Di kelelapan tidur malam yang sunyi, aku terbangun oleh suara alaram hp. Suara adzan sudah berkumandang, tapi yah biasa perempuan kalau lagi istimewa. Dikala subuh itu terjadi sedikit percakapan di antara kami
"Sdh mandi?"
"Iya sudah, kalau kamu?"
"Belum, dingin"
" enak tau mandi subuh, badan terasa segar"
Ayam-ayam mulai berkokok dengan suara indahnya. Mengisyaratkan bahwa kegelapan akan berakhir dan keterangan akan segera di mulai. Aku membuka pintu kemudian menyaksikan fajar di halaman rumah sambil menyapu.
"Memang matahari tetbit tak seindah terbenamnya. Namun, aku sangat bersyukur kepada Allah yang telah memilihku untuk menyaksikan keindahan subuh (dimana para malaikat bersama kita). karena tidak semua orang bisa menyaksikannya.Jam 06.50
Matahari sudah bersinar, aku pamit pada Mama dan Papa. Kemudian membunyikan kendaraanku. 5 menit perjalanan dari rumah ke sekolah.***
Bersama Rina aku berjalan di depan koridor kelas, untuk menuju ke kelasku aku harus lewat di depan kelasnya. Dengan perasaan yang malu aku lewat (Pura-pura tidak melihatnya). Waktu itu dia ada di depan lelas bersama temannya.
"Sakia..sakia?"
"(Walaupun malu aku tetap balik ke dia) Iya?"
"Tidak"
"Apaan sih (sambil jalan)"Tak lama kemudian, aku, Rina, dan 3 teman lainnya meninggalkan sekolah menuju Kantor Dinas Pendidikan untuk latihan senam, karena kami akan mewakili kabupaten di hari AksaraInternational.
***
Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam aku mulai memiliki perasaan yang sama dengannya, entah itu karena apa? mungkin karena dia selalu membuatku tertawa dengan leluconnya. Ahh tidak, aku salah! Aku memiliki perasaan yang sama karena cinta itu tidak membutuhkan alasan apapun. Hari demi hari hingga kini meninggalkan bulan yang membawa sejuta kenangan. Tawa, candaan, keluh kesah, kebahagian, masalah, dan pertengkaran telah terjadi. 180 hari bagai mewakili 10 tahun yang belum tentu kita bisa lalu i berasama. 3.744 jam yang di penuhi dengan ratusan cerita yang di awali dengan pertanyaan sederhana. 224.640 detik yang membawa aku memasuki kebahagiaan."Aku takut hal yang sekian kalinya sudah terjadi, terjadi lagi"
"Apa itu?"
"Aku pernah mencintai seseorang, namun entah kenapa dia meninggalkan janjinya. Aku takut itu terjadi kembali."
"Itu tidak akan terjadi, aku akan selalu setia dalam keadaan apapun itu kecuali Allah yang berkehendak lain. Ini bukan hanya sekedar janji aku akan membuktikannya
"Dia juga pernah mengatakan hal yang sama. Apakah itu hanya sekedar janji-janji palsu cowok saja?"
"Kita jalani saja, Aku tidak mau berjanji lagi aku akan membuktikannya. Sudah jangan takut"Hampir setiap hari dia mengatakan bahwa dia tidak akan pergi, dia akan tetap tinggal apapun yang terjadi.
"Aku masih belum percaya dengan kata-kata itu, aku belum yakin. Namun aku kembali berfikir, aku harus percaya. (Di positifin aja deh)."***
Yah...aku akan mempercayai semua omongannya walaupun banyak yang mengatakakan hampir semua laki-laki di dunia pembohong (Jika masih mengungkapkan cinta monyet)
Aku hanya berfikir "semoga dia tidak termasuk di dalamnya."
Semoga omongan yang selalu keluar dari mulutnya di setiap kita vc
"Jangan pernah bosan dan berfikir untuk pergi."
