Chapter 1

5.7K 473 48
                                    

"Sakura, cepat! Cepat! Kau akan ketinggalan kapal!"

Sakura memegang tasnya erat-erat dan berlari di belakang seorang gadis berambut sebahu yang memiliki warna bola mata sebiru laut. Setelah menoleh ke belakang dan mendapati orang-orang itu tidak mengejarnya lagi, Sakura menarik tangan gadis pirang itu untuk mempercepat larinya.

Sesampainya mereka di depan sebuah kapal besar dan mewah yang tampak ramai, gadis pirang itu langsung menyerahkan beberapa lembar uang pada Sakura.

"Apa yang kau lakukan, Luvena? Aku tidak bisa menerimanya!" Sakura mencoba mengembalikan semua uang itu namun gadis pirang itu menolaknya.

"Aku tahu kau tidak memiliki uang, Sakura. Kau tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa uang, kan?"

"Tapi ini terlalu banyak!"

"Tenang saja. Ini adalah uang yang ku dapatkan dari ayahku."

"Kau mendapatkannya?"

"Sebenarnya, aku mencurinya." Luvena melirik ke belakang tubuh Sakura, tepatnya pada kapal besar yang sudah siap untuk berangkat. "Titanic akan berangkat sebentar lagi."

Sakura menarik napas panjang. Setetes airmata jatuh ke pipinya. "Luvena, aku tidak ingin pergi."

"Tidak, Sakura. Jika kau tetap di sini, orangtuaku akan menjualmu. Aku tidak ingin mereka menjualmu."

"Tapi aku tidak ingin meninggalkanmu."

"Lebih baik seperti ini dari pada aku harus melihatmu di jual oleh orangtuaku sendiri." Luvena tersenyum lembut lalu memeluk Sakura dengan erat. "Jaga dirimu baik-baik, Sakura."

Sakura mengangguk lemah.

"Aku tidak memiliki pilihan lain. Terpaksa kau harus ikut mereka ke Amerika. Setidaknya kau masih bisa lari dari sini. Ku dengar ada banyak warga Jepang asli yang tinggal di sana."

"Terimakasih banyak, Luvena."

Luvena mengusap rambut Sakura dengan mata yang berkaca-kaca. "Pergilah, Sakura."

"Selamat tinggal... Luvena." Sakura mulai berjalan ke pintu masuk kapal besar itu. Setelah ia menyerahkan tiketnya pada petugas dan belum benar-benar masuk ke dalam kapal, ia menoleh ke belakang untuk mendapati Luvena yang telah terisak.

"Aku menyayangimu, Luvena-neesan. Selamat tinggal."

∞∞∞

"Bagaimana menurutmu kamar ini, Tuan? Apakah kau menyukainya?"

Sasuke menyisir rambut hitamnya dengan jarinya, memandang ruangan penuh nuansa mewah dan hitam-putih yang menjadi kamarnya. Beberapa lukisan karya Vincent van Gogh seperti Irises dan Starry Night over the Rhone terpasang dengan rapih di dinding kamar itu. Sasuke memperhatikan lukisan-lukisan itu dengan mata yang menyipit.

"Dimana lukisan Le Bassin aux Nympheas karya Claude Monet milikku, Devian?" tanya Sasuke, menatap pria muda yang memiliki selisih umur lima tahun darinya.

"Maaf, Tuan. Nyonya memintaku untuk tidak memasangnya di ruangan ini."

"Kenapa?" Sasuke hampir menaikkan nada suaranya.

Devian menunduk. "Maafkan aku, Tuan. Lukisan itu berada di lemari. Akan ku bawakan."

"Tidak usah. Lebih baik kau keluar saja. Aku ingin sendiri."

"Baik, Tuan." Devian membungkuk dan melangkah meninggalkan ruangan itu.

"Sial. Kenapa mereka selalu mengatur hidupku?" Sasuke duduk di sofa panjang kamarnya. Ia melepaskan dasinya dengan paksa lalu di lemparkannya sembarang. Pria itu memijat keningnya dengan alis yang berkerut, tanda bahwa ia sedang menahan amarahnya.

Suara ketukan pintu terdengar beberapa menit kemudian. Dengan malas ia beranjak untuk membuka pintu.

"Selamat siang, Tuan Muda." sapa seorang pria tua yang tampak rapih dengan setelan hitamnya.

Sasuke sedikit mengernyit. "Ada apa?" tanyanya langsung.

"Tuan memintamu untuk segera memiliki persiapan karena akan di adakan pertemuan antar bangsawan."

Sasuke mendesis. "Baiklah. Aku akan bersiap-siap. Tetapi aku meminta Devian untuk berada di depan pintu sebelum aku keluar."

"Aku mengerti."

Sasuke menutup pintu ruangannya dengan kaki kirinya. Berjalan ke ruang ganti untuk mengambil setelan hitamnya. Ia tidak pernah memiliki alasan tentang keberadaannya di kapal itu. Itu semua adalah paksaan dari kedua orangtuanya yang notabene adalah seorang bangsawan terkaya di Inggris dan Amerika.

Biaya pembuatan kapal itu sendiri berasal dari ayahnya. Secara tidak langsung Titanic adalah milik keluarga Uchiha. Sasuke selalu kesal jika memikirkan itu. Sebenarnya ia lelah menjadi seorang bangsawan yang hidupnya selalu di atur oleh orangtuanya.

W A L T Z ✔Where stories live. Discover now