19

43.5K 2.6K 1.1K
                                    


Renjun mengerjapkan kedua matanya pagi ini, terbangun dari tidurnya. Namun, karena masih terlalu malas ia kembali menutup matanya dan menyamankan diri didalam selimut hangatnya.

Tapi renjun merasa ada yang beda kali ini, tempat tidurnya terasa lebih sempit dari biasanya. Perutnya terasa lebih berat hari ini. Hembusan nafas juga terasa di ceruk lehernya.

Sebuah kecupan renjun rasakan disepasang kelopak matanya yang tertutup. Tangan yang ada diperutnya juga semakin erat mendekapnya.

Tunggu sebentar..

Apa ini?....

Aku tak punya roommate seingatku?

Renjun kontan membuka matanya, ia tentu saja baru sadar apa yang terjadi setelah nyawanya benar benar terkumpul.

Renjun menoleh keperutnya dan sadar bahwa itu adalah lengan Haechan yang mendekapnya. Saat ia menoleh kekiri, ia mendapati wajah mark berjarak 2 cm dari wajahnya.

Apa apaan ini?! Kenapa dua mahluk ini bisa ada didormnya, tidak. Lebih tepatnya, kenapa Mark dan Donghyuck yang seharusnya ada di Jepang tiba tiba menghimpitnya di Kamar Renjun sendiri?!

"AAAAAAAA" Renjun berteriak karena dia kaget, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk renjun tersadar. Renjun langsung bangkit untuk duduk.

"Hei hei baby, ada apa huh?" Tanya Mark dengan matanya yang masih sayu.

"Demi tuhan, kami baru tidur 3 jam sayang. Biarkan kami tidur dengan tenang." ujar donghyuck

Renjun merasa... senang, sekaligus bingung. Kenapa mereka bisa disini? Kenapa mereka sesantai ini? Kenapa mereka masih menggapnya seperti teman 'spesial?'

Renjun memutuskan untuk bangkit dari kasur dan akan mandi air dingin untuk menjernihkan pikirannya.

"Ren.. mau kemana?" Tanya Mark sambil menggenggam pergelangan tangannya.

"Bangun..? Kalian bilang kalian mau istirahat. Aku akan pergi agar kalian lebih nyaman."

"Alasan kami kembali ke dorm ini karena kami merindukanmu Moomin. Kami sangat merindukanmu hingga ingin mati rasanya." Ucap Haechan yang menarik renjun hingga ia jatuh berbaring dikasur.

Mark dan Haechan mengambil kesempatan tersebut, Haechan kembali menarik renjun kedalam pelukannya, sedangkan Mark menengelamkan wajahnya diceruk leher renjun sambil memeluknya dari belakang.

Sepasang kekasih itu tersenyum puas saat tak merasa ada perlawanan dari Renjun. Sudah lama sekali rasanya mereka berdua tak sebahagia ini.

Senyuman tulus yang sudah mulai luntur sejak ditinggal renjun perlahan mulai menemui diri lamanya.. senyuman mereka semakin lebar dan rasa kantuk mulai menyerang mereka yang baru sampai dari Jepang.

Renjun... ia memilih untuk pasrah menjadi tawanan sepasang kekasih yang sayangnya ia cintai itu. Belajar dari pengalaman, tenaga mereka berdua jauh lebih besar dari renjun. Jadi tak ada gunanya untuk melawan.

Pikiran Renjun juga saat ini dikuasai hal hal yang sedikit mengganggu. Seperti, kenapa renjun begitu mudah luluh? Kenapa ia tak marah? Kenapa ia malah senang saat mendapat perhatian dari sepasang kekasih itu? Dan kenapa kenapa lainnya..

Hal hal tersebut memang mengganggu pikiran Renjun, tapi hal tersebut tak membuat renjun melepaskan diri dari dekapan dua orang kecintaannya tersebut.

Kali ini ia memilih untuk mengikuti kata hatinya dan mengabaikan akal pikirannya yang terkadang justru membuat dirinya lelah dan tersakiti.

Perlahan mata renjun kembali tertutup karena rasa kantuk dan nyaman. Sudah lama sekali rasanya sejak ia tidur senyenyak ini.

Thirdwheel ; [00 Line + MARK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang