"Beneran Ben, yaelah lu mah kaga percayaan banget sih. Tapi awas aja ya kalo lu ketemu sama doi trus naksir, gua gibeng lu!" Jodi bersungut dengan gaya yang hendak memberikan sebuah gibengan pada Beno yang sedang menjemur handuknya di teras.
Mereka berdua saat itu sedang ada di kontrakan yang di sewa bersama untuk 1 bulan. Jodi sudah mandi sejak subuh tadi, niatnya akan mengajak Beno untuk melihat lagi bidadari nya yang kemarin di jalan raya.
"Ayo buruan, mumpung masih pagi doi pasti lewat lagi tuh di jalan mau berangkat." Jodi menarik-narik tangan Beno.
Tanpa menjawab dulu, Jodi sudah berhasil membawa Beno menjauh dari kontrakan mereka.
Sesampainya di jalan raya yang kemarin di lalui Jodi, mereka langsung menyebrang lewat zebra cross. Terlihat oleh Jodi di trotoar ada seorang wanita yang sangat manis sedang duduk sendirian. Dihampirinya wanita itu dengan Beno yang nampak kebingungan.
"Ini Jod bidadari nya?" Tanya Beno dengan sedikit nada mencibir.
"Berisik lu!" Ancam Jodi. Jodi kemudian melakukan aksinya memanggil si manis itu.
"Hai, cewek. Sendirian aja." Goda Jodi. Gombalan receh yang membuat Beno mual-mual di belakangnya.
Si manis menoleh ke arah jodi. Lalu ia mengangguk.
"Lha, ngapain duduk disini? Muka kamu yang manis itu kena debu nanti kotor. Mending sini deh berdiri aja." Ajak Jodi. Si manis menurut.
"Nama kamu siapa?" Tanya Jodi sok lembut.
"Manis, bang." Jawab si manis.
Jodi tersentak. Benar-benar jodoh ini.
"Wah, kamu tinggal dimana? Trus tadi lagi ngapain disana?"
"Nungguin kakak saya bang." Jawab si manis. Suaranya terdengar merdu dan membuat Jodi langsung merinding mendengarnya.
"Mau ditemenin sama abang?" Tanya Jodi sok iye.
Si manis mengangguk dan jadilan Jodi bersama Beno menunggu panas-panasan di trotoar.
Sekitar 2 jam kemudian, Jodi hendak membelikan minuman dahulu ke warung yang harus menyebrang jalan. Setelah mendapatkan minumannya, Jodi kembali ke tempat tadi si manis sudah menghilang tanpa jejak dan bayang-bayang.
"Eh Ben, si manis mana?" Tanya Jodi histeris. Ia mondar-mandir melihat sekeliling bahkan melihat ke sungai yang berada di balik trotoar, takut-takut si manisnya sudah nyemplung.
Beno yang hampir ketiduran hanya menggeleng acuh. "Pulang aja dah yuk Jod, ngantuk gua serasa pengangguran. Mana panas lagi disini."
"Eh jangan becanda lu. Si manis mana?!" Tegas Jodi
"Pulang kali." Jawab Beno enteng. Jodi menggeram kesal. Karna tak didapatinya si manis oleh indra penglihatannya, Jodi memutuskan pulang bersama Beno.
Keesokan harinya di tempat yang sama, Jodi kembali menemui si manis. Kali ini berpakaian dress dan highheels seperti wanita yang tempo hari ia tabrak si zebra cross.
"Wah, artis ini mah euy. Emang jodoh!" Girang Jodi. Ia menghampiri si manis yang lagi-lagi sedang duduk di trotoar.
"Nunggu kakak lagi?" Tanya Jodi basa-basi.
Si manis kali itu hanya mengangguk lesu. Jodi memutuskan mengajaknya duduk di trotoar yang sedikit terhalangi oleh atap warung kosong.
Kali ini si manis hanya diam tak menjawab pertanyaan-pertanyaan receh dari Jodi. Di pandanglah oleh Jodi si manis yang kini mulai meneteskan beberapa tetesan air matanya.
¤¤¤
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Manis Di Trotoar (End)
Short Story[CERPEN] Jodi terobsesi dengan selebriti. Ia bermimpi menikah dengan selebriti muda yang sangat cantik. Hingga akhirnya apakah mimpi itu kesampaian?