Pertemuan dengan mungkin tidak begitu sepesial, tapi sudah cukup buat aku jatuh cinta.
Aku tak tau apa itu cinta, yang jelas ketika melihatnya aku hanya ingin terus melihatnya.Dia, senyum indah yang aku butuh, setiap jengkal jemari tangannya aku ingin sanggup meraihnya.
Bel berbunyi sebanyak 3 pertanda waktu istirahat,
Guru sudah keluar dari kelas tersisa 5 orang di kelasku, aku tak mengenal nama Meraka, Meraka pun tak ada yang menghampiriku untuk seraya bertanya, atau sekedar basa basi.
Lalu langkah kaki terdengar, langkah itu semakin cepat dan menuju ke arahku." Badi "
" Iee "Ternyata itu kawanku si Galang yang mengajakku untuk ke kantin.
" Temanku ini eh, pindahan dari SMP 06, ganteng to hahaha "
Katanya kepada wanita yang duduk tepat di depanku
" Ah sembarang juga kau
Galang "Kataku sambil tertawa kecil
" Io ganteng tawa "
Kata si perempuan itu.
Aku tak tau dia siapa Galang pun tak menyebutkan namanya, akhirnya dia mengajakku berkenalan." Mutmainnah laderins,
Panggil saja mumut "Sambil menyodorkan tangannya
" Oh ie, saya Abdi sabriansyah, panggil saja Badi "
Mumut orangnya ramah juga dia cantik, baik dan salah satu murid teladan di kelas kami
" Mut, kita ke kantin simi "
Galang, seraya mengajak mumut untuk ikut kami ke kantin
" Deluan mi lang, sa lagi tunggu mereka Rana ini "
" Oh io pale duluan nah "
" Io ces "Kami menyinggahi Agus, lalu Aco dan Wawan yang berada di lantai bawah kelas kami.
Langkahku berhenti seketika, aku sangat terkejut ketika ingin masuk ke kelas Aco dan Wawan.
Coba tebak kenapa aku bisa kaget?
Ia betul, dia yang ku maksud, cewe dengan senyum tipis nan cantik itu sekelas dengan Aco dan Wawan
Aku tidak jadi masuk karena merasa malu, entah apa yang aku rasakan kala itu, aku hanya tak mengerti kenapa bisa seorang laki laki sepertiku bisa malu melihat wanita, tidak seperti biasanya.
Apakah ini yang di namakan cinta pandangan pertama?" Aco, wan, simi kita ke kantin "
Ajak Galang
" Simi ces "
" Rabia Kom ikut ka? "
Aku bingung siapa itu Rabia yang mereka ajak ke kantin.
" Ayo mi "
" Tunggu dulu sa mau ke WC "
Astaga, orang ini seperti rumah hantu, yang setiap saat mengejutkan ku.
Ternyata yang di maksud Rabia adalah wanita itu, aduhhhh.
Apa yang harus aku lakukan?
Bagaimana kalau dia mengajakku kenalan?
Aduh bingung...Belum kenal saja dia sudah membuatku gugup bukan kepala. perasaanku sulit ku tebak, kaki gemetar, wajahku sedikit berkeringat.
Sungguh memalukan jika dia tahu kalau aku tadi memperhatikannya di barisan." Eh ana baru, Rabia adawiyah "
Sambil menyodorkan tangannya kearah agus
" Agus Saputra "
" Oh Agus, kalau kau sapa? "
Ya Tuhan dia menatap mataku.
Sumpah bukanya mau lebay atau gimana, tapi aku juga benar benar tidak tahu apa yang sedang terjadi kepadaku, yang ku tau mulutku seolah terkunci rapat rapat, itu sangat canggung badiku, bagaimana tidak, jika seseorang yang kau perhatikan tiba tiba menatapmu dan mengajak berkenalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pemimpi
AdventurePenulis amatir yang ingin membuat buku Judulnya sang pempi Mimpi adalah apa yang kau ingin menjadikannya nyata. Mungkin itulah deskripsi bagi seorang anak yang gemar bermimpi akan banyak hal, ia sadar mimpi itu adalah apa yang Tuhan takdirkan untuk...