Sedikit demi sedikit semua omongannya itu terbukti.Satu yang kalian harus tau dia cowok yang sangat hobi takraw. Hari itu tanggal 29 bulan april. Di depan kelas aku meliht dia tertawa lepas saat memainkan bola takraw bersama temannya. Akupun turut senyum melihat senyum lebarnya. Namun tak lama kemudian dia istirahat, setelah istirahat lanjut bermain lagi. Tadinya aku yang tersenyum melihat senyumnya juga, berbeda dengan sekarang. Aku kecewa melihat dia, walaupun dia tersenyum lepas? Kalian tau kenapa? Tidak ada sosok perempuan yang tidak kecewa jika melihat orang yang di cintai tertawa lepas dengan sang mantan.!! Aku sebenarnya tidak marah jika dia bermain takraw bersama si Nana yang pernah ada di hatinya, namun pada saat itu hanya ada 4 orang. Dia bersama mantan dan 2 orang itu menjadi lawannya.
Yahh.. apalag dayaku, aku hanya bisa bersabar.Tiba saatnya pulang sekolah, dia memanggilku namun yah bagaimana ketika hati kecewa? Aku hanya berbicara terpaksa. Setelah tiba di rumah aku masuk ke dalam kamar, dan tak lama kemudia hpku bunyi dan itu adalah nada dering ketika chat dia masuk. Aku membuka hp namun membalas chatnya dengan singkat. Dan mungkin karena dia merasa tidak di hargai dia pun cuek balik. Dan di malam itu tidak terjadi percakapan di antara kita. Hingga tiba pertengkaran itu
"Sekarang tanggal 30 dan kamu masih marah?"
"Tidak ada perempuan yang tahan melihat seseorang yang di cintainya bersama sang mantan"
"Jangan salah paham, aku hanya bermain tidak lebih, saat itu dia datang dan mengajak aku untuk bermain, tidak baik juga ketika dia datang dan aku lagsung pergi."
"Aku sudah mengambil kesimpulan bahwa, kamu lebih menghargai perasaan dia di banding dengan saya?? Itu??"
"Tidak, ok, gak usah di perbesar. Aku yang salah, aku yang tidak bisa menghargai perasaanmu. Maafkan aku"
"Aku tidak butuh maaf, aku hanya butuh kamu bisa menjaga perasaanku"
"Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, sudahlah jangan marah lagi"
"Oklah saya tidak marah lagi."
Dan kalian harus tau, di saat pertengkaran kami. Dia sempat berfikir untuk pergi, yah aku yang tidak mau pusing dan berfikir cinta itu tak harus memiliki, aku hanya berkata " jika itu keputusanmu silahkan, aku memang menyanyangimu tapi untuk apa aku tetap tinggal jika kamu sudah meminta untuk pergi."
Setelah ku katakan itu dia langsung menelfon dan marah
" Bodoh, kamu tidak ingat dengan janji aku dan kamu??Aku tidak akan pergi. Aku bukan laki" munafik""Aki hanya menirima"
"Tidak aku tidak akan pergi!"
(Singkatnya saja seperti itu).
Waktu terus berputar hingga permasalahan itu selesai, kita kembali ke suasana seperti biasanya. Di bulan ini, berlalu satu bulan setelah pertengkaran itu. Dan beberapa hari yang lalu dia sudah berkomitmen dan dia mengatakan."Aku tidak ingin marah lagi jika itu hanya masalah yang sepele, karena aku tidak ingin jika pertengkaran yang akan memisahkan kita."
Dia juga berkata "Jika suatu saat dia marah besar karena ulahku sendiri dan lantas dia mengeluarkan kata untuk pergi, aku harus menganggapnya bahwa dia hanya bercanda."Mungkin kalian berfikir setelah dia mengeluarkan itu aku begitu bahagia, bahagia? Iya pastinya tapi sebelum bahagia, justru aku sangat takut. Takut? Iya takut ketika dia lari dari semua perkataannya itu namun aku berfikir lagi
"Aku harus positif thingking."#MaafJikaAdaPenulisanKataYangSalah (ManusiaTidakLuputDariKesalahan).🙏
#Tunggu lagi cerita selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Perasaan di balik Prestasi
Teen FictionHanya karena sebuah prestasi aku akrab dengannya. Ternyata dia adalah orang yang bgitu humoris, setia, dan tulus menyanyangiku.