Hilal Anak yang Sholeh

30 2 1
                                    


   Kemudian mereka pun masuk ke dalam rumah dan melihat ada bu Aisya disana.

   Lalu Hilal pun mendekati bu Aisya yang sedang duduk di ruang tamu.

   Sementara Khadijah dan Hakim ke dalam kamar karena mereka lelah membereskan barang-barang tadi.

   "Ummi, Dijah sama Hakim kekamar dulu ya, soal nya kami capek kali Ummi".

   "Iya nak.. istirahat ya..."kata Ummi.

   "Iya ummi",jawab mereka serempak.

   Mereka pun pergi ke kamar untuk istirahat.

   Setelah itu, Hilal masih memikirkan hal yang ia renungkan tadi.

   Kemudian ia menanyakannya kepada bu Aisya.

   "Ummi nanti masih ada mentoringnya mi?"

   "Mentoring, emang kenapa nak?"

   "Nggak ada ummi ilal mau memastikan aja mi".

   Bu Aisya tersenyum,"Masih nak.., nanti abang perginya kerumah ustadznya lansung atau ke mesjid kalau ustadnya ngak bisa dirumah. Oh iya...  teman-teman abang juga banyak disini, karena teman-teman abi juga ada disini. Jadi insya allah abang nggak kesepian."

   "Iya mi? Alhamdulillah... ilal kira ngak kayak gitu mi"

   "Iya nak, Alhamdulillah",jawab bu Aisya sambil mengelus kepala Hilal.

   Setelah beberapa detik hening, bu Aisya berbicara,"Jadi karna itu, tadi abang melamun?"

   "Hmm... iya mi, ilal memikirkan bagaimana cara tetap istiqamah disini mi. Ilal ingin menjadi seorang pemuda yang tangguh mi. Do'akan ya ummi."

   "Iya nak, ummi do'akan mudah-mudahan keinginan kamu dikabulkan oleh Allah.. Aamiin.." berhenti sejenak. "Abang emang anak ummi yang sholeh"lanjut bu Aisya.

   "Aamiin... makasih ummi. Seorang anak yang sholeh dididik oleh ibu yang sholehah"kata Hilal.

   Bu Aisya memeluk dan mencium kepala Hilal. Ia sangat bersukur kepada Allah karena diberikan anak yang sholeh.

  

 
            

  

Muslim In KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang