1

41 8 1
                                    

12.30 WIB

"Yaudah gak usah buru buru kenapa sih Za"
Dua gadis berseragam putih abu abu ini berjalan lebih cepat dari biasanya, menjauh dari area kantin menuju kelas yang bisa dibilang cukup jauh.

Sistem moving class membuat beberapa siswa maupun siswi yang kelasnya jauh dari kantin menggerutu kesal.

Pasalnya, kantin lantai dua sedang dalam perbaikan. Alhasil semua siswa yang ada dilantai dua dan tiga harus turun ke lantai satu jika ingin ke kantin.

"Gue gak mau lama lama liat muka tu orang, males gue!" Khanza tetap menggenggam pergelangan tangan Fany selama mereka berjalan.

"Males apa takut susah move on?" Fany tau kalau temannya satu ini sedang menghindar dari seniornya yang sempat menjalin hubungan dengan Khanza.

Tepat satu bulan yang lalu, Khanza tiba tiba menghampiri Fany yang sedang melaksanakan ekstrakurikuler PMR dengan keadaan seperti orang yang baru saja menangis.
Usut punya usut ternyata Khanza baru saja mengakhiri hubungannya dengan Bobby, seniornya yang duduk di kelas dua belas.
Hubungan yang seumur jagung, enam bulan, itu kandas disebabkan Khanza yang tak kuat dengan tatapan sinis siswi-siswi di sekolahnya saat ia jalan berdua dengan Bobby di area sekolahnya.
Bukan hanya itu saja, hampir setiap hari Khanza mendapat surat kaleng yang mengancamnya jika Khanza masih saja berhubungan dengan Bobby, si pengirim surat kaleng itu tak segan segan membuat Khanza tidak akan betah menjalankan aktifitasnya di sekolah.

"Ih! Sampe gue denger sekali lagi lo ngomong susah move on, gue cakar lo Fan!" Khanza melanjutkan jalannya yang tadi sempat terhenti sejenak.

"Becanda kali Za! Jangan ngambek yaaaa"

Khanza dan Fany tanpa sadar sedang berjalan ditengah lapangan utama yang sedang dipakai olahraga siswa maupun siswi kelas sebelas.

Beberapa siswa kelas 11 IPA 3 yang saat ini sedang melakukan pembelajaran jasmani bersiul dan menggoda Khanza dan Fany dengan santainya, padahal Pak Joni selaku guru olahraga sudah memperhatikan dengan tatapan sadis.

"Lu bego banget sih Fan, kenapa lewat tengah coba?"

"Eh gue ngikutin lu kampret!"

Khanza dan Fany berjalan cepat meninggalkan lapangan utama yang menurut mereka sangat tidak aman dan nyaman saat ini.

Di samping lapangan utama, tepatnya di koridor ruang ekstra, Khanza dan Fany berpapasan dengan murid yang diduga adalah senior kelas sebelas IPA 3. Terlihat dari pakaian yang ia pakai adalah kaos olah raga dan ia menuju lapangan utama tempat para murid kelas 11 IPA 3 berolahraga.

Tanpa sengaja Khanza melihat raut muka jutek si seniornya ini. Dan batin julid Khanza langsung berbicara "ni orang cakep cakep mukanya jutek banget gila"

"Khanza!" Fany memukul pelan bahu Khanza, menyadarkan Khanza dari lamunannya.

"Eh!" Kaget, itulah reaksi Khanza saat Fany memukul pelan bahunya.

"Lo kenapa bengong ngeliatin tu kakel sih? Udah jatuh cinta lagi?" Dengan santainya Fany mengucapkan kalimat itu tanpa ada nada berbisik sama sekali.

"Apaan sih? Siapa yang ngeliatin? Udah ah gue balik kelas duluan, lo bacot!" Khanza melangkahkan kakinya menuju kelas dan meninggalkan Fany.

"Lah emang lo liatin dia kok! Tungguin gue Khanza!" Fany berlari kecil menyusul Khanza yang sudah jauh didepannya.

~~~

16.30 WIB

Fany baru saja meninggalkan Khanza di area parkir sekolah karena mobil jemputannya sudah datang.

Khanza yang membawa mobil sendiri, selalu menunggu sampai jemputan Fany datang baru ia beranjak meninggalkan sekolah.

Khanza yang hendak membuka pintu mobilnya, mendadak tak berkutik saat lengan kanannya ada yang menahan.

"Lepasin kak!" Ucap Khanza setelah mengetahui yang menahan lengannya adalah Bobby.

"Aku mau ngomong bentar sama kamu" Bobby dengan raut muka memohonnya mencoba menahan Khanza agar berkenan mendengarkan apa yang akan ia ucapkan.

"Mau apa lagi kak? Aku mau pulang"

"Khanza, tunggu bentar. Kasi kesempatan buat aku ngomong dulu"

"Aku buru buru kak, aku gak mau kemaleman sampe rumah"

"Yaudah, aku anterin ya? Biar aku ngomongnya pas di jalan"

"Mon maap nih kak, gak liat aku bawa mobil sendiri?"

"Iya, pulang pake mobil kamu aku yang nyetirin"

"Aduh gak usah repot repot deh kak, mending kakak sekarang pulang ke rumah pake mobil kakak sendiri! Oke?" Belum sempat Bobby memberi jawaban, Khanza sudah masuk ke dalam mobil dan mengunci pintunya.

Khanza menancapkan gas meninggalkan area parkir sekolah dan meninggalkan Bobby yang berucap lirih "gue tau lo masih sayang sama gue Za"

~My Cold Boy~

Yeay cerita kedua ku publish!
Adrian suatu saat akan lanjut kok cuma gatau kapan HAHAHA
Semoga cerita kedua ini lebih jelas ya dan semoga diterima dengan baik sama kalian:*
Vomment nyaaaa yooo!
I luv u gengs

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang