Aku yang beruntung

1.3K 275 79
                                    

Tahun ini tahun pertama sekolah.
Beruntungnya aku yang dapat berteman dengan para anak rajin. Memang kuakui, cara bercandaan mereka tidak sesuai seleraku. Memang kuakui, terkadang mereka membahas tentang para gadis yang senang melepas-lepas jilbab mereka untuk foto yang keren.

Begitu pula aku.

Lantas aku langsung mengalihkan pembicaraan karena aku mulai risih.

Di tahun pertama sekolah ini, ternyata tugasnya tidak main-main, untung saja benar-benar untung saja, perkumpulan anak rajin ini selalu mengirim tugas ke grup mereka.

Memang ada porsinya sendiri, si A bagian perhitungan, si B bagian catatan, si C editor, si D bagian pengerjaan lks.

Dan aku? Tentu saja aku yang mengunduh jawaban dari mereka itu.

Sampai aku sadar, salah seorang dari mereka sepertinya sadar perilaku-ku ini. Lantas, langsung saja aku membuat sedikit konflik dan sengaja menyalahkannya. Dia bersikap tak acuh. Yah itulah dia.

Beberapa hari kemudian, mereka sadar. Karena itu aku menghindari mereka dengan sanggahan tak cocok pada mereka.

Setelah berpisah dengan mereka, aku bergabung dengan kelompok super santai di kelas.

Lantas aku sadar, nilaiku semakin menurun dan aku makin berani membuka ponsel saat ujian.

Yah asal tahu saja, aku senang sekali membuat keributan dengan mantan temanku dalam percakapan online baik masalah tugas ataupun lainnya.

Tapi sayang sekali, nyaliku tidak sanggup menatap mereka saat di kelas. Mataku tertuju pada lantai sembari mencari kutu yang bersembunyi.

PertemananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang