Bagian 2

14 4 0
                                    

NORMAL POV

Beberapa hari semenjak kepindahan Keluarga Takahashi ke kediaman utama mereka, selama itu juga Satsuki selalu mengetuk pintu kamar Ryou untuk sekedar membangunkan atau untuk mengatakan jika sarapan sudah siap, seperti hari ini.

"Ohayōgozaimasu, Takahashi-san!"

Ryou memandang Satsuki dengan tatapan dinginya.

"Apa kau akan selalu menyapaku seperti ini?"

Pertanyaan ketus Ryou membuat Satsuki tersentak.

"Um...ano..."

Satsuki merasa saat ini lebih baik dikubur hidup-hidup dari pada mendengar pertanyaan dingin seperti saat ini.

"Aku bisa bangun tanpa kau mengetuk pintuku dan aku akan turun jika sarapanya memang sudah siap, kau tidak perlu selalu mengetuk pintu kamarku, mengerti?"

Satsuki mengangguk mendengar ucapan tuan mudanya, suasana canggung mulai dirasakan.

"Wa...wakarimashita! Saya tidak akan mengetuk pintu anda lagi, Takahashi-san."

Ryou hanya mendengus dan berjalan melewati Satsuki begitu saja.

"Dan berhenti memanggilku dengan margaku, panggil saja aku Ryou."

"Ha'i! Saya mengerti, Ryou-san."

Ryou menuruni anak tangga diikuti Satsuki.

Satsuki langsung menuju pintu utama dan keluar dengan langkah pelan.

"Huh....sepertinya aku menganggunya dengan menyapanya setiap pagi, kupikir dengan begitu aku bisa akrab denganya....."

Satsuki berjalan menuju halte dan menunggu bus datang.






Ryou berjalan menuju dapur, dapat dilihatnya orang tuanya tengah duduk berhadapan.

"Ohayō, Kāasan. Ohayō, Tōusan."

Keiko langsung tersenyum saat melihat kedatangan puteranya.

"Hm, Ohayō!"

Ketiganya sarapan dengan tenang tanpa pembicaraan sama sekali.

Setelah selesai sarapan, Ryou bangkit dari duduknya.

"Matte, Ryou!"

Ryou menghentikan langkahnya untuk menuju pintu utama dan menatap sang ibu.

"Sebaiknya kau berangkat bersama Satsuki, Kāasan dengar dia selalu naik bus jika ingin berangkat ke sekolahnya."

"Dia sudah berangkat."

Keiko tampak kecewa, tapi senyum segera muncul di wajah wanita itu.

"Kalau begitu kau harus menjemputnya pulang nanti."

Ryou menghela napas sejenak.

"Aku tidak mau. Aku berangkat."

"Matte, Ryou!"

Ryou berjalan keluar tanpa mempedulikan ibunya.

Keiko menghela napas kecewa, tanganya mengambil secangkir teh dan meminumnya.

"Kau tidak sedang berbuat hal aneh kan?"

Keiko menatap suaminya dengan tatapan aneh.

"Īe, aku tidak melakukan apapun. Sebaiknya kau segera berangkat, apa jadinya jika Takahashi Naoto, seorang pemilik perusahaan besar di Jepang terlambat ke perusahaanya sendiri."

Naoto menatap Keiko dengan dingin dan mengangguk, kemudian berjalan keluar.

"Anda memanggil saya, Keiko-san?"

I Love You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang