11.Just you and me

1.6K 154 33
                                    

"Apakah berlebihan jika kubilang ingin memiliki dirimu seutuhnya? Aku hanya ingin hubungan ini diperjelas, dimana hanya ada kau dan aku tanpa campur tangan orang lain". ~KJn

🥂

Hari ini di akhir minggu tepat beberapa jam sebelum jam makan malam dimulai, Jong In berlalu menghampiri gadis yang tak lain adalah Irene setelah selesai dengan urusannya di loket pembelian tiket.

"Hai nona, sepertinya ada lubang besar  pada cangkir kopimu" ucapnya pada Irene jenaka, kemudian duduk manis didepan hmgadis itu.

Irene hanya tersenyum setelah mendengar ucapan prianya dengan intonasi sedikit menggoda. Ia kemudian melirik sedikit kedalam cangkir kopinya yang terlihat tak banyak cairan hitam pekat yang tersisa.

Pria itu seperti biasa mengusap lembut puncak kepala gadisnya saat rasa gemas sudah melandanya. Gadis itu selalu berhasil menarik perhatiannya, bukan hal yang aneh jika dirinya selalu tak dapat menahan debaran jantungnya yang selalu menggila dengan setiap kelakuan gadisnya.

"Kau mau tambah secangkir lagi Joohyun-ah?" Jong in menopangkan dagu pada kedua tangannya lalu memusatkan pandangannya kearah Irene.

"Aniyaaa...kurasa aku harus berhenti karna perutku sudah terasa kembung" Irene menggeleng tanda dirinya benar-benar ingin berhenti sebelum lambungnya benar-benar di banjiri Americano.

Sesuai janji yang sudah mereka sepakati, Hari ini Jong In dan Irene menikmati kencan dengan menonton sebuah teater yang sudah sangat lama ingin di tonton gadis itu. Sudah lama rasanya sejak kencan terakhir mereka. Baik Irene ataupun Jong In mereka dua manusia yang super sibuk dengan dunia dan hidupnya masing-masing.

Mereka bahkan seringkali melupakan satu sama lain saat benar-benar fokus dengan pekerjaan masing- masing, namun anehnya mereka sulit untuk fokus ketika rindu sudah benar-benar menggerogoti hingga ubun-ubun, maka hanya bertemulah yang menjadi penawar semua itu.

"Bagaimana pekerjaanmu akhir -akhir ini oppa? Apakah masih sebanyak saat terakhir kali aku berkunjung ke kantormu?" Irene meletakkan cangkir kopinya dengan anggun dan sedetik kemudian ia menopangkan dagunya pada kedua tangannya mengikuti pria berkulit tan di hadapannya itu.

"Hmmm, kurasa minggu ini aku bisa beristirahat dengan nyaman." Tukas Jong In mengerucutkan bibirnya dan kemudian tersenyum kearah gadisnya.

"Jadi aku akan menemuimu lebih sering" lanjutnya dengan menatap Irene lembut.

"Benarkah, aku menantikannya" ucap Irene terlihat antusias

"Lalu bagaimana denganmu? Persiapan project pamerannmu yang baru apakah berjalan baik?"Jong In menyuruput esspresso nya dengan tenang sembari menunggu jawaban kekasinya itu. Pria itu kemudian mengernyit karna gadis itu menjadi kehilangan mood dalam sekejap.

"Wae? ada masalah?" pria itu menjadi sangat mencemaskan gadis yang terlihat lesu di hadapannya.

"Eung..."gadis itu menjawab singat yang di iringi dengan anggukan kepalanya

"Apa yang sebaiknya aku lakukan oppa?" lanjut Irene dengan air muka lesunya.

"Wae?" Jong In menggenggan kedua tangan kekasihnya, memastikan masalah apa yang sedang dialamai gadis itu sehingga membuat air mukanya seketika menjadi sangat lesu.

"Oppa tahu Prof Jung? Pelukis yang sering ku ceritakan." Irene menimpali pertanyaan Jong In dengan pertanyaan lainnya.

"Prof Jung? Ahh...bukankah dia pelukis yang sangat kau sukai itu? Ada apa dengannya?" Setelah berhasil mengingat sosok pemilik nama, Jong In kembali memfokuskan pandangannya pada Irene.

MOMENT •우리 시간• (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang