Bimbang

29 2 0
                                    

Hidup memang tentang pilihan, sedari masih dalam kandungan kita di beri pilihan kepada allah, apakah kita sanggup untuk menjalani kehidupan atau kah tidak.
Jika kau memilih hidup maka kau akan hidup dengan apa yang sudah di perlihatkan allah sejak dalam kandungan sampai akhirnya mati, pilihan keduanya ialah mati.

Sejak lahir kita adalah orang orang yang di takdirkan menjadi pemenang bukan pecundang sebab nasibmu kau sendiri yang tentukan akan tetapi kau takkan bisa lewat dari batas takdir tuhan.

Begitulah hidup, terkadang pilihan terberat sesungguhnya adalah pilihan yang tepat.
Kau hanya perlu berani akan hal itu

Aku tahu itu, tapi kali ini berbeda, aku tahu aco juga menyukai rabia, begitu pula wawan, namun apakah bagiku itu salah? Setahuku memperjuangkan kebahagia adalah hal yang benar adanya.

" ko suka betul juga rabia badi? "
Tanya aco dengan wajah serius

Dari pada menyesal akhirnya aku jujur saja toh dia kawanku sejak kecil pasti dia bisa mengerti keadaanku

" sapa yang nda suka dia "

" io kah, jadi bagaimna mi ini wawan juga da suka rabia, nda mungkin kita mau perebutkan 1 cewe la "

" mo di apa mi co, masalah hati nda ada yang tau la "

" itu mi juga "
" biarkan pale dia saja yang tentukan sama siapa da mau pacaran? Asal jangan saling menjatuhkan la "

Sambung aco dengan durasi cukup cepat

" io nah, dan sapa pun yang da pilih jangan ada yang iri apa lagi merusak persahabatan ta la "

" ada juga hanya karena cewe kita mo bertengkar pa "

" mo di tau ka hatinya orang la "

Hari itu kami sepakat untuk tetap mendekatinya dan membiarkan semua keputusan berada di tangan rabia, walaupun tanpa wawan tetap kami yakin kalau dia akan setuju setuju saja kala itu


Sabtu, kendari, 15 agustus 2015.
Hari yang cerah dengan sedikit awan menghiasi pagi hari.
Di kota kecil dengan penduduk yang tak terlalu ramai aku pun berangkat sekolah dengan menggunakan motor milik ayahku. Dengan mengaja serta agus. Kenapa agus sebab hanya ada dia di pagi itu jadi berangkatlah kami.

Sesampainya di sekolah awan berganti kelam, pertanda mau hujan.
Kelas berlalu dengan di temani rintik sisah sisah hujan.

Mungkin tak ada yang spesial di hidupku kala itu, kegitaan pun terbilng cukup membosankan, pagi harus berangkat sekolah, di sekolah belajar, lalu pulang, di komplek kami bermain.
Monon memang tapi cukup membuat kami bahagia.

Jujur saja sebenarnya saya sedikit merasa sulit untuk melanjudkan cerita ini sebab hal hal tersebut sudah cukup lama berlalu dan tak semu kejadian kala itu yang benar benar ku ingat, tapi saya akan berusaha agar cerita ini tidak monoton seperti deskripsi hidup saya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang PemimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang