4

22 5 2
                                    

нappy readιng!

•Λ®Ð•

Kini,kamar Govan dipenuhi riuh-piuh suara ditambah snack yang bertebaran dimana-mana semenjak kedatangan Fibon,Kevin dan Seno.

"BELAKANG LU JOMBINYA" ujar Govan panik

"MANA GAK KELIATAN GELAP CUK" jawab Fibon menajamkan tatapannya ke layar yang menampilkan suatu game zombie.

"Ini si jombinya kayanya lupa bayar listrik cuk" kekeh Kevin

"Kasian gua cuk,udah mati,jelek,gak mampu bayar listrik lagi cuk" ujar Govan dengan mimik kasihan yang dibuat-buat.

"Tolol"Mereka terkekeh.

"ANJING TOLONGIN GUA,GUA DISERANG" Teriak Seno kalang kabut,tangannya dengan lihai menekan tombol stick.

"Oh itu jombinya" sahut Fibon sembari mengangguk-anggukan kepalanya, "bantuin gak nih?"

"Anjir pake nanya, bantuin inyong pelis cuk" mohon Seno,tatapannya terus fokus ke layar,menembaki jombi yang terus menghalangi karakter gamenya.

"Gua kok dengernya pe*is yak" timpal Govan.

"Goblok!" Sontak ketiga temannya tertawa.maklum pikiran para lelaki yang masih dalam masa pubertas.

Brak!

Mereka terlonjak mendengar gedoran pintu dari luar.

"ABANG JANGAN BERISIK,ADEK LAGI BELAJAR" Teriak Ara dari luar kamar abangnya,selepas menggedor pintu kamar Govan.

"IYA DEK MAAF,SEMANGAT BELAJARNYA ADEK" sahut Govan dari dalam kamar,kemudian terdengar langkah kaki menjauh dan suara pintu ditutup menandakan Ara sudah kembali ke kamarnya

"Anjir,kaget gua" ujar Fibon sembari mengelus dadanya

"Van,adek lu cakep juga" sahut Seno,"Awwwnjir" lirih Seno terjungkal selepas dirinya ditendang oleh Govan

"Gausah pedo sama adek gua" Ketus Govan

"Tau lu pedo" timpal Kevin dengan mulutnya asik mengunyah chiki.

"Dasar pedo" tambah Fibon dengan tampang jijik ke arah Seno.

"Astagfirullah lelah hayati difitnah" melas Seno melankolis.

Λ®Ð

"Noh kan,masih sepi" ujar Aci malas,ia melangkahkan kakinya gontai menuju tempat duduknya.Dirinya terlalu cepat berangkat sekolah.Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.20 dimana 10 menit lagi bel akan berbunyi,tapi keadaan kelasnya masih sepi bak kuburan hanya ada beberapa murid saja yang sudah berada di kelas,itu pun hanya anak-anak yang tergolong super rajin.

Seperti biasa,aci melipat kedua tangannya di atas meja dan menaruh kepalanya diatas perpotongan lengannya dan mulai memasuki alam mimpinya.

Aci terbangun terusik dengan keadaan sekitarnya yang berisik,ia menegakkan badannya dan membuka kelopak dua matanya,

Vanya tertawa,"iya emang"

"Biasa dia mah" sahut Govan terkekeh.

Ternyata dua biang keladi ini yang mengganggu tidur nyamannya.Aci menguap, "berisik kalian" mata sayunya yang kantuk itu menatap ketus kearah dua sejoli dihadapannya.

GOVANACITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang