Dua

15 8 2
                                    

Rombongan kelas 11 berjalan beriringan menuju villa yang telah mereka sewa untuk satu minggu ke depan. Ada dua buah villa yang terpisah tidak terlalu jauh, villa terdekat dengan hutan itu digunakan oleh para siswa laki-laki. Sedangkan yang perempuan menggunakan villa yang dekat dengan jalan raya.

Hyesoo berjalan memimpin di depan, ia terlihat seperti pemandu wisata dibanding dengan siswa. Karena sedari tadi ia terus mengoceh tentang berbagai tujuan wisata mereka dan juga beberapa hal yang menjadi tradisi madyarakat lokal di sekitar pantai.

Yoora tak henti-hentinya memotret kawan kawannya dari belakang, koper hitamnya sudah sedari tadi di bawakan oleh Yerim di depan sana. Mereka sama sekali tidak menyadari jika mereka sudah di perhatikan sedari tadi oleh beberapa orang dari ujung hutan.

Yang paling kecil tersenyum simpul lalu mengalihkan pandangannya ke arah kelompok siswa lelaki yang berjalan tak kalah serunya dengan siswa perempuan.

Beberapa kali bahkan dapat di dengar dengan jelas jika mereka membicarakan monster monster yang bersembunyi di hutan samping villa yang akan mereka tempati itu.

Mereka tidak tau jika makhluk itu sudah ada di sekitar mereka dan mengasah taring dan juga kukunya. Hanya tinggal masalah waktu untuk dapat merasakan darah manis mereka di tenggorokan.

Memang beberapa bulan ini jumlah wisatawan sangat anjlok yang menyebabkan para vampir kekurangan makanan.

Selama beberapa bulan itu mereka mengkonsumsi darah dari rumah sakit, dengan koneksi yang kuat tentu saja. Yah, meskipun tidak sesegar jika meminumnya  langsung dari sumbernya, setidaknya itu sudah dapat membuat mereka kenyang.

"Ya! Hana!" Teriakan melengking Yena memekakkan telinga terdengar dengan jelas bahkan dari radius 500 meter.

Hana hanya menoleh sebentar sebelum ia menlanjutkan berjalan sembari menggeret koper kuning dengan banyak stiker minionnya.

"Tunggu aku, woah bahkan setelah aku tidak membawa apapun berjalan ke villa tetap melelahkan," gerutu Yena. Dari raut wajahnya memang terlihat jika ia kelelahan.

Bagaimanapun ia orang yang paling bersemangat ketika voli pantai di mulai beberapa jam lalu.

Yena dan Hana berhenti sebentar untuk istirahat, tanpa sengaja Hana menatap orang yang sama ketika ia di pantai. Orang yang terlihat begitu mengenalnya, orang yang berkata jika namanya adalah Ten.

Dan orang itu berada di antara batang pohon yang menjulang dengan mata merah, semerah darah.

Pandangan mereka beradu, Ten tersenyum ramah. Namun entah mengapa jika Hana merasa senyuman itu berbahaya.

TBC


Voment kalian berguna banget untuk semangatku.

Jadi Voment juseyo.^^

Silent Monster | TenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang