3. Seberapa Jauh Lo Mencintai

1 0 0
                                    

Siang ini kita bakal ngebahas Seberapa Jauh Lo Mencintai, tapi bukan mencintai si dia loh. Terus apa? Jadi, kita bakal bahas seberapa jauh kamu mencintai naskahmu.

Sharing sedikit, pertama kali aku nulis itu sekitar tahun 2016. Saat itu aku hanya bermodal niat, tekad, dan bodo amat. Apa yang dimaksud bodo amat di sini? Ya, aku mengenyampingkan rasa malu. Dan saat itu aku berpikir, "Setiap buku pasti memilah pembacanya." jadi aku PD-PD aja nulis. Teori-teori yang aku tau saat itu pun masih tergolong cukup minim. Practice makes perpect. Ya, intinya seberapa berantakan hasil tulisanmu pasti memiliki pembacanya. Lagian kan, kamu bisa revisi/rewrite. Daripada nggak sama sekali?

Nah, back to topic. Yang dimaksudkan di sini adalah masalah inti ketika kamu gak bergairah saat nulis. Kadang-kadang ketika nulis udah banyak dan pembaca masih sedikit suka terbesit, "Tulisan gue gak bagus, nih. Mainstream banget." inget ucapan adalah doa. Lagi-lagi kamu harus rapihkan dan kukuh sama mindseatmu.

Ide yang kamu anggap mainstream dan gak menarik belum tentu seperti itu bagi pembacamu. Kok bisa? Ya, bisalah! Inget, anything is possible. Karena manusia kodratnya sebagai makhluk sosial, kamu bisa tanya pendapat temanmu mengenai ceritamu.

4 Hal di bawah ini bakal buktiin seberapa jauh kamu mencintai naskahmu.

1. Outline

Lagi-lagi kita bahas outline, kenapa? Karena dengan outline kamu bisa bikin gambaran/bayangan naskahmu nanti dan akan dibawa kemana. Buat yang masih juga belum bikin outline, aku tantang kamu buat segera bikin outline!

Nah, dalam bikin outline kita bakal bikin susunan peristiwa dari pengenalan, pemunculan masalah, konflik, klimaks, antiklimaks, sampai ke penyelesaian. Jangan lupa, buat bikin juga deskripsi tentang tokoh-tokoh yang ada dalam ceritamu.

Oke, langsung praktek ya.

Misalnya:

Judul: Definisi Luka
Gendre: Misteri
Tokoh: Ririn, Harris, Angga, James(Kekasih Ririn), Andrian, Siti, dan Tasya.
Part 1 (Pengenalan):

-Angga menelpon Ririn dan memberitahukan bahwa ia tahu rahasianya.

-Keesokan harinya mereka bertemu dan membahas apa yang diketahui Angga.

Part 2 (Pemunculan Masalah):

-Seminggu setelahnya Angga dan Harris menjadi murid pindahan di kelas Ririn

-Angga terus menerror Ririn sementara Harris hanya memperhatikan

Dan seterusnya ....

Untuk menghidupkan suatu karakter, kamu bisa bikin catatan di kertas, memo, atau buku.

Misal,

Nama: Ririn El Husna
Umur: 17 tahun
Rumah: Komplek Indah Permata
Karakter: Misterius, jarang bicara, dingin, dan lemot.
Deskripsi Masa Lalu: Tiga tahun lalu mobil yang dikendarai ayahnya bersamanya menabrak sebuah truk. Ketika mengetahui orang tua satu-satunya meninggal, ia pun akhirnya berubah 180° jadi suka murung. Ternyata, saat itu Harris lah yang membuat rem mobil ayahnya blong. Dan truk yang ditabraknya membuat Tasya (adiknya James) meninggal. Dst ....

Nah, dari bikin satu catatan karakter aja udah kebayang gimana ceritanya, apalagi dijabarkan semua? Dengan bikin catatan juga membantu ingatanmu untuk mengingat karakter tokoh-tokoh yang tentunya satu dengan lainnya berbeda.

2. Beresin Sampai Ending

Ketika kamu udah bikin outline dan udah mulai ke part-part ceritamu, maka langkah selanjutnya beresin sampai ending. Ah, gue kena writer blok pas nulis novel itu. Kok bisa? Iyalah, orang pikiran kamu aja udah negatif gitu. Sebenarnya kalo masalah writer blok, jujur aja aku belum pernah ngalamin gitu. Ketika kamu kehabisan ide saat ditengah-tengah menulis sebenarnya itu bukan writer blok. Gini aja, coba kamu tutup dulu laptopnya atau handponenya. Terus kamu buka lagi outline yang udah kamu bikin, kamu resapin lagi kalo bisa diperinci. Atau kamu bisa rehat sejenak, dan mencari ide lewat film/buku yang telah kamu tonton sebagai riset awal.

Jangan mager ya. Aku percaya kamu pasti bisa!

3. Berani Mengambil Resiko

Ketika kamu nulis gendre romance/teenfic maka resiko yang bakalan kamu ambil adalah "Mainstream". Gimana sih ngakalin ide yang mainstream supaya jadi antimainstream? Btw, aku jadi inget kata tere liye, "Ide bisa datang dari mana saja. Tetapi, penulis yang baik mempunyai ciri khasnya." gitu kira-kira. Nah, jadi, kita buka lagi materi kemarin mengenai riset. Sudah dibahas kalau kamu perlu membaca beberapa buku/film yang berhubungan dengan naskahmu. Tentunya, kamu di sana gak hanya sekadar jadi "Penonton". Tugas kamu adalah meneliti keseluruhan buku/film. Jika kamu ingin menciptakan plot twist yang tentunya antimainstream maka kamu harus menjadi detektif, "Gimana sih caranya film Stand By Me memberikan plot twist?"

Begitu juga dengan gendre lainnya. Ibaratnya gini, kamu bersaing dengan jutaan tulisan di gendremu. Maka, kamu harus bisa mengambil step ke 3 ini.

4. Point Of View

Sudut pandang apa yang kamu ambil ketika menulis? POV 1 or 3?

Tentunya kamu harus "Sangat Mengerti" kehidupan para tokohmu. POV 1 atau yang kita kenal dengan sudut pandang akuan. Jika dalam ceritamu kamu mengambil gaya POV 1, maka kamu harus bisa hidup sebagai tokoh utama dalam ceritamu. Sebaliknya, jika kamu mengambil gaya POV 3 maka kamu akan menjadi "Pengamat".

Dalam pengambilan gaya POV 1 atau 3, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Tinggal, seberapa ciamiknya kamu meraciknya.

Oke, sebagai penutup aku sampaikan mohon maaf bila ada salah kata. Semoga bermanfaat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INI TULISAN GUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang