3^

263 13 4
                                    

Pagi ini jam 5.30 Laras sudah ada di kelas, ya tentunya.... Seorang diri.

Namun baginya ia tak sendiri, banyak makhluk tak kasat mata melihat dirinya, bahkan beberapa mencoba komunikasi. Namun Laras sangat lelah, ia tak mau berkomunikasi dengan mereka. Itu akan membuat suara dan udara disekitarnya membentrok dengan kuat, hal itu akan membuat dirinya makin drop saja.

"Apaan sih lo pada? Sono ah pergi, hari ini gue gak mood sumpah!" cerca Laras sangat kesal.

"Jangan berbicara pada orang yang akan masuk setelah ini."

Seorang sosok terbang dan mengatakan itu lalu terbang dan lenyap begitu saja.

Tak lama setelahnya, seorang laki laki masuk kekelasnya, entahlah tapi Laras merasakan ada yang tidak beres, hawa nya sangat jahat, asli atau hanya firasat bodoh gadis indigo macam dia?

Laki laki itu duduk di bangku depan Laras, menghadap depan otomatis Laras hanya bisa melihat punggungnya saja.

Tak sengaja Laras menghirup aroma tubuh laki laki itu.

"Darah? Lo siapa?" tanya Laras, tangannya gatal ingin mencari darah itu, entahlah jiwa psycho nya mendadak bangun.

Orang itu langsung memutar badannya kebelakang membuat Laras sontak termundur kaget.

"HAHAHAHAHAHA!!!" tawa laki laki itu pecah.

Hm. Laras hanya menenggik salvianya sulit. Jika ia menunggu penyelamat, teman temannya akan datang satu jam lagi.

Laras tak tau bagaimana, diam diam dia memasukkan tangan ke kolong meja dan meraih hape nya, ia mengintip sedikit dan melihat nama Nesya dan segera meneleponnya.

"Nesya cepetan lo kesekolah! Pliss ada orang aneh disini. Gue gak tau pasti dia sapa, tapi dia ngeri banget, badannya bau darah segar. Kalo lo masih sayang sama gue, pliss dateng ke sini! Ingat, jangan sendiri" ucap Laras gemetar. Nesya, sahabatnya itu tak jadi pergi bersamanya karena ia salah melihat jam, dan ini masih pukul 6, sinting.

"Tapi ini pagi banget ras" bingung Nesya.

"MATIKAN TELPONNYA!" Ujar laki laki itu murka.

"Itu suara sapa ras? Laras lo masih disana kan? Gue otw!"

Sambungan terputus. Laras ingin menangis, makhluk astral yang ia lihat hanya menyaksikan dari jauh tak berani mendekat. Seakan ada aura spesial dari lelaki misterius ini.

"KAMU TIDAK AKAN BISA KEMANA MANA SEKARANG ANAK MUDA!" ucap orang itu.

"Lo siapa sih? Ganggu gue banget? Gila kali ya?" cerocos Laras sudah habis kesabaran.

Laki laki itu berdiri dan mendekati Laras, lalu mengeluarkan pisau kecil yang sepertinya sangat tajam.

Laras refleks termundur takut. Ia berdoa dalam hati untuk keselamatannya dan berdoa agar Nesya cepat cepat datang kemari.

Karena gadis itu beruntung mendapatkan sahabat yang baik seperti Nesya dan bisa menyelamatkannya kapan saja.

"HAHAHAHA!!! GADIS INDIGO YANG TERNYATA ADALAH SEORANG PSIKOPAT YANG KEJAM?! HAHAHAHA TERNYATA BUMI MASIH MEMILIKI SEORANG SEPERTI INI? HEBATT! HEBAT SEKALI!" sosok itu tertawa nyaring, membuat Laras bergidik ngeri.

"Heyy, gue emang indigo, gue suka pcycho, tapi sumpahan demi apa gue gak pernah bunuh orang." dengan berani Laras menjawab tanpa ragu.

"MUNGKIN KAMU TIDAK MENYADARI YA GADIS KECIL! BEBERAPA ORANG SUDAH KAMU BUNUH DALAM MIMPI! OUHH MEMANG DIBUNUH DALAM MIMPI. TAPI NYAWA MEREKA MELAYANG DENGAN NYATA! DAN SEKARANG KAMULAHH YANG HARUS MATI!" teriak sosok itu.

"Lah? Gila kali nih orang" gumam Laras tak takut.

Laki laki itu melayangkan pisau ya ke perut Laras, belum sempat tertusuk, lelaki itu sudah terkapar tak berdaya di lantai, membuat Laras bernapas lega.

"Laras, lo nggak papa?" tanya Nesya.

"Hm, gue gak papa itu semua karena lo yang datang tepat waktu.

Kedua gadis cantik itu memperhatikan lelaki yang terkapar di tanah, orang aneh itu mendadak berubah jadi abu dengan suara suara aneh.

Setelah itu kelas mulai ramai dengan murid murid piket yang harus datang di pagi hari.

"Nes, sekali lagi thanks ya?" ucap Laras.

"Berhenti ngomong makasih deh ras. Dan lagian lo aneh aneh aja dateng pagi gitu.... Gue kan udah bilang mau nebeng lo, eh lo nya ngeyel berangkat pagi" kesal Nesya.

"Ye maapin gue atuh neng. Perasaan gue dari pagi gak enak mulu" ucap Laras.

Hening sesaat, keduanya sibuk dengan pikiran masing masing.

"Ras," panggil Nesya.

Laras menoleh. "apa?".

"Disana ada apaan ras? Hawanya bentrokan banget sama pendengaran" jelas Nesya.

Laras melihat ke arah yang ditunjukkan Nesya. Sahabatnya itu memang bisa merasakan sesuatu, kadang bisa mendengar, namun jika ingin melihat Laras harus menggenggam tangannya.

"Ada orang Nes, gede banget, creepy" jawab Laras.

"Gue pengen tau ras, hawanya nusuk banget ke paru paru, sesak." pinta Nesya. Laras juga merasakan, sosok ini benar benar negatif.

Laras menggenggam tangan Nesya, sehingga Nesya bisa melihat apa yang Laras lihat.

"widih gila, gede banget dah" cerocos Nesya membuat Laras terkekeh.

"Udah ah" Nesya melepaskan tangan Laras tanda ia sudah tak kuat melihatnya.

Keduanya kembali diam memperhatikan Edo yang sedang memainkan sapu.

"Btw ras, lo gaada niatan buat jadi Psikopat kan?" tanya Nesya.

Laras menoleh, tatapannya jadi sayu. "Gue nggak tau Nes. Maafin gue ya kalau sewaktu waktu gue beneran jadi psycho?" Laras menunduk.

Nesya tertawa, lalu mengusap punggu Laras, "Ada ada aja lo. Gue mau bilang kemarin gue mulai tertarik sama Psikopat, dan kalo lo mau praktek.....gue boleh ikut?".

Perkataan Nesya refleks membuat mata Laras membulat sempurna.

"Serius lo?" tanya Laras.

"Dua rius malahan" jawab Nesya sambil terkekeh.

"Boleh tuh. Kapan ya percobaan pertama?" tanya Laras.

Nesya tersenyum "Hm? Gimana kalo ada anak Ips yang cari gara gara?" tawarnya.

"Good idea!"

Keduanya tertawa lalu hanyut dalam obrolan seru keduanya.

🗡️🗡️🗡️

Pcycho:)

Ada typo? Ingetin ya:)

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan injak little star diujung bawa!! Free kok:vv

Udah? Makasih:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Indigo'Psikopat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang