HARI BIRUKU BERSAMA AYAH-IBU
Hai gaes, namaku Vika Ermawati Pratama. Biasa dipanggil Vika oleh teman-teman yang kenal denganku. Sekarang aku tinggal di Bantul, tepatnya Yogyakarta bagian selatan.Nama ayahku paimin dan ibuku suyati. Aku dilahirkan dari keluarga cukup sederhana.
Aku lahir di Kalimantan barat, pontianak. Disitulah awal perjuangan orangtuaku, tinggal di rumah kontrakan. Bapak dan ibu bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhanku sehari hari.
Sebuahh peristiwa dimana ibuku pernah bercerita tentang masa kecilku di kalimantan. Saat aku usia 3 bulan aku dibawa pulang ke jogja dengan mengendarai kapal yang ramai penumpang, sehingga saling desak desakan dan kepalaku terkena tangan orang lain. Akupun menangis cukup lama.
Selain itu, Ayah dan ibu kebinggungan dengan dengan asupan giziku saat di perjalanan, karena air susu ibuku tidak keluar, dan dalam keadaan terpaksa, aku hanya dikasih susu formula.
Sesampainya di jogja aku terkena penyakit flek. Dari rujukan yang ada, aku yang kecil harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari dan itu tidak hanya sekali aku dirawat dirumah sakit tersebut karena penyakitku kadang kambuh secara terus menerus. Hanya ayah dan ibu yang selalu merawatku, menemaniku disana hingga mereka tidak pernah tidur setiap malam.
Dalam keadaan aku yang sakit, ayah dan ibu di jogja belum mempunyai rumah yang layak untuk ditempati karena waktu itu rumahnya hanya terbuat dari anyaman bambu. Namun perlahan dengan hasil kerja keras ayah dan ibu kini dapat menabung untuk membangun sebuah rumah kecil yang seadanya dan yang pasti masih layak untuk ditempati.
Pada waktu itu, ayah bekerja di sungai untuk mengais rejeki dari hasil mencari pasir dan ibu sesekali bekerja di sawah untuk buruh tani. Dari penghasilan tersebut, orangtuaku berjuang keras untuk membiayai pengobatanku dan membeli kebutuhan makanan sehari hari yang sederhana.
Menginjak usia 5 tahun, aku masih TK. Disitulah Allah menguji kembali orangtuaku, aku sakit lagi. Dengan penyakit lain, yaitu asma. Aku demam dan kejang kejang. Sedangkan penyakit flekku belum tuntas. Akhirnya aku harus dirawat dirumah sakit lagi dan hanya kedua orangtuaku yang merawatku. Seminggu sekali, Ayahku harus mengambil obat dengan mengendarai sepeda ontel karena pada waktu itu belum mempunyai kendaraan sepeda motor. Kedua orangtuaku rela naik sepeda ontel hanya untuk kesembuhanku, mereka rela berkorban, merasakan kepanasan maupun kehujanan. Mereka juga tidak pernah merasakan lelah-letih dan mengeluh.
Pada akhirnya penyakitku dapat sembuh total pada saat umur 7 tahun dan masih duduk dibangku sekolah dasar kelas 2. Alhamdulilah, secercah cahaya membuat orangtuaku bahagia melihatku tumbuh sehat..
Dengan keadaan aku yang sehat, ayah dan ibu kini dapat bekerja dengan tenang. Ayah yang masih bekerja di sungai dan ibu melanjutkan bekerja di sawah. Apapun mereka rela lakukan demi aku, anaknya.
Akan tetapi, tidak berhenti disini ceritaku. ibuku dulu sempat terkena penyakit di payudaranya. Ibu sakit dibagian dadanya, karena ada benjolan dan harus dioperasi. Sehingga aku ditinggal lagi dan hanya tinggal bersama nenek dan kakek. Setiap malam aku selalu menangis karena ingin bertemu dengan ibu. Namun, nenek tidak membolehkan bertemu ibu karena pada waktu itu aku masih kecil.
Setelah ibuku sembuh dari penyakitnya, ibu diperbolehkan pulang dan waktu itu aku sangat senang sekali. Akan tetapi penyakit itu belum sembuh total masih ada masalah dalam operasinya serta benjolan lain di sekitar payudaranya. Ibu harus kembali di rawat dan dioperasi lagi. Aku sangat sedih dan terpukul karena merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtua terutama seorang ibu. Pada akhirnya ibu sembuh total dan sudah dapat diperbolehkan pulang serta dapat bekerja seperti biasanya.
Pada tahun 2018 sampai saat ini, aku merasa masih membebani ayah dan ibu. Belum lama ini, aku terserang penyakit infeksi saluran kencing, aku harus dirawat di puskesmas. Ibu rela tidak bekerja demi merawatku dan menemaniku. Ibu selalu membuatku semangat dan bangkit dari penyakit itu. Setelah sembuh, aku diperbolehkan pulang dari pukesmas. Di rumah, kurang lebih 2 minggu penyakitku kambuh lagi. Kemudian orangtuaku membawaku ke puskesmas dan dokter menyarankan untuk dirawat lagi. Ternyata aku terserang penyakit tipes, infeksi saluran kencing, dan depresi. Kedua orangtuaku sangat terpukul dan sedih. Namun, mereka tetap berjuang agar aku dapat sembuh total dengan salah satu dokter psikologis yang selalu memotivasi dan menyemangatiku agar aku dapat bangkit dari penyakit tersebut.
Terimakasih ayah dan ibu kalian orangtua hebat yang selalu berjuang untuk putri kecilmu ini.
Hari biruku bersama keluarga kecilku, semoga menjadi ladang amal bagi kami dan Allah memberkahi selalu Ayah-Ibuku tercinta..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Biruku Bersama Ayah-Ibu
Short StoryHARI BIRUKU BERSAMA AYAH-IBU Sebuah peristiwa dimana ibuku pernah bercerita tentang masa kecilku di kalimantan. Saat aku usia 3 bulan aku dibawa pulang ke jogja dengan mengendarai kapal yang ramai penumpang, sehingga saling desak desakan dan kepalak...