Juu

30 9 1
                                    

☁🍃☁

Hai kalian....

Jumpa lagi di bagian selanjutnya dari Spring in Love

Dimana rahasia dari masa lalu akan hadir mengguncang dunia baru yang seharusnya mereka ciptakan

Jadi selamat membaca ya....

Makasih🌸

----------------------------------------
____________________________________

Musim hujan lagi....

Di sebuah cafe musim gugur, aku melihatmu bersama perempuan itu. Dan aku datang dengan lelaki ini pada cafe musim panas. Aku menatapmu, begitu pula perempuan yang ada di sisimu mengetahui. Ia diam, aku tahu. Karena ia tak ingin kau melihatku.

"Nglihatin apa sih Ra," tanya laki-laki itu menghentikan tatapan ini.

"Erght... enggak kok cuman tadi seperti kenal aja," balasku menutupi.

"Oh, terus?"

"Makhsudnya?"

"Iya, kamu melihat kenalanmu?"

"Enggak kok, cuman salah lihat."

Aku tak mau dua orang pemegang besar cerita ini bertemu. Dan aku takut kebersamaan yang jarang ini akan diusikkan oleh hal yang aku benci.

"Ra-chan, aku balik duluan ya. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," pamitnya meninggalkanku.

Begitu pula dengan perempuan yang ada di sampingmu, ia telah berdiri dan meninggalkanmu sesudahnya menatapku memberi isyarat keras.

Aku pun memilih untuk pergi meninggalkanmu.

Dan saat tangan ini mendorong pintu keluar, seorang lelaki mendorong masuk.

"Ai, sendiri ajah. Masuk yuk!" ajaknya memaksa.

Mau tak mau tangan yang telah laki-laki geret itu membawa kakiku. Dan duduk dalam meja yang sama denganmu, bertiga!

"Eh, bawa anak orang," sapamu menatapnya penuh tanya.

"Iya, aku ketemu Ai di depan."

"Mau pesan apa?"

"Terserah, disamain aja."

"Ehm, aku ke belakang ya? katanya meninggalkan kami dengan senyum, lalu melesat hilang terhalang dinding.

Tinggal berdua, dan diam adalah pilihanku saat itu.

Sesaat laki-laki itu datang dengan kue coklat di tangannya.

"Tadah!!!! Aku bawa kue coklat buat kamu," ucapnya padaku.

"Wauh, erg... makasih ya," ucapku berusaha ramah dengan kue coklat itu.

"Ya udah potong!" ucapmu tersenyum puas melihatku.

"Bener juga," jawabnya

"Nah," disodornya potongan kue itu, memintaku memakannya lewat tatapan matanya penuh arti.

Mau tak mau, ku masukkan sesendok demi sesendok. Uh, rasanya aku pingin muntah....

"Ehm, aku ke kamar mandi dulu ya!"

Kakiku langsung melesat, memuntahkan semua coklat-coklat yang memutar-mutar di perut ini.

"Uh, Chikusho (manyebalkan)!!!" ucapku geram.

"Makanya, kalau enggak suka enggak usah dipaksa. Kebiasaan...."

Sesaat suara itu mengagetkanku, suaramu....

"Kamu... ?" belum selesai aku bertanya, kamu telah meninggalkanku.

'Cikku cikku cikku' bunyi burung itu membuatku meraba setiap jengkal tas yang kubawa. Tak jadilah kumengejarmu.

"Eh, Arka. Maaf. Maaf, aku kesana ya, maaf aku kelamaan ya?" maafku bersiap kembali.

"Enggak usah, aku harusnya yang minta maaf. Aku pulang, katanya mama aku ada di Jakarta. Jadi aku buru-buru untuk pulang. Maaf!" katanya lalu menutup telephonnya.

Setelah itu, kuputuskan untuk pulang. Meski sebenarnya ada yang masih terasa ganjil. Kenapa enggak? apa iya, kamu mengingatku?

Tak terasa, lamunanku ini membawaku ketepi jalan raya.

"Aika!!!"

Jantung ini seketika berhenti beberapa detik. Suara itu, dan...  nama itu? mungkinkah?

Dengan rasa penasaranku, aku memutar tubuh ini 135°. Dan sosok itu benar-benar kamu.

"Kamu...." ucapku pelan menahan isakan.

Tak terasa, air mata ini telah kembali menetes.

"Kamu ingat aku?" tanyaku penuh harap.

"Iya, maaf," jawabmu menunduk

"Aku enggak pernah melupakan kamu," ucapmu membuat air mata ini menetes lebih.

"Kamu bohong!! kenapa? kenapa?" tanyaku di sela isakan memukulmu geram.

"Aku selalu berharap dan percaya sama kamu, tapi kamu terus bohongin aku. Kenapa?"

Entah perasaan ini termixer jadi satu membentuk adonan yang tak ada rasanya. Air mata ini pecah, dan kaki ini melayu membuat tubuh ini tersimpuh di depanmu.

"Aku tahu, aku minta maaf. Warukatta (aku salah)!" maafmu menurunkan wajahmu mendekatiku.

"Aku terpaksa, aku tahu aku salah. Aku cuman enggak mau ada yang terluka lebih jauh diantara kita," jelasmu

"Tapi aku sayang sama kamu!" bentakku

"Aku juga sayang sama kamu, makanya aku ngelakuin ini. Ken-chan dan Mi-chan awalnya yang minta. Tapi, aku pikir kalau mereka itu benar," katamu menjelaskan.

"Ken-chan?" tanyaku menahan marah pada laki-laki itu. Sudah ratusan kali aku bilang untuk tidak mengusik hidupku dan Ravan.

"Maaf."

"Iya da (tidak mau)!!!"

"Ayo Lah!!! Aku mohon, aku mohon, plis," pintamu membuatku tak kuasa menahannya.

"Aku enggak mau, kamu jahat. Kamu tahu aku sayang kamu.... "

"Aku juga sangat sayang sama kamu, justru karena itu aku ngelakuin ini. Seenggaknya kita bisa jadi sahabatan kan. Tapi kalau kamu enggak mau maafin aku, enggak apa lah," katanya berjalan meningalkanku.

"Tunggu, kamu kok malah ngambek sih. Harusnya kan aku, Chikusho!!!"

"Katanya enggak mau maafin."

"Yurushimasu (aku maafkan)."

"Nani? Arigatou....Yasashii ne (apa? kamu baik ya? terimakasih)."

"Baru tahu," ucapku meninggalkanmu.

"Aika Kirara Akira!!Lagu cinta awan musim semi," teriaknya menjelaskan arti namaku.

Kala itu aku hanya dapat tersenyum simpul, aku mau menengoknya tapi aku takut kamu telah pergi. Ada rasa malu yang mendatangi punggungku, kalau kalau ada seorang yang mendengar teriakanmu.

Dan kaki ini terus berjalan meninggalkanmu, ada rasa bahagia dan sedih tercampur jadi satu. Dan ini membuatku menjadi gila dalan bayangmu.

Dan diruang itu tubuh ini akhirnya tertelungkup, pikiran itu kacau oleh bayang-bayangmu. Apa makhsudmu menyayangiku tapi kau tak mau mengatakan cinta.

Aku mencintaimu Rav, 'Keenan Ravan Yakuro' yang berarti tertutup salju. Seperti hati kamu yang tak pernah bisa ditebak, rapi tertutup oleh wajahmu.

____________________________________


_______🌸🌿🌸______

____________________________________

Spring in Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang