Lelaki Bersurai Merah

881 122 26
                                    

"Sasuke, aku 'kan sudah minta maaf..." Sakura terus berjalan membuntuti Sasuke yang masih bergeming di depannya. "Menguping pembicaraan orang memang salah, tapi aku 'kan tidak sengaja."

Mereka berjalan di trotoar yang sepi. Setelah pertemuan mereka dengan lelaki aneh itu Sasuke terus mendiami dirinya. Dan Sakura benar-benar tidak suka.

Sasuke berhenti di depan anak tangga kuil, "Bukan itu." Ucapnya, lalu dengan tiba-tiba ia berbalik membuat Sakura berjengit, "Kenapa kamu bersama orang itu!? Kenapa kasih tahu namamu?"

"Lho, aku nggak kasih tahu, kok."

"Kalau gitu, kenapa dia bisa tahu namamu?"

"Bukankah karena Sasuke memanggilku?"

Sasuke terkejut saat menyadari kesalahannya. Benar, bukankah tadi dia yang menyebutkan nama Sakura di depan lelaki penggoda itu. Lantas, kenapa dia harus memarahi Sakura?

"Oh, iya..." Gumam Sasuke menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu dan bersalah.

Sakura berjalan mendekat dan menyentuh lengan pemuda itu, bertanya dengan nada lembut, "Apa hal ini mengusikmu?"

Sasuke tercekat, ia menyentuh tangan Sakura yang ada di lengannya. Menggenggamnya erat. "Ya... Sedikit."

Entah kenapa saat melihat rona merah di wajah Sasuke membuat pipinya memanas. Ternyata Sasuke juga bisa merasa cemas.

"A-aku..." Sakura tergagap, ia mengumpulkan kembali keberaniannya dan menatap Sasuke dengan menahan malu, "Aku ini... Milik... Sasuke, 'kan?"

Kedua netra hitam Sasuke melebar saat mendengar kalimat manis itu keluar dari bibir Sakura. Ia tidak menyangka jika gadis itu bisa membuat dadanya semakin berdenyut keras karena perasaan bahagianya.

Wajah Sakura yang merona dengan mata sayu saat mengatakannya membuat dirinya semakin gemas.

Bahkan Sasuke yakin jika wajahnya semakin memerah ketika tubuhnya dipeluk oleh gadis itu. Ya, Sakura memeluknya. Di tempat umum.

"Karena aku ini pacarmu. Cuma Sasuke di hatiku." Sakura memejamkan mata, "Aku suka kamu."

Sasuke tak dapat berkata-kata lagi. Ia begitu bahagia saat mendengar tiga kata yang meluncur dari bibir mungil itu. Dan ini kali pertama Sakura mengatakan jika dia menyukainya.

Namun saat mengingat sesuatu. Ia lantas menatap Sakura dengan masih menampilkan raut sebal. "Aku akan masuk ke sekolah yang sama denganmu."

"Kenapa mendadak begini? Aku senang, tapi..."

"Meskipun kita bersama,tapi aku membuatmu merasa tidak nyaman karena aku masih SMP. Selain itu, aku kesal karena Sakura satu sekolah dengan si cowok penggoda itu."

Sasuke mengalihkan pandangannya, "Bisa dibilang, aku cemburu."

Sakura terkejut, namun ia tak dapat menahan kekehannya karena melihat raut wajah Sasuke yang terus merengut. Padahal dia begitu populer, tapi ternyata dia sangat memikirkannya. Dan kenapa dia bisa tahu apa yang diinginkannya.

"Baiklah, aku akan mendukungmu." Sakura mengalihkan perhatian ke arah kuil, "Oh, ya! Sasuke, ayo berdoa supaya kamu diterima di sekolahku."

"Ya." Jawab Sasuke dengan semangat.

🍅🍒

Angin lembut berhembus membuat lonceng yang menggantung di atas kuil bergerak seiring dengan hembusan angin.

Sakura dan Sasuke berdiri dengan kedua tangan yang mengatup di depan dada. Memohon pada sang dewa. Keduanya saling memejamkan mata, mengucapkan keinginan masing-masing di dalam hati.

'Semoga Sasuke bisa masuk ke sekolahku, dan semoga kami bisa semakin akrab.'

'Tuhan, terima kasih telah mempertemukanku lagi dengan Sakura. Cinta pertamaku. Berikan takdir yang indah untuk kisah cinta kami. Ah ya, dan semoga aku bisa bersekolah di tempat kekasih merah mudaku ini.'

Setelah selesai, mereka kembali berjalan menuju tangga.

"Kamu sudah berdoa supaya bisa masuk ke sekolahku?"

"Itu juga."

'Duniaku berubah sejak aku bertemu denganmu, Sakura.'

"Eh? Emangnya ada yang lain?"

Sakura berjalan cepat untuk mengejar Sasuke yang lebih dulu menuruni tangga. Namun baru dua anak tangga pemuda itu berhenti dan berbalik melihat gadisnya terengah-engah. Sasuke tersenyum tipis.

Tanpa menyadari jika di balik tembok patung terdapat seseorang yang diam-diam tengah memperhatikan mereka.

"Akhirnya mereka pergi juga."

Lelaki bersurai merah itu menatap kepergian Sakura dan Sasuke dengan wajah muram, 'Ah... Aku melihat mereka dua kali dalam sehari. Menyebalkan.'

Lelaki itu duduk bersandar di balik tembok dengan seorang gadis di sampingnya. Mereka masih memakai seragam sekolah. Akan tetapi sepertinya gadis itu terlihat tengah asik sendiri memainkan ponsel sambil membelakangi Gaara. Namun Gaara tak mempedulikannya.

'Apa dia suka sama yang lebih muda? Suka berondong?' Ia mendecih, 'Cewek yang aneh.'

Namun, begitu ia mengingat bagaimana wajah cantik itu tersenyum untuk sang kekasih saat di perpustakaan umum saat itu, membuatnya kesal. Lagi-lagi, dirinya mendecih. Ia bahkan tidak sadar jika terus melihat ke arah tangga di mana Sakura tadi turun.

"Jalan-jalan yuk, Gaara."

Gaara, lelaki itu menoleh ke arah gadis di sebelahnya. Ia tersenyum kecil namun sorot matanya begitu suram dan benci. "Ya."


🍅🍒

Sakura masih bersikukuh mengejar Sasuke yang berjalan dengan wajah setengah gondok namun bersemu di depannya. Kedua tangan pemuda itu di selipkan ke dalam saku celana seragamnya.

Mulai turun dari tangga kuil hingga mereka hampir sampai di rumah gadis itu, Sakura terus memberondong pertanyaan yang sama selama dua puluh menit.

Sedangkan Sasuke yang enggan menjawab karena merasa memalukan hanya diam dengan wajah menahan malu. Tentu saja.

Dan sampai saat ini Sakura dengan wajah polos dan lugunya bertanya dengan nada menuntut dan tidak sabaran dengan pertanyaan yang sama, "Kasih tahu dong! Apa isi doamu?"

Dengan setengah hati Sasuke akhirnya mengalah dan menjawab, "Aku berharap semoga tambah tinggi."

'Juga semakin dicintai Sakura.'

Stuck in Your Love [ CerPen ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang