terlibat dalam penyamaran ini."

"Penyamaran?" tanya Zain masih bingung.

"Benar, Kak. Sebenarnya aku dan Clara selalu menyamar menjadi rakyat biasa bila diluar istana." jawab Luminous.

"Jadi begitu? Itu sebabnya Anda dan Nona Clara memakai pakaian seperti rakyat biasa dan meminta Hamba untuk memakai pakaian seperti itu juga." kata Zain mulai faham.
"Tapi kenapa mesti menyamar?" tanya Zain lagi.

"Tak ada alasan khusus, sih. Tapi aku ingin merasakan menjadi rakyat biasa dan bebas dari rasa canggung semua orang yang menghormatiku sebagai Putri. Aku hanya ingin berbaur dengan leluasa diantara mereka."

"Dan mungkin juga itu bisa melindungi Tuan Putri dari orang-orang yang mengincar Putri Luminous." sahut Clara.

"Begitu, ya. Benar juga. Anda memang baik, ya." puji Zain.

"Emm, terima kasih, Kak." kata Luminous.

"Sama-sama, Tuan Putri." jawab Zain.

"Oh iya,  Kak. Kalau diluar istana namaku adalah Cahaya. Dan tolong jangan panggil aku Tuan Putri atau nama asliku." kata Luminous.

"Baiklah, saya mengerti, Tuan Put... Eh, maksud saya Nona Cahaya." kata Zain masih agak canggung dan belum terbiasa dengan panggilan itu.

"Emm, Kak. Bicaranya tak perlu formal seperti itu. Biasa saja dan jangan pakai Nona. Panggil saja Cahaya. Dan kalau diluar istana, anggap saja kita kakak beradik. Jadi jangan sungkan." pinta Luminous atau Cahaya.

"Baiklah, Cahaya."

"Lalu, apa Kakak ingin menggunakan nama samaran?"

"Sepertinya tidak. Aku gunakan nama asli saja. Lagipula aku tak terkenal. Jadi tak akan ada yang tahu siapa aku." jawab Zain.

"Baiklah, Kak."

Mereka kembali terdiam untuk beberapa saat. Namun Zain masih penasaran dengan sesuatu dan memutuskan untuk bertanya pada Cahaya.

"Maaf. Kalau boleh tahu, apa sebenarnya tujuanmu dan apa yang kau lakukan di luar istana dengan penyamaran?" tanya Zain.

"Tak ada yang penting. Tapi ini cukup penting untukku dan nanti Kakak akan tahu sendiri." jawab Cahaya.

"Baiklah." kata Zain mengerti dan mereka kembali terdiam.

*****

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya mereka sampai di sebuah pasar besar di perbatasan negara Api. Pasar itu masih cukup ramai di senja hari. Namun mereka tak bisa melanjutkan perjalanan karena pasti akan dicurigai bila berkeliaran malam-malam yang bukan penduduk asli kerajaan ini.

Cahaya dan Clara pun memasuki sebuah penginapan sederhana terlebih dahulu dan beberapa kali Cahaya dan Clara menginap di tempat itu hingga pemilik penginapan yang baik hati sudah akrab dengan mereka. Sedangkan Zain mengikat kuda dan menaruh kereta kudanya ditempat yang sudah disediakan di samping penginapan itu.

"Selamat datang, Nona Cahaya dan Nona Clara. Lama tidak berjumpa, ya." sambut pemilik penginapan yang berusia empatpuluh tahunan itu dengan ramah.

"Terima kasih, Bibi." jawab Clara sopan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRYSTAL ELEMENTALS WORLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang