-Seanzha POV-
"Seanzha!" Teriak pak Adit, pelatih basket di sekolah gue. Ada apa ya pak Adit manggil gue?
"Iya pak?" Tanya gue sambil mendekati pak adit
"Hari ini saya pulang cepet ya, saya mau kamu yang ngelatih anak2. Bisa kan?" tanya pak Adit santai
AH ELAH MALES BANGET GUA. ASDFGHJKL. Tapi apa boleh buat sih.....
"Bisa paaak, gampang" ujar gue. EH EH BEGO GUA NGAPAIN NGEIYAIN SEGALA AZZ
"Oke zha, bapak pulang dulu ya. Nanti kalau udah selesai tolong bolanya dibalikin ke ruang olahraga" ujar pak Adit dengan senyumnya. Ah males banget sumpah. Tapi gua punya tanggung jawab sebagai kapten basket, jadinya mau gamau deh.
"Oke pak" jawab gua.
"WOYYYYY" sahut gue ke anak2
"Paan sih?" Tanya bram yang ngedeketin gue sambil nge dribble bola basketnya.
"Suruh anak2 kumpul gece"
"Iye capt selo"
*skip*
"Woyyy hari ini pak Adit pulang duluan, gua disuruh ngawasin lu lu pada latihan. Nanti jangan lupa abis selesai ekskul masukkin bola nya ke ruang olahraga oke?" Ujar gue pelan2 ke seluruh anak basket. Tiba2 muncullah ide di benak gue, daripada gue bosen ngeliatin mereka latihan mendingan kita tanding aja bisa kali.
"Eh eh gimana kalo kita tanding aja. Nanti dibagi jadi 2 tim. Gimana tuh?" Tanya gue ke anak2
"Nah gitu aje" sahut mereka kompak.
"Oke deh, yaudah gua ikutan juga yak. Bagi jadi 2 tim gece" perintah gue sebagai kapten basket
-Raina POV-
"Rain!" Sahut seseorang dibelakangku. Seketika aku menoleh, ternyata yang memanggilku adalah Tasya, sahabatku sejak aku kecil. Tasya bisa dibilang anak famous karena dia cantik. Harus kuakui dia memang cantik. Sangat cantik. Kadang aku iri dengannya, sudah supel, cantik, anak cheers, ramah, banyak yang suka dengannya termasuk guru2, pintar pula.
"Kenapa syaa?" Tanyaku
"Belum pulang lo? Udah jam segini loh" tanyanya sambil melihat jam tangan yang ia pakai di tangan kirinya.
"Ah engga sya, aku lagi pengen pulang sore aja" jawabku.
"Yah elah, tumben amat? Apa jangan jangan.......... LO LAGI NGELIATIN ANAK BASKET YAAAA? CIEEEE. SUKA SAMA SIAPA LO?"
"Eng-eng-engga!" Bantahku.
"Sepik ah lu"
"Engga tasyaaa. Seriusan" ujarku meyakinkannya.
"Halah bercanda rainnn" ujarnya sambil menoelku. Ah hampir saja. Kalau dia tau aku suka kak seanzha, pasti susah urusannya.
"Hahahah dasar" kataku dengan senyum.
"Pulang bareng yuk, rain?" Tanya Tasya kepadaku. Ya, memang rumah kita jaraknya tidak terlalu jauh, kita tinggal di komplek yang sama tetapi kita berbeda jarak 6 rumah.
"Engga ah sya, nanti aja aku pulangnya" jawabku.
"Hish yaudah gue pulang duluan yaaa" seketika Tasya langsung lari menuju tangga
"Iya syaaaa, hati2 ya!" Teriakku sambil melambaikan tangan kepadanya.
Ah Tasya kan udah pulang, sekarang bisa nontonin kak Seanzha puas deh! Hahahahah.
-Seanzha POV-
"WOY WOY OPER KE GUA GECE" teriak gua saat pertandingan berlangsung.
YES! sekarang bola udah ada di tangan gue. SHOOT! MASUKKKK! WOOHOOOOO! Seketika gua langsung memeluk temen yang ada di sebelah gue. Hahahahahay, ati2 makanya kalo gue udah main.
"WOY UDAHAN YUK? MENDUNG INI" teriak salah satu anggota tim lawan gue, Rafly.
"Yaudah yuk" jawab gue meng-iya-kan ajakan Rafly untuk segera menyelesaikan pertandingan ini.
