Di sini aku duduk bersebrangan dengannya. Dia hanya seorang pria yang duduk menunggu seseorang datang menjemputnya, menatap satu titik dan satu arah.
Dia menatap lurus kedepan dengan kesunyian, hanya terdiam dan sesekali menggerakan tangannya menyentuh makanan dan minuman yang dia pesan. Memakan dengan pelan tanpa memperdulikan orang lain.
Selalu seperti ini, aku selalu seperti ini memperhatikan dia pada jam yang sama dan duduk ditempat yang sama.
Rambutnya yang hitam dengan kemeja besar yang menghalangi tubuhnya yang aku suka. Aku ingin memeluknya dan mencium semua yang ada pada dirinya.
Kenapa aku segila itu? Hahaha aku pun tidak tau.
Cklekkk... Suara pintu terbuka.
Ohhh ternyata seseorang telah datang dan duduk disamping pria yang aku perhatikan.
Aku melihat mereka berbicara, itu terdengar sampai ke telingaku karena aku duduk tepat di depan mejanya.
"Kak? Apakah aku pergi terlalu lama?" Pria yang baru datang itu adinya yang bernama Alan.
"Hahaha tidak, kakak sangat menikmati suasana disini setiap saat" Suara tawa yang sangat merdu dan manis untuk ukuran pria.
"Baiklah kak Dias, ayo kita pulang pekerjaanku sudah selesai" Alan mengajak Dias pulang.
"Tentu, sebelum mamah memarahimu hahaha" Dias berdiri sambil tertawa lagi.
Alan terlihat memegang tangan kakaknya, lalu menuntunnya keluar dari Cafe ini.
Bila kalian ingin tau, Dias itu buta dan tidak bisa melihat sama sekali. Aku tak perduli itu, karena setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangnnya.
Setelah itu aku segera membayar minumanku lalu ikut keluar, pulang lalu besok pergi ke tempat ini, di waktu yang sama untuk memperhatikannya lagi dan lagi.
Risa POV End
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Brukkkkk....
"Awww... sttttt.. " Risa terjatuh, buku yang di pergangnya jatuh berceceran dan empat bukunya terletak di atas sepetu orang yang menabraknya."Ma... Maaf, apa anda terluka? Bisa ulurkan tanganmu?" Ucapnya mengulurkan tangnnya setara dengan badan Risa yang terjatuh.
Risa melihat sepatu, celana dan baju orang itu. Bajunya seperti orang yang selalu dia perhatikan di Cafe.
Dan Risa benar, wajahnya lebih tampan bila dilihat dari dekat. Setelah sadar dia mengulurkan tangan, menggenggap tangan Orang itu.
"Maaf kan saya, nama saya Dias. Bisa anda menyebutkan nama?" Dias tak melepaskan tangan Risa dan mengajak kenalan.
"Ehmmm... Na.. Nama saya Risa" Risa sangat gugup.
"Kenapa? Apa anda terluka?" Dias sedikit meremas tangan Risa.
"Ti... Tidak. Saya baik baik saja" jatung Risa berdebar.
"Oh yah ini kartu nama saya. Jika kamu terluka kamu bisa menghubungi nomor ini"Dias tersenyum tipis sambil memberikan kartu hitam dengan tulisan berwarna emas.
Risa menerimanya dan dia melepaskan genggaman mereka.
"T... Tapi saya... "
"Kakakk...... " ternyata Alan berlari ke arah Dias.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT (18~21)
Randomoneshoot fantasi 😁😁 tidak ada unsur menyinggung atau pun mengganggu cerita ini emang mikir sendiri ga nyongtek apalagi copy paste 👍👍 Bahasa random Acak2 Jalan cerita maju mundur Kalau R+nya naik bakal di Private bisa" Arigato 🙌🙌