O46

3.9K 768 105
                                    

"jonathan turunkan kaki mu! gaya duduk kau itu ya udah macam uwak-uwak nongkrong di warung kopi."

yang ditegur hanya mengeluarkan sebuah cengiran menyebalkan, tidak mengubah posisi sedikit pun karena merasa masih ingin menikmati pada posisi duduknya dengan kaki kanan yang naik ke atas bangku sedangkan kaki yang satunya lagi bebas berayun di bawah sambil menyedot minuman lattenya yang belum habis.

lagian tidak ada orang lain yang melihatnya, dilapangan basket cuma hanya ada mereka berdua, wonwoo bersama daniel. juga semua guru kemungkinan sudah pada pulang atau sebagian mungkin masih pada di kantor. dan beruntung saat wonwoo balik ke sekolah, daniel masih berada di lapangan. bukan tanpa sebab daniel masih berada di lapangan, cowok yang juga keturunan dari medan itu tiap hari jumat ada latihan basket. sembari menunggu teman lainnya balik dari jumatan daniel pemanasan dulu lah sendirian.

sempat heran melihat wonwoo datang menghampirinya ke lapangan, ia tadi melihat kalau wonwoo sudah pulang bersama hyunbin tapi kemudian keheranannya terganti dengan rasa cemburu begitu wonwoo menjawab ingin menunggu mingyu selesai rohis.

lagi-lagi mingyu, daniel tidak menyukai kedekatan mereka pada akhir-akhir ini. beruntung kecemburuannya tidak terlihat oleh wonwoo.

daniel berdecak, sebal omongannya sama sekali tidak digubris oleh wonwoo, "jonathan turunkan kakimu atau ku lempar bola ini ke muka kau?" cuma menggertak doang, mana pula daniel tega melempar bola ke wajah orang yang disukainya.

"iya opung niyel iya," wonwoo mencibir sebal walaupun begitu kali ini menurutin perkataan daniel.

dikatain opung membuat daniel berlari kecil menghampirin wonwoo untuk mencubit pipinya. enak aja dikatain opung daniel tidak setua itu.

“panggil apa tadi kau?”

"opungㅡ akh! niyel sakit!"

“biarin, rasakan nih.”

"sakit bodat!"

“haha.”

“si paok ini malah ketawa. lepasin setan! ku gigit juga nih tangan kau.”

untuk terakhir daniel mengacak gemas rambut wonwoo yang langsung dihadiahi pukulan dari sang empunya.

“biasa anak rohis lama bubarnya, kemungkinan sampai sore.” ujar daniel yang duduk disamping wonwoo.

“ya gapapa, selagi ada kau masih disini aku gak kesepian.”

daniel mengulas senyum tipis dengan wajah tertunduk, hatinya berdebar. ingin rasanya daniel segera mengutarakan bahwa dirinya menyukai pada wonwoo. tapi daniel sangat cemen, ia takut wonwoo akan tidak nyaman atau malah akan menjauhinya? tidak, daniel tidak mau itu terjadi. mungkin ia lebih baik untuk diam lagi.

“ARDHANU!”

teriakan wonwoo membuat daniel untuk mendongak. benar di depan sana ada mingyuㅡ habis selesai jumatan yang sedang diam berdiri begitu melihat wonwoo berlarian buat menghampirinnya. pemandangan selanjutnya wonwoo terkekeh kecil saat mingyu seperti sedang memarahinya.

daniel bangkit berdiri, lalu pergi dari lapangan.


tidak ingin menambah sakit hati.
















Dititipin »meanie«Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang