Hari-hariku selalu terasa damai di rumah. Biasanya kalau aku bangun pagi pasti disambut dengan aroma wangi sup tomat di meja makan. Tentu saja, aroma masakan Ibu tak pernah membohongi rasanya.
Aku yang anak tunggal masih belum pandai mengikat tali sepatu, jadi Ibu yang selalu mengikatkannya untukku. Biasanya setelah Ibu memeluk dan mencium Ayah dahulu.
Sekolah cukup dekat kok, Ibu pastinya bangga melihatku yang sudah bisa pergi ke sekolah sendirian meskipun kadang diantar kakak kos-kosan dekat warung permen.
Di sekolah aku nggak pernah sendirian, aku senang bermain bersama teman-teman sekelasku. Apalagi kalau permainannya baseball, aku sering banget jadi jagoan kelas 5-C di pertandingan antar kelas.
Biasanya sudah jam setengah satu waktu aku sampai di rumah, dan motornya om tukang pos juga masih diparkir di samping rumah. Kadang rumah terasa sepi. padahal sepatu om tukang pos dan sandal Ibu tergeletak di rak sepatuku.
Jadi, enaknya ngapain? Tentu saja nonton anime DVD yang sering dibelikan Ayah kalau jalan - jalan keluar kota! Kadang ada label peringatan di sudut covernya, tapi toh kata Ayah dan Ibu Anime memang untuk anak - anak. Seru rasanya menonton Anime favoritku setiap kali ksatria tanpa nama membelah orang-orang jahat tanpa ampun tanpa diganggu siapa-siapa.
Ibu juga tak pernah mempermasalahkan volume yang kusetel besar tiap kali menonton, soalnya Ibu tak pernah keluar kamar sampai aku selesai nonton dan pergi ke kamar untuk tidur siang. Kadang om tukang pos datang waktu aku masih menonton untuk minta izin ke toilet sebentar, dan Ibu pun selalu mengantarnya.
Ketika aku bangun, biasanya om tukang pos sudah pulang. Tapi kadang-kadang kalau aku mau pergi main ke taman bersama teman-teman, Ibu selalu memesan mie rebus untuk di antar ke rumah. Sepertinya Ibu memang gemar makan mie sore-sore.
Biasanya Ibu hobi membuat masakan goreng pada malam hari, meski kadang hanya kami berdua yang makan karena Ayah sering pulang telat. Tumisan sayur dan Ikan goreng yang Ibu masak selalu nikmat di lidah. Sayang Ayah sering datang ketika masakannya sudah dingin. Wajah Ibu kadang-kadang tampak sedih, tapi acapkali Ibu sadar aku memperhatikannya. Ia sering berkata "Tak apa-apa kok, kamu tidur aja." dan sesekali mengajakku untuk menonton televisi.
Ketika aku mulai mengantuk, Ibu mengantarku ke kamar tidur dan menjagaku sampai terlelap. Biasanya deru mobil ayah dari luar rumah selalu kedengaran jam segini.
Ada waktunya juga aku tak bisa tidur, jadi aku keluar kamar sendirian untuk minum air. Ibu juga biasanya tidur di kamar dan ayah juga biasanya mandi jam segini. Soalnya aku selalu cuci muka dulu sebelum tidur kembali, dan kadang siluet ayah dan seseorang juga muncul di kotak shower.
Kalau aku sudah kembali ke tempat tidur, kadang terdengar samar-samar obrolan Ayah bersama seseorang. Suaranya terdengar manis, seperti Kakak kos-kosan. Ah, kata Ibu kalau jadi dewasa harus maklum, soalnya ketemu banyak orang menarik.
Aku tak sabar untuk jadi tumbuh dewasa seperti Ayah dan Ibu!
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Jadi Dewasa!
HumorMari lihat keseharian seorang anak yang hidup bahagia bersama ayah dan ibunya!