"Sayang, jangan peluk-peluk ah, tempat umum ini," ucap Nana saat Woojin terus memeluknya dari belakang.
Woojin malah mengeratkan pelukannya di pinggang Nana, "Ya habisnya mereka liatin kamu terus, kalo aku nggak gini nanti mereka nggak tau kalo kamu punya aku," ucap Woojin menatap tajam segerombolan remaja laki-laki yang ketahuan mencuri-curi pandang pada Nana.
"Mana? Yang rambutnya blonde itu, kak? Ganteng ya,"
"Ck, Nanaaa," rengek Woojin.
"Lagian aku cintanya cuma sama kamu, sayang," ucap Nana membuat Woojin melepas pelukannya dan berpura-pura sibuk memilih selai.
Nana tertawa pelan, ia tahu persis Woojin sedang salah tingkah, "Kak, ayo kesana pilih sayur,"
Woojin mendorong troli yang sudah hampir terisi penuh mengikuti Nana.
"Wiihh, asparagus, beli ini ya, kak," pinta Nana dengan antusias saat melihat dan memilih asparagus segar di hadapannya.
"Beli semua yang kamu mau, Na, nggak perlu ijin sama aku,"
"Kalo aku mau beli kado buat Guanlin boleh nggak, kak?" tanya Nana.
Raut wajah Woojin berubah menjadi sangar, ia tak suka nama Guanlin terucap dari bibir kekasihnya, "Kamu udah tau jawabannya," ketus Woojin.
"Boleh ya kakk? Dia udah banyak bantuin aku di ujian praktekk," rengek Nana.
"Nggak,"
"Kaaakk, aku nginep lagi dehh,"
"Sekali aku bilang enggak tetep enggak, Nana," tegas Woojin merasa kesal dengan permintaan Nana.
"Yaudah," ucap Nana, ia kembali memilih sayuran di hadapannya dengan wajah masam.
"Tapi ngasihnya harus bareng aku," ucap Woojin tiba-tiba, ia terpaksa menuruti keinginan Nana karena tak mau kekasihnya terus cemberut.
Nana memperhatikan keadaan di sekitarnya dan berjinjit mencium bibir Woojin usai memastikan di sekelilingnya tak ada orang, "Makasih, sayang,"
"Ck. Cuma kali ini aja loh, Na,"
"Iyaa. Kalo kamu mau aku kadoin apa pas nanti ultah?" tanya Nana sembari melilitkan tangannya di lengan kekar Woojin dan berjalan menuju kasir.
"Nggak usah, aku udah punya semuanya,"
"Yaudah nanti aku kasih yang spesial buat kamu,"
"Apa?"
"Nanti nggak surprize kalo aku kasih tau sekarang," ucap Nana yang sebenarnya juga belum tau akan memberikan hadiah apa pada kekasihnya.
Woojin membayar seluruh barang belanjaan mereka dan berkeliling dalam mall dengan tangan bertautan, seluruh belanjaan mereka sudah diletakkan di mobil oleh suruhan Woojin. Ia bermaksud untuk mampir ke sebuah gerai merk ternama dan hendak membelikan Nana berbagai sandangan mewah, namun langkah Woojin malah terhenti di depan gerai mainan yang menjual berbagai action figure.
Mata Woojin berbinar saat memandangi berbagai macam figure dari luar toko, "Sayang, mau masuk?" tanya Nana. Woojin mengangguk lucu seperti anak kecil yang diajak membeli mainan oleh orangtuanya.
"Ayo,"
Woojin sampai melongo saat memandang kagum action figure di hadapannya, ia menyukai yang ini, "Kalau pengin beli aja, sayang,"
"B-boleh, Na?" Walaupun Woojin membeli dengan uangnya sendiri, namun ia terbiasa meminta izin Nana saat akan membeli barang mahal.
"Nggakpapa, lagian kamu udah lama nggak beli beginian,"
"Makasih ya Na," ucap Woojin dengan antusias dan ia meminta pelayan untuk mengemas salah satu action figure pilihannya.
"Ohiya, kak," panggil Nana saat mereka kembali berkeliling.
"Hm?"
"Aku mau beli bra dong, soalnya bra aku sekarang pada sempit nggak tau kenapa, padahal aku biasa pake ukuran yang itu," ucap Nana membuat Woojin menyeringai puas tanpa Nana melihatnya.
"Ayo,"
Woojin membiarkan Nana memilih sendiri bra apa yang akan ia beli, berbeda dengan nanti saat mereka sudah menikah, Woojin akan memilih pakaian dalam sexy dan memaksa Nana memakainya jikalau kekasihnya itu menolak.
"Yuk, kak,"
"Belinya cuma segitu?" tanya Woojin.
"Iya, barangkali 'itu' aku tambah gede gara-gara aku mau mens, kak," ucap Nana dengan polos.
"Cukup?"
"Harusnya sih cukup,"
"Yaudah, kalo kurang jangan sungkan minta beli lagi, Na,"
"Iya sayang,"
***
"Maaf, Na. Aku nggak bisa lawan nafsu aku buat nyentuh kamu," lirih Woojin sembari meremas benda favoritnya, ia memainkannya dengan lembut berharap gadis itu tak tahu perbuatan Woojin selama ini. Sesekali Nana melenguh dalam tidurnya.
Woojin memang hanya menyentuh bagian atas tubuh Nana, namun Woojin telah berjanji pada Nana untuk tak melewati batas selama mereka masih hanya sepasang kekasih.
Woojin membenarkan pakaian Nana dan kembali menyelimuti kekasihnya usai puas bermain dengan benda favoritnya. Nana kembali tertidur lelap usai beberapa saat yang lalu tidurnya terganggu dengan ulah Woojin.
"Maaf sayang," lirih Woojin lalu menciumi wajah cantik Nana, ia memeluk Nana dan ikut terlelap dalam dekapan hangat tubuh Nana.
***
Part ini gaje dan pendek, gatau deh nyambung apa enggak😭
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posessive Woojin
Mystery / ThrillerPemarah, pemaksa, harus diturutin semua maunya, itu Park Woojin. Start : 26 Maret 2019 Finished : -