Seketika anak2 langsung pulang. Mana bola nya belum dibalikkin lagi. Kurang ajar. Mau gamau harus gua lagi deh yang ngebalikkin semua bolanya zzzz.
"WOY KAMPAY. BOLA NYA BALIKKIN DULU KE RUANG OLAHRAGA WOY" teriak gua sebisanya. Tapi ga ada yang mau balik ke lapangan. Kurang ajar.
"Kak seanzha!" Sahut seseorang dibelakang gue, kayanya suaranya familiar deh?
"Apa?" Dengan tampang judes, gue membalikkan badan gue.
"Eh........RAINA!" sontak aja gue langsung teriak. Ya orang ternyata dia yang manggil nama gue.
"Hehehehehe" ketawanya. Ketawanya lucu argh.
"Tawa aje lo. Ngomong2 ngapa manggil2 gua?" Tanya gue canggung.
"Tadi aku ngeliat kakak sendirian dibawah, jadinya aku sapa aja. Ga ganggu kan kak?" Tanya raina pelan
"Hahahahahah engga kok rain" jawab gua santai
"Eh? Lagi ngebalikkin bola ya kak? Sini aku bantu" ujar raina sambil mencoba merebut bola dari tangan gue. Tiba tiba tangan gue dan dia bersentuhan. Aneh. Rasanya aneh. Itu yang gue rasa. Tapi, gue suka sentuhan tangannya dia.
-Raina POV-
Kita berdua membeku. Gak tau apa yang harus kita lakukan. Lalu langsung saja aku lepaskan tanganku dari tangannya.
"Eng.....maaf kak....." ujarku pelan.
"Errr......... iya iya selo aja" jawab kak seanzha. Mukanya seperti orang tersipu, apa jangan2........ah sudahlah. Pikiranku mulai meliar lagi. Tiba2 gerimis. Langsung saja aku dan kak Seanzha lari mengambil semua bola yang tersisa di lapangan dan memasukkannya ke ruang olahraga. Tiba2 hujan langsung deras. Aku dan kak Seanzha hanya bisa duduk terdiam sambil menunggu hujan reda. Tapi aku teringat, bahwa aku selalu sedia payung di tas ku. Sayangnya, hujan terlalu deras sekarang. Tetapi ya sudahlah, nikmati saja hujan ini. Bau hujan yang membuatku tenang, membuatku nyaman disini berdua bersama kak Seanzha.
-Seanzha POV-
Oke, sekarang gue gatau harus ngapain. Hal yang gue bisa lakukan sekarang ya hanya ngeliat dia menikmati hujan ini. Indah. Hanya kata itu yang bisa mewakili semua tentang Raina. She's too beautiful to be a human. Somehow i can feel her warm heart right now.
"Lo suka hujan ya?" Tanya gue memecah keheningan ini
"Iya kak, aku suka hujan. Suka banget. Apalagi baunya nenangin banget. Aku suka hujan karena saat itu kita harus berteduh, ya kaya hidup. Kita gak bisa melakukan semua hal dengan tergesa2, kadang kita harus berteduh dulu. Hidup itu bukan untuk menunggu hujan reda, tetapi belajar untuk menari di bawah hujan." Ujarnya sambil melihat air hujan yang jatuh dengan senyumnya yang khas itu. Gue meleleh.....entah kenapa gue suka kata2nya
"Oh iya kak, mungkin aku suka hujan karena namaku raina kali ya? Rain bahasa indonesianya kan hujan soalnya hahahahaha" ujarnya lagi.
Gue rasa gue udah jatuh cinta saat ini. Apa apaan ini. Gue udah mencoba untuk ga jatuh cinta sama orang. Tetapi Raina bisa ngebuat gue ngerubah pikiran gue.
"Eh kak! Ujannya udah redaan tuh"
"Eh iya" jawab gue
"Aku bawa payung nih, mau pake ga kak?" Tanya Raina lembut
Seketika gue langsung mengambil payungnya tanpa basa basi dan langsung membukanya
"Udah sini. Berdua aja." Ujar gue. Lalu gue menarik tangannya dan menempatkan dia tepat disamping gue.
"Eng.....i-i-ya kak...." ujarnya terbata2, pipinya memerah. Lucu.
Bersambung......
KAMU SEDANG MEMBACA
200%
Teen FictionDisaat Raina mengagumi seseorang dan tiba tiba orang yang ia lama tunggu akhirnya kembali dalam hidupnya.