Gym

4.8K 361 39
                                    

"Kamu kok sibuk mulu sih, kak? Aku kangen," ucap Nana.

"Maaf,"

"Kantor lagi ada masalah, ya?"

"Enggak, Na,"

"Terus kenapa sekarang jarang bisa ketemuu?" rengek Nana.

Dibalik telfon, Woojin tengah tersenyum gemas membayangkan Nana merengek padanya, sejujurnya ia juga sangat merindukan Nana.

"Besok nggak ada kelas kan?"

"Nggak ada,"

"Dijemput besok atau malam ini?"

"Kakak udah nggak sibuk?" Pekik Nana senang.

Woojin ikut tersenyum senang, "Iya,"

"Pengennya sih malam ini, tapi besok aja dehh, aku mau nugas soalnya,"

"Jam sembilan tidur,"

"Iyaa, kamu udah makan?"

"Udah,"

"Aku tutup, ya? Mau nugas dulu keburu malem,"

"Iya,"

Tut

***

Nana memeluk erat Woojin saat Woojin sampai di apartemennya. Sejak Woojin baru datang, Nana telah merasakan ada hal yang berbeda dari Woojin.

Nana merasa pelukan Woojin lebih hangat, ia juga merasa dada Woojin lebih bidang dari biasanya.

"Ayo berangkat," ucap Woojin.

"Cium duluu," ucap Nana sembari tersenyum jail.

"Nggak mau," ketus Woojin salah tingkah.

"Yaudah aku yang cium deh,"

Nana berjinjit dan mencium bibir Woojin sekilas.

"Aku sayang kamu, kak,"

"Iya,"

Selama pacaran, Woojin hanya sekali menyatakan perasaannya saat pria itu meminta Nana untuk menjadi kekasihnya. Woojin tak pernah memanggil Nana dengan sebutan sayang, ia juga terlalu malu untuk mencium Nana saat gadisnya ini yang meminta, Woojin lebih suka tiba-tiba mencium dan melumat bibir Nana seperti waktu itu.

Dalam hati, Woojin merasa bersalah tak bisa menjadi pacar romantis seperti sahabatnya, Jaehwan. Ia takut Nana akan meninggalkannya, itulah sebab Woojin posesif dan pencemburu.

Nana tersenyum pada Woojin, namun Woojin tahu, terbesit rasa kecewa yang terlihat di mata Nana.

"Maaf, Na,"

"Kok tiba-tiba minta maaf?"

"Ngecewain kamu,"

"Kakak selingkuh?!" tanya Nana panik.

"Bukan Na," Woojin memeluk Nana erat, membiarkan tubuh Nana bersandar padanya.

"Maaf, nggak bisa jadi yang kamu mau,"

"Emang aku mau kamu kaya gimana?"

"Jadi pacar romantis,"

Nana terkekeh pelan, "Gini aja udah cukup buat aku, sayang," ucap Nana.

Nana sangat mencintai Woojin meski pada nyatanya cinta Woojin lebih besar darinya. Walau terkadang terbesit rasa iri dengan perlakuan para pacar sahabatnya, Nana selalu berusaha menghilangkan rasa iri itu dan hanya berfokus pada Woojin.

My Posessive WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang