SATU

35 17 4
                                    

Jodi adalah anak seorang juragan di desa. Ia anak tunggal. Tinggal berdua bersama ayahnya karna ibunya sudah meninggal dunia sejak Jodi berusia 4 tahun.

Sama-sama kesepian, keduanya punya mimpi bertemu bidadari yang berbeda. Ayahnya yang sudah jelas mengagumi mpok-mpok tukang gado-gado si kembang Desa. Sementara Jodi yang ngalor-ngidul punya impian nikah sama selebriti.

Kini usia Jodi sudah menginjak 22 tahun. Baru saja lulus sarjana jurusan pertanian. Karna sudah tak sabar ingin bertemu bidadarinya, Jodi nekad pergi merantau ke Jakarta bersama Beno, kawan sekampungnya.

Jodi fikir kehidupannya di Jakarta akan adem ayem. Mulus tanpa gangguan apapun karna ia sendiri bawa modal untuk hidup di Jakarta. Berbekal kepercayaan bahwa jodohnya adalah artis, Jodi pun akhirnya menemui sebuah tempat yang dipakai acara syuting film horror. Jodi yakin, pemain film horror slalu tampak cantik-cantik.

"Misi mas, saya mau nyari lowongan kerja. Jadi figuran juga sing oke bae." Ujar Jodi saat pertemuannya dengan salah satu kru yang berambut kribo dan perut buncit.

Mas-mas yang di panggil Jodi menoleh dengan tampang datar, "Maaf gak menerima lowongan!" Tolaknya.

Jodi tidak putus asa, lagian tujuannya kesini bukan untuk jadi artis. Tapi ingin mendapatkan jodoh artis.

Keesokan paginya, Jodi kembali ke tempat itu yang kini sudah berubah menjadi tempat syuting film romantika remaja. Makin semangat Jodi karna biasanya film romance begini artis nya cantik dan masih muda-muda.

"Mas, ada lowongan buat jadi figuran?" Tanya Jodi pada kru yang memegang sebuah kertas-kertas naskah.

"Emang jaman edan. Orang nyari kerjaan pengen jadi artis, casting. Lah ini malah pengen jadi figuran. Saya aja jadi kru gini kepaksa!" Mas-mas itu meninggalkan Jodi sendirian di tempat.

Jodi menghela nafasnya. Masih sabar ia menunggu jodohnya yang entah berada dimana.

Sepulang dari tempat itu, Jodi melewati sebuah trotoar dan akan menyebrang di zebra cross. Lampu masih hijau dan Jodi masih menunggu bersama 2 orang sepasang kekasih yang tangannya saling bertautan.

"Ya Allah, kuatkanlah hati hambamu ini. Ya Rabb!" Jodi berkomat-kamit. Matanya terpejam karna tak sanggup melihat pasangan alay yang berada di depannya ini.

Terdengar suara mobil dan motor berhenti dan saling beradu klakson, Jodi membuka mata. Dilihatnya sudah lampu merah dan ia akan segera menyebrang mendahului pasangan itu.

Sretttt..

Tak sengaja Jodi bertubrukan dengan seorang wanita yang memakai dress juga highheels. Wanita itu hanya mendelik lalu meneruskan perjalannya yang bertolak belakang dengan Jodi. Sementara Jodi masih terpaku dan melihat wanita itu yang kini sudah berada di sebrang sana.

"Bidadari." Lamun Jodi.

¤¤¤

Ceritanya bersambung..

Si Manis Di Trotoar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang