11

114 17 6
                                    





Pergi? Adalah salah satu hal dari sekian banyak hal yang kubenci.
.
.

@LunaticOntheBeat♡

.
.

Hawa dingin membekap, salju turun dengan perlahan menjatuhi tanah kota seoul. Malam yang gelap membawa sayup senyap.

Jalan tol Sumsuk terlihat hening, sudah biasa hal itu terjadi. Apalagi sudah masuk musim dingin seperti ini, lebih baik menunda perjalanan hingga esok pagi daripada harus bepergian ditengah malam, rawan kejahatan sudah menjadi ketakutan sendiri untuk orang Seoul atau orang luar Seoul yang hendak melewati daerah tersebut.

Disebuah tempat perhentian daerah Sumsuk, tempat peristirahatan tepatnya yang berdiri ditengah-tengah daerah Sumsuk. Tak jauh dari tol Sumsuk, ada tempat peristirahatan yang bagus untuk bermalam. Tempat itu terlihat ramai pengunjung, banyak yang tengah menikmati makanan.

Suatu ketika, di toilet umum pria tempat peristirahatan itu. Banyak sekali orang-orang yang tengah mengantri. Salah satu dari mereka dibarisan belakangpun keluar dari barisan antrian yang cukup panjang tersebut.

Ia berjalan kesamping gedung peristirahatan itu, cukup temaram dan lumayan gelap dibelakang sana. Laki-laki itu membuang air kecil disamping gedung tersebut, dekat pohon yang tumbuh di sisi kiri gedung itu.

Tiba-tiba, seseorang dengan pakaian gelap-gelap. Hoodie hitam yang menutupi sebagian wajahnya menambah nilai horror orang tersebut. Ia menyerang laki-laki yan tengah membuang air kecil tadi dengan sekali tusukan di dadanya. Laki-laki itu tak dapat berkutik karena menahan sakit yang teramat, tusukan itu sangatlah dalam.

********

Keesokan paginya, suara sirine mobil polisi terdengar menembus jalan daerah Sumsuk.

Jin yang saat itu tengah berada diruang perawatan Tae sampai terkejut dengan berita yang ia dapatkan sepagi ini. Dengan secepat kilat ia menyusul dan mengambil alih perannya sebagai salah satu polisi kantor kepolisian Cheonmuk.

"Aughhh! Dia neomu-neomu saiko! Aishhhh!!" keluh salah satu teman sesama polisi Seokjin, Xiumin.

Didepan mata mereka, seorang lelaki dibunuh dengan sadis. Banyak sekali bekas luka diperutnya, banyak darah yang berhambur ditubuh lelaki tersebut.

Dari metode pembunuhan pun terlihat, kalau saja si pembunuh sangat menikmati aksinya yang biadab itu.

"Dia kembali berulah," ujar Jin, miris melihat mayat yang terbujur kaku dengan sisa salju ditubuhnya.

"Sudah cukup lama ini tidak terjadi, kenapa ia kembali?" tanya Xiumin, rekan dekat Jin.

"Targetnya kembali, itulah dia menggila." Jin berbalik. "Mari kita diskusikan dikantor," lanjut Jin, meninggalkan tim yang tengah menangani kasus itu.

Yang paling menonjol dari pembunuhan itu adalah pisau yang menancap dalam pada tempurung si korban.

"Pembunuh berantai Seoul, benda tajam yang menjadi khas tersendiri, bagaimana bisa ia selalu menancapkan benda-benda mengerikan itu dikepala manusia? Aihhhhh, dia sungguh psycopath!!!" cerutu Xiumin pada Jin, saat mereka masuk kedalam mobil yang sama.

Ya, begitulah pembunuh itu meninggalkan jejak. Ia selalu saja menancapkan benda-benda tejam pada tempurung kepala korban. Meskipun begitu, sampai saat inopun belum terungkap siapa yang melakukan hal keji itu.

********

Setelah hampir seharian penuh menangani kasus itu. Jin datang kerumah sakit saat hari sudah malam untuk meninjau adik-adiknya.

The lunatic On Beat[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang