Awal Kedatangan

28 2 0
                                    


   Disuatu kota bernama Seoul, Korsel, tinggalah sebuah keluarga dari Indonesia yang baru saja pindah.

   Mereka sedang membereskan barang-barang yang mereka bawa dari Indonesia.
  
   Keluarga itu terdiri dari seorang ayah(pak Ahmad),ibu(bu Aisya),dan tiga orang anak mereka bernama Hilal Ramadhan, Khadijah Chairunnisa,dan Hakim Al-Amir.

   Mereka pindah ke Seoul karena pak Ahmad dipindah tugaskan dari perusahaannya di Padang, Sumbar, Indonesia.

   Pada hari pertama pindah, mereka masih sibuk membereskan barang - barang dan menyusun peralatan mereka.

   Dan setelah barang-barang mereka tersusun rapi,Hilal merenung di depan rumahnya.

   Ia memikirkan bagaimana ia akan beradaptasi di kota ini.

   Karena dulu ketika SMP,ia sekolah disebuah pesantren yang mendidiknya untuk selalu mematuhi perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya,juga meningkatkan keimanannya.Intinya pelajaran yang membuat hatinya menjadi tenang karena-Nya.

   Dan ia tidak mau menghilangkan pelajaran yang sangat berharga yang ia dapatkan di pesantren.

   Hilal berfikir seperti itu karena ia mendengar hal-hal yang tidak baik dari Korea tentang masalah pergaulannya.

   Tiba-tiba,datanglah adik-adik Hilal. Yang melihat Hilal dengan wajah sedih.Kemudian mengejutkan Hilal.

   "Bang Hilaaal......"kata Khadijah dan Hakim.Tetapi di dominasi oleh suara Khadijah.

   "Astagfirullahal'azhim...",spontan Hilal mengucapkannya.

   "Dijah, Akim,kenapa kalian dek.Astagfirullah...,abang benar-benar terkejut dek.. ",sambil memegang dadanya.

   "Maaf bang ilal..,tapi tadi Dijah sama Akim liat bang ilal lagi sedih, terus sendiri lagi.Dari pada nanti ada yang ganggu,mending kami gangguin.iya kan dek?.. hehe... "

   "Iyaa.. "jawab Hakim polos.

   "Kamu tu ya Dijah emang hobi gangguin orang, ajak-ajak Akim lagi. "sambil menggelitik Khadijah.

   "Ampun bang...  Dijah kan soswet, nggak mau liat abang ilal sedih. Kalau senyum gitu kan, abang lebih ganteng... "kata Khadijah sambil berlari.

   "Ah..  kamu ini Dijah"kata Hilal dengan muka memerah.

   Lalu Hilal menghadap ke arah Hakim dan memegang pundak Hakim sambil berkata "Akim jangan ikut-ikutan kayak gitu lagi ya...  nggak baik dek."

   Kemudian Hakim hanya mengangguk sambil tersenyum.


       Assalamualaikum akhwat wa akhi fillah. Ini cerita pertama ana mohon kritik dan sarannya ya. Syukron...
Dan jangan lupa vote dan comen ya..

  

Muslim In KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang