"Oke!! Sudah selesai!!" Alliana berseru sangat gembira karena ia baru saja selesai merias Angelique. Temannya yang hanya terbiasa menggunakan compact powder itu kini tampil dengan make up yang elegan. Alliana bertepuk tangan sendiri, merasa sangat puas karena ia berhasil mendandani Angelique tanpa menerima protes sedikitpun.
"Wah, aku sekarang paham mengapa Angie tidak mau memakai make up ke kampus!" Steffany berceletuk sambil manggut-manggut sendiri.
Alliana memandang Steffany tidak paham, "maksudmu, Steff?"
"Lihatlah Angie sekarang, kawan-kawan. Sedangkan dengan dandanannya yang seperti biasa Peter masih saja gencar mendekatinya, apalagi Angie dengan dandanan seperti ini?"
Alliana dan Vania seketika mengangguk mengerti. Betul juga apa yang dikatakan Steffany.
"Bisa gawat jika Angie pergi ke kampus dengan dandanan seperti ini, Peter pasti akan semakin jatuh cinta dan menempelinya ke mana-mana!" Kali ini Vania yang berucap.
Angelique diam-diam memutar bola mata karena mendengar pembicaraan teman-temannya. Bisa-bisanya mereka masih saja mengaitkan segala sesuatu dengan Peter. Padahal Angelique tidak ingin mengingat apa-apa saja yang berkaitan dengan Peter.
"Ayolah, kawan-kawan. Apakah kita hanya akan menghabiskan waktu untuk membahas Peter?"
Steffany, Vania, dan Alliana serentak menoleh kepada Angelique. Mereka baru sadar sedari tadi terus-terusan membahas tentang Peter dan melupakan fakta jika Angelique tidak terlalu menyukai pria itu.
"Eh, maaf. Kami jadi melupakanmu." Steffany merangkul Angelique yang memasang ekspresi bosan sejak dua menit yang lalu.
"Oke! Ayo kita berangkat! Kita rayakan pesta ulang tahun Angelique semeriah mungkin!"
Ketiga orang itu—Steffany, Aliana, Vania—ber 'yes' lalu menggiring Angelique menuju mobil Steffany yang akan mereka gunakan hari ini. Walau bagaimanapun mereka harus merayakan acara ulang tahun Angelique tepat waktu, karena Mom Vera beserta anak-anak panti pasti sudah menyiapkan acara ulang tahun untuk Angelique di rumah.
"Ayo masuk ke mobil, Angie!" Vania mengarahkan Angelique untuk masuk ke mobil terlebih dahulu. Angelique memasuki mobil, mendudukkan diri setelah sebelumnya memastikan jika ujung shoulder dress yang dipakainya tidak tersangkut di pintu mobil. Vania yang memberikan gaun ini padanya dan bersikeras menyuruhnya memakainya.
"Semuanya siap?" Steffany bertanya sambil menghidupkan mesin mobilnya. Gerengan halus terdengar dari mesin mobil Ferrari empat pintu yang digunakannya.
"Siap!!" Alliana menjawab dengan kehebohan yang berhasil membuat seisi mobil tergelak.
"Oke, ayo kita berangkat!!" Steffany menginjak pedal gas, sehingga mobil yang mereka tumpangi mulai bergerak. Kali ini ia membawa mobil dengan kecepatan rata-rata mengingat ini adalah hari yang spesial untuk Angelique dan ia ingin meminimalisir rasa khawatir teman-temannya yang menjadi penumpangnya. Ya, hanya untuk kali ini saja Steffany sudi memelankan spidometer kendaraannya.
"Ngomong-ngomong, sekarang pukul berapa?" Steffany bertanya karena ia sedang tidak bisa menatap ponselnya sendiri.
"Pukul tiga sore. Angelique punya waktu tiga jam bersama kita. Aku harap kita bisa kembali ke rumah Angelique pukul enam nanti dan merayakan ulang tahun Angelique lagi bersama Mom Vera dan anak-anak." Vania menjawab sembari menatap arloji di tangan kirinya.
"Kau mendapat tiga perayaan ulang tahun hari ini, Angelique!" Alliana yang duduk di jok depan di samping Steffany berucap senang.
"Ya, itu mengejutkan. Aku sangat berterima kasih untuk itu," ucap Angelique disertai senyuman di bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope and FALL
RomanceKenekatannya dalam mencari pekerjaan demi mengumpulkan uang untuk membantu sang ibu angkat melunasi hutang membawa Angelique bertemu dengan sosok Justin, seorang tuan muda yang memiliki sifat terlalu perfectionist. Ia bekerja sebagai pelayan pribadi...