Melebur untuk Pertama kalinya

5 1 0
                                    

Melebur
Pagi itu kulihat ponsel ku kembali.Ucapan selamat pagi,selalu menjadi obrolan pembuka sebelum ku lanjutkan bertanya sedang apa?.
Dan obrolan kecil kita,bermula disini.Kedekatanku dengan sang gadis yang sedari waktu itu sempat membuat jagad raya ku berhenti,kini semakin dekat.Aku jadi lebih mengenal tentang dirinya.Mulai dari kuliahnya yang kini di semester akhir menjelang kesibukan dengan urusan skripsi,tentang hobinya membaca,tentang keseharian nya itu dia ceritakan padaku layakna teman terdekatnya.
Walau kita lebih sering berbincang di ponsel dengan jari kita dibandingkan,berbincang langsung dengan mulut kita.Aku yakin cinta bisa tumbuh di mana saja dan dari siapa saja.Bahkan dari obrolan ringan di dunia Maya sekalipun.
Hari ini hujan lebat mengguyur  sore ini.Ada nikmat yang Tuhan titip kan di tiap tetes nya,walau terkadang banyak dari kita yang mengeluh akan kehadirannya.Sebelum beranjak pulang,tepat 5 meter di samping kanan kafe ku lihat Erna sedang duduk sendiri.Sepertinya dia tidak bisa pulang karena hujan.
“Sendirian aja,er?” tanyaku sambil membawa jas hujan guna menutupi ku dari hujan.
“Iya nih lagi nunggu jemputan”
“Bareng aja yuk,kebetulan jok belakang ku kosong”
“Gak lah ti,makasih buat tawaran nya takut ngerepotin”
“Udah ikut aja,gak usah nolak”.Tanpa sadar ku tarik tngn Erna menuju motor ku.
Perjalanan kita hanya ada hujan,hujan,dan sekali lagi hujan.Sesekali ku lihat dari kaca spion paras cantik,yang sedikit tertutup jas hujan karena kondisi kota ini masih d guyur hujan yang begitu lebat.
Di perjalanan ku rasa ada yang bergerak di pinggang ku.Ternyata benar itu tangan kanan Erna yang sedang melingkar di pinggang ku,entah karena kedinginan atau karena takut jatuh bukan karena ada rasa lain.
Begini y rasanya di peluk dari belakang.begitu hangat, sampai memcah kedinginan hujan.
“Dah! stop ti,Ini rumahku.Mampir bentaran ya”.Ucap gadis memecah kenyamanan ini.
Lalu kita turun.Belum Erna ketuk pintu,keluar ibu-ibu dan ternyata itu ibu nya Erna.Langsung ku cium tangan ibunya Erna.Dan tanpa basa basi langsung ku pamit pulang karena waktu yang semakin senja.Walau sempat di tahan untuk singgah sebentar.Tapi dengan maaf kapan-kapan saja ku balik ke sini.
Senja sudah terlihat jelas,mengantarkanku pada kepulangan kembali ke kedeiaman menjemput malam.
Rintik demi rintik terasa jelas terjatuh lalu membasahi pelipis lewat kaca helem yang tak ku tutup sedari tadi pulang dan bertemu langsung dengan ibu yang melahirkan bidadari itu.
Beruntung sekali orang-orang yang pernah singgah di hati mu.
Dan sungguh bodoh sekali orang-orang yang telah menyia-nyiakan kesempatan emas itu.
Dan aku tidak mau menjadi salah satu orang yang bodoh itu.Aku hanya ingin jadi orang yang beruntung seperti mereka.Namun untuk selamanya bukan se adanya.Namun berhakkah aku memilikimu?.
Erna,tolong beri ku kesempatan itu.

Hari demi hari ku lalui.Ku mantapkan kaki untuk pertama kalinya,Melangkah ke rumahmu.Rumah yang kau sebut-sebut sebagai tempat ternyaman itu.Kali ini aku yakin kan hati.
Tok tok tok!!.Ku ketuk pintu ber cat coklat.
“Iya siapa?”.Tiba-tiba muncul perempuan ber jaket merah jambu datang membuka pintu.
“Sakti?”.Dengan setengah terkejut dia tanyakan itu.Lalu mempersilakan masuk.
“Heran ya”.Ledek ku kepada Erna yang terlihat tidak percaya atas kehadiran ku.
“Iya,ku kira kau tak jadi datang”.
“Aku pasti datang kok”.
Sedikit malu itu sudah pasti.Malkum ini pertama kali ku mendatangi rumah Erna,dan untuk pertama kalinya juga aku pergi ke rumah gadis.Namun keadaan tak Secanggung dan se garing yang aku kira,kali ini obrolan kita masih sehangat obrolan kita di dunia maya. Dengan mereka yang begitu akrab di dunia maya namun lemah di dunia nyata.Mereka lebih suka berbincang tanpa tau keadaan sesungguhnya,bisa saja yang kita ajak mengobrol terlihat bahagia di dunia maya namun sedang berduka di dunia nyata atau sebaliknya kita tidak saling tau.Kita lebih sering memberi kode-kode,agar si dia peka atau bisa di bilang merasa.Lewat berbagai status tidak jelas itu,bukan berarti dia peduli akan keadaan mu saat ini.Bisa saja mereka cukup tau dan tak mau terjerat lebih dalam lagi denganmu.
Namun sekarang aku dengan Erna berbincang kian dalam.Bahkan seperti teman akrab yang sudah bertahun-tahun bersama.
Obrolan nya membuat ku nyaman.
Akankah dia begitu?.
Baik lah biar waktu menuntun ku pada episode terindah dalam kisah kami.
Hari sudah mulai siang.Dan baiklah ku biarkan waktu merenggut hari ku disini,karena ada hal yang harus ku selesaikan dulu.Yap bekerja,kali ini aku hanya di izinkan berangkat siang bukan sampai libur seharian.
Sekembalinya ku di kafe.Kali ini suasananya berbeda.Kafe nampak sepi,nyaris tidak ada pengunjung.Yang ada hanya Dede,jenny sama satu orang yang sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca koran di bagian sudut kafe.
Firasat ku benar.Sepi tadi ternyata ada maksudnya.Setelah keluar dari kamar mandi,aku di kejutkan dengan tiupan terompet dan kue ber tuliskan 26 Tahun.
Tak ku sangka mereka ingat ini hari ulang tahun ku.
Pantas saja tadi aku hanya di bolehkan izin setengah hari saja.Dan sepi ini hanya rekayasa,dan orang yang sedang baca koran tadi itu adalah kurir yang ngantar kue ke sini yang sengaja di suruh untuk ikut mendramaritis keadaan untuk mengelabui ku.
Terimakasih Dede,Jenny,pak bos,juga kurir dari toko kue yang tak ku kenal.Hari ini cukup ulang tahun ku yang istimewa,ku harap Erna sebagai teman istimewa.
Rasaku nyaman disini.Pasti inilah rumah.

Sudah banyak ku lalui perjalanan.
Suka duka sudah ku rasa .
Perjalanan ku akankah bertemu pada porosnya?
Ataukah ku pulang saja?
Tapi kemana ku harus ?,tak ada lagi yang bisa ku sebut dengan rumah.
Namun kata nyaman seakan menjawab semuanya.
Bukan tentang siapa yang tidak pernah menyakiti perjalanan ku sampai kini.
Tapi tentang siapa yang selalu ada untuk untuk ku,temani perjalanan
Jiwaku sudah melebur.
Aku temui api yang ku anggap mampu membakar semua keluh kesah ku selama ini.
Jangan pernah padam wahai api.Aku butuh kamu seutuh-utuhnya aku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang