PENGUIN BROTHERS
"Kami adalah burung-burung yang tak dapat terbang, sampai kami bertemu denganmu.."
.
.
[Dua hari sebelum pindah sekolah]
"Jin!", teriak seorang namja bertubuh mungil kepada namja lainnya yang masih setia memeluk erat gulingnya. "Kim Seokjin!", teriaknya lagi.
Kim Seokjin, yang masih sangat mengantuk, hanya menjawab panggilan namja itu dengan erangan malas.
"Dasar cowok payah!", teriak namja itu lagi karena Jin tidak kunjung beranjak dari kasurnya. "Pasti pulang pagi lagi, deh."
"Nguantuk, Min..", erang Jin. Mungkin maksudnya ingin mengatakan 'Aku masih ngantuk, Jimin.', tapi dia masih terlalu mengantuk dan malas untuk menggunakan bahasa Korea yang baik dan benar.
Park Jimin, kelas 1 SMA, tokoh utama fanfiction ini pun menyindir, "Lama nggak tinggal di kota, sih.. Jadi begini, deh. Sudah siang, tahu! Ayo bangun!", lanjut Jimin sambil menyingkap selimut yang dipegang kencang oleh Jin. "Dewasa dikit, dong! Sudah umur tiga puluh, kan?"
Yang diledek 'tua' akhirnya bangkit dari tidurnya lalu menggaruk-garuk kepalanya, "Aku masih dua-puluh-sembilan."
Seakan tidak peduli pada pembelaan Jin, Jimin berjalan menuju pintu lalu berkata, "Aku mau sekolah dulu. Jaga rumah, ya."
Jin berpikir sejenak. Seingatnya, ini hari Sabtu. "Masuknya kan Senin?"
"Hari ini aku diminta datang oleh pihak sekolah untuk melihat-lihat sekolah terlebih dahulu.", jawab Jimin sebelum benar-benar keluar dari kamar Jin.
"Jimin!", panggil Jin. Jimin pun menyembulkan kepalanya ke dalam karena ia sudah berada di luar kamar namja itu.
"Kali ini jangan buat 'masalah', ya.", goda Jin.
Jimin menampilkan ekspresi datarnya. "Memangnya keinginanku untuk membuat masalah?!", teriak Jimin sambil membanting pintu kamar Jin.
Jimin sudah delapan kali pindah sekolah. Jadi, bukan hal sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Akan tetapi, sepertinya Jimin akan mengalami situasi yang berbeda kali ini...
"Wah.. Besar banget!", pekik Jimin saat ia tiba di BigHit School atau nama bekennya "BHS", sekolah terbesar di prefektur ini. Sekolah barunya.
Jimin berjalan memasuki sekolah barunya dengan semangat. Saking semangatnya, ia tidak menyadari tatapan aneh murid-murid BHS kepadanya.
"Park Jimin!"
Jimin berhenti melangkah karena merasa namanya dipanggil oleh seseorang. Ia berbalik dan mendapatkan seorang namja sedang berjalan ke arahnya. Namja yang tadi memanggilnya itu bertubuh tinggi tegap-sangat atletis, kulitnya agak kecoklatan, dan cukup tampan walaupun memiliki guratan-guratan lelah di wajahnya.
Dia pasti wali kelasku, benak Jimin.
"Annyeonghaseyo.", sapa Jimin sambil sedikit membungkuk.
"Hai. Aku banyak mendengar soal 'keberanian'mu.", kata namja itu. "Kau 'bandel' juga, ya."
Jimin hanya tersenyum kikuk karena bingung harus menjawab apa.
"Aku Kim Namjoon, guru olahraga di sini dan merangkap sebagai wali kelasmu nanti di kelas 1-C."
"Ah, bangapsimnida, seonsaengnim.", kata Jimin. "Mohon bantuannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGUIN BROTHERS ✔✔
De TodoJimin pindah ke BigHit School. Di sana muridnya terbagi dua menjadi White & Black yg saling bermusuhan. Jimin yg tidak suka dgn kondisi seperti itu memutuskan untuk menjadi Grey. Semenjak itu, ia jadi incaran V (anggota Grey), Jungkook (ketua White